LIVE IS AN ADVENTURE

I think by traveling you can better appreciate yourself and the different cultures of the world... Enjoy life all around the world. To share with many people with different way of living. To love. To dance with the birds and sing with the wind....

Travelling brings color to my life. I'm travelling for the joy...
"...there is a difference between knowing the path and walking the path" - Morpheus

I am not good at writing but I want to share the adventure in my journey, but I have a lot of photo trips. Let the pictures are going to tell you about this trip ;)

Not only for the destinations, but it's about the journeys...
when you are traveling the time should be yours.

Some in my blog is using Indonesian, If you do not understand Indonesian you can use "Google Translate" at the top left of this blog. I hope this blog can be useful ...


DILARANG MENGAMBIL atau COPY PHOTO-PHOTO DALAM BLOG INI TANPA IJIN!

Sabtu, 12 Desember 2015

Shirakawa-Go in Autumn


Desa OgimachiShirakawa-go


Shirakawa-go merupakan desa kecil yang bersejarah berada di sepanjang lembah Sungai Shogawa di daerah Gifu dan di lembah gunung Ryohaku berbatasan dengan prefektur Ishikawa. Desa lain yaitu tetangganya Gokayama di daerah Toyama, merupakan warisan budaya UNESCO sejak 1995. Desa ini terkenal karena bentuk rumah nya yang khas, mereka menyebutnya Gassho-zukuri yang unik. Arti dari ‘gassho’ adalah tangan terkatup dalam posisi berdoa, serupa dengan bentuk atap dari rumah-rumah di daerah ini. Rumah-rumah yang berada di desa ini sudah tua, bahkan ada yang telah berumur 250 tahun.

Bahagianya saya berkesempatan melihat desa unik ini pada musim gugur di bulan November lalu. Sebelumnya kami menginap di kota Takayama kota yang paling dekat dengan Shirkawa-go. Nah... cerita perjalanan kami menuju Takayama lumayan seru nih... Sehabis city tour Osaka sudah sore dan kami bergegas menuju Shin Osaka stasiun. Perjalanan kami dari Osaka jam 4 sore, dengan menumpang kereta api super cepat Shinkansen akhirnya tiba Nagoya kemudian melanjuti perjalanan menuju kota Takayama sudah malam hari sekitar jam 10.30 pm. Takayama merupakan kota kecil dan pada malam hari sudah terlihat sepi, untung saja ada seorang pria Jepang muda yang baik hati mau mengantarkan kami mencari alamat penginapan yang memang ternyata tidak jauh dari stasiun Takayama, K's House Takayama pilihan kami melepas lelah malam itu.

Mengunjungi Desa Shirakawa-go, kami mengambil paket oneday tour dari Nohibus yang berada di Takayama stasiun. Tiket kami sudah bayar melalui online sebesar ¥6.690 mendapatkan makan siang dan tour mengunjungi 2 desa yaitu desa Ainokura dan desa Ogimachi. Kenapa kami mengambil paket tour lokal? Karena kami pergi hanya berdua, tempat tujuan sangaaaat jauh dari stasiun kereta, ada bus-bus lokal kesana tapi harus turun-nyambung-begitu dan kalau menyewa mobil, pasti sangat mahal kan? setelah kami bandingkan secara seksama: akhirnya kami putuskan untuk mengambil paket tur ini 😉


Suasana Desa Ainokura di Gokayama




Jam tujuh pagi kami sudah siap berangkat tour. Bus menunggu di stasiun Takayama dan berangkat jam 8 pagi, berarti kami masih sempat mencari sarapan pagi di toko Familymart depan stasiun. Cuaca sedikit berawan dan angin yang berhembus meyentuh kulit terasa dingin sekali walau sudah mengenakan jaket... berrrgh.... anginnya menerpa wajah.

Kami naik bus sekitar satu jam dari Takayama. Desa pertama yang kami kunjungi desa Ainokura di Gokayama, desa kecil yang tersembunyi dibalik bukit. Desa ini cuma ada sekitar 20-an keluarga. Ada beberapa rumah yang dijadikan museum dan bisa dikunjungi. Tidak ada transportasi umum menuju desa ini dan penduduknya pun tidak banyak. Saat itu gerimis kecil menyambut kedatangan kami dengan angin yang cukup dingin menerpa wajahku. Desa ini sunyi tidak ada suara canda anak kecil, hanya terlihat beberapa orang dewasa keluar masuk rumah. Kabut sudah mulai turun, lambat laun terlihat menyelimuti bukit-bukit yang mengelilingi desa Ainokura. Rumah-rumah tradisional yang menjadi ciri khas desa ini langsung terlihat jelas. Bentuk atap segitiga inilah yang membuat Shirakawa-Go terkenal di seluruh dunia. Yang menjadi alasan utama desa-desa ini menjadi objek wisata adalah rumah pertanian gassho-zukuri, "disebut gassho-zukuri karena atap jerami mereka terlihat seperti isyarat dengan tangan yang ditekan bersama, menyerupai doa atau tanda ucapan, syukur, hormat atau permintaan maaf ".

Rumah-rumah pertanian ini merupakan bangunan kayu yang dirancang untuk melawan musim dingin yang parah yang merupakan tempat untuk bekerja dan tinggal. Penduduk lokal beradaptasi dengan lingkungan alam dan gaya hidup sosial dan ekonomi, khususnya penanaman pohon murbei dan pemeliharaan ulat sutra untuk produksi sutra yang berada di dalam rumah terletak dilantai paling atas. Industri sutra sangat besar di wilayah Shirakawa-go, karena pekerjaannya membutuhkan ruang tertutup besar untuk tempat tidur ulat sutra dan tempat penyimpanan daun murbei yang berada dilantai paling atas pada rumah gassho-zukuri.

Tidak hanya bentuk yang unik, bangunannya ini memiliki atap yang tebal agar tahan terhadap lapisan salju yang sangat tebal di musim dingin. Di saat musim panas bangunan ini sangat rentan terbakar sehingga di depan setiap unit bangunan terdapat hydran yang disembunyikan di balik kayu sehingga tidak merusak pemandangan yang sangat tradisional itu. Keren banget! Rasanya mau diem aja disitu seharian, hahaha... sayangnya kita cuma dikasih waktu satu jam di desa Ainokura. Jadi mesti buru-buru balik lagi ke bus. Jangan asal nyelonong masuk ke rumah yaa... liat-liat dulu, apakah itu private property atau museum? hehehe.😊


Suasana Desa Ainokura di Gokayama




Kembali ke tempat parkiran, untuk melanjutkan perjalanan ke Ogimachi


Dari Ainokura kita lanjut ke Ogimachi, desa terbesar di Shirakawa-go. Sebelum memasuki desa Ogimachi kami makan siang dahulu di rumah makan yang berada di desa Shiroyama, dengan menu Tenshukaku Lunch yang sederhana tapi lengkap. Setelah selesai kami menuju Shiroyama viewing point yang berada di halaman depan rumah makan tersebut yang memang berada di atas bukit, dimana kita dapat melihat Desa Ogimachi, desa terbesar di Shirakawa-go dari ketinggian, melihat pemandangan desa dengan lebih jelas. Sangat indah!

Dari atas kami dapat melihat rumah-rumah segitiga khas Shirakawa-go yang dikelilingi bukit kehijauan, jalanan utama di Desa Ogimachi dengan deretan rumah yang sangat cantik. Saya membayangkan suasana desa ini di saat musim dingin dengan lapisan salju tebal, .....surely I must visit this place again but in the winter, Amen to that!


Desa Ogimachi di lihat dari gardu pandang Shiroyama

Jangan lupa poto di Shiroyama view point !

Desa Ogimachi di lihat dari Shiroyama


Turun dari bukit kami berhenti untuk melihat Rumah Wada, rumah pertanian gassho-zukuri terbesar di desa yang terbuka untuk umum sebagai museum, meski keluarga masih tinggal di sana. Keluarga Wada adalah salah satu keluarga kaya Ogimachi dan menggunakan lantai kedua dan paling atas untuk sericulture. Rumah yang mengesankan ini berusia lebih dari 300 tahun dan sangat menarik untuk mengeksplorasi bagian dalamnya dan mengetahui lebih banyak tentang produksi sutra dan industri. (Biaya Masuk Wada House: ¥300 per orang, tapi kalau ikut tour tidak membayar lagi)


Momen saat mengunjungi Rumah Wada, Gassho-zukuri

Salah satu Rumah Wada Gassho-zukuri, yang kami kunjungi



Lantai dasar sebagai living room

Berada di lantai paling atas Gassho-zukuri, biasanya tempat bertani ulat sutra

View dari balik jendela Gassho-zukuri


Di Ogimachi, rumahnya jauh lebih banyak. Saat mengunjungi rumah museum sambil ngeliat-liat suasana rumah hingga ke lantai atas tempat perternakan ulat sutra dan terakhir dapat bonus! kami menikmati ice cream Sake *ENAK BANGET!*. 

Dari sana kami berjalan perlahan ke jalan utama untuk menikmati makanan ringan dan bir sebelum kembali ke Takayama. Rasanya sangat spesial berada di sana di "antah berantah" menikmati budaya tradisional Jepang terbaik.

Selesai mengunjungi museum, kita muter-muter di dalam desanya. Ada banyak toko-toko yang menjual makanan khas & souvenir. Kalo punya waktu lebih, coba deh nginep di salah satu rumah penduduk disana. Lumayan mahal sih. Waktu pas saya cari tau berkisar antara ¥.8,500 – 15,000 per orang per malam, sudah termasuk makan pagi dan malam. Semua penginapan di desa ini selalu memasukkan makan malam dan pagi, karena restaurant dan toko yang ada semua tutup jam 17.00. Cuma karena waktu kita mepet banget, kita nggak jadi nginep disana.







Gassho-zukuri atau rumah tradisional dari Desa Ogimachi


saat menikmati makan siang, Shirakawa-Go


Desa Ogimachi sekarang adalah desa turis, banyak dijumpai toko-toko souvenir di setiap sudutnya. Dan siang hari biasanya ramai dengan turis-turis lokal. Salah satu cendera mata khas dari daerah Gifu adalah boneka sarubobo. ‘saru’ artinya monyet, merupakan boneka yang menggambarkan monyet merah tanpa wajah, yang biasa diberikan kepada pasangan yang sedang menantikan bayi mereka, sebagai ucapan selamat dan doa agar bayi yang dilahirkan nanti sehat, tetapi sekarang ini sarubobo sudah dijual dengan berbagai warna, dengan artinya sendiri-sendiri, seperti merah jambu untuk keberhasilan percintaan, kuning untuk rejeki dan keuangan, hijau untuk kesehatan, dll.




Banyak juga warung jajanan atau sekedar minum teh hangat, Ogimachi

Gassho-zukuri di desa Ogimachi






Desa Ogimachi, yang merupakan satu-satunya desa yang paling mudah dicapai dari kota Takayama ataupun Kanazawa. Desa-desa lainnya agak lebih sulit dicapai dengan transportasi umum. Semua bus dari Takayama ataupun Kanazawa akan berhenti di Shirakawa-go bus stop, dari situ bisa berjalan kaki melalui jembatan untuk memasuki desa Ogimachi. Dari area parkir bus kita tinggal berjalan kaki menyeberangi jembatan untuk masuk ke area desa Ogimachi di Shirakawa-go


Jembatan di Desa Ogimachi


keindahan di musim gugur desa Ogimachi

Seandainya... daun-daun pohon berwarna autumn belum berguguran, pasti indah banget!






Sekitar jam 2 pm kita udah naik lagi ke bis dan kembali ke Takayama. Kalo mau tinggal lebih lama juga bisa. Ada 2 jadwal bis yang bisa kita pilih. Tinggal bilang saja sama guide-nya. 2 Bis ini adalah bis umum, jadi kita harus antri dan nggak ada nomor tempat duduknya. Jangan sampe ketinggalan yaaa.... kalo mau pake bis umum buat pulang ke Takayama.




Musim yang paling bagus untuk mengunjungi Shirakawa-go adalah gugur tetapi katanya lebih indah lagi disaat musim dingin, dimana pemandangan desa menjadi sangat cantik, sayang kami datang sewaktu musim gugur… mungkin nanti kembali lagi ke sini pada musim dingin, saat rumah-rumah gassho-zukuri nya tertutup oleh salju putih hihihihi… Hanya saja dalam musim dingin salju nya bisa mencapai tinggi 2m, sehingga jalan menuju desa ini bisa tertutup untuk sekian hari… hiks… tapi patut dicoba…
Tambah penasaran? Pack your things and go there... NOW!




Taman di depan rumah Gassho-zukuri

Toko souvenir di Desa Ogimachi

Boneka Sarubobo dari Shirakawa-Go, yang kecil ¥430 aja!😉



Jangan tidur dalam perjalanan menuju desa Shirakawa-go jika tidak ingin menyesal, kenapa? karena pemandangan yang akan anda lalui indah banget.... melintasi tunnel panjang yang membelah pegunungan, baru kali ini saya melintasi terowongan yang paling panjang saya lalui. Sepanjang perjalanan kita melalui lembah-lembah diantara bukit-bukit berwarna-warni musim gugur dan dihiasi jembatan yang membentangi sungai-sungai diantara rumah Gassho-zukuri yang terlihat berkelompok seperti komplek perumahan kecil.... sungguh indah! 


Salah satu temple di desa Ogimachi


Banyak pohon Kesemek, jadi pengen petik 😁

Gassho-zukuri dibangun menggunakan pahat, tidak ada paku besi

Area Parkiran ada dipusat kota 

Cinderela mesti kembali, karna waktunya balik ke parkiran 😊













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musim Semi Rasa Winter di Dolomites

Dari keindahan alam, laut mediterania hingga bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah, Italia memang merupakan salah satu negara te...