Maneki Neko Porceline |
Minna-san, pasti pernah lihat patung kucing putih yang salah satu tangannya naik-turun seakan-akan mengundang kamu untuk mendekat, kan!? Nah, apa kamu tahu nama, asal-usul, dan juga alasan banyak orang memasangnya di toko mereka? Kalau belum tahu atau kalau kamu ingin tahu lebih jauh tentang asal-usul kucing putih yang imut tersebut, aku akan ceritakan dengan detail ke kamu.
Patung kucing itu disebut Maneki Neko
(招き猫) yang artinya “Beckoning Cat” atau kucing pemanggil pelanggan dan
biasanya juga dikenal sebagai Welcoming Cat, Lucky Cat, Money cat, atau
Fortune Cat. Maneki Neko dipercaya akan membawa keberuntungan kepada
sang pemiliknya. Katanya sih, sang pemilik akan sering kehilangan uang
koin kecil karena digunakan sebagai sesajen atau pengorbanan Maneki
Neko. Si pemilik kehilangan beberapa koin tetapi sebagai gantinya akan
sangat beruntung!
Maneki neko biasanya memakai kalung,
sapu tangan atau syal. Maneki – neko juga biasanya diberi celemek atau
dalam bahasa jepangnya adalah “hichirimen” yang sangat populer di zaman
edo dan lonceng kecil yang biasanya digunakan untuk melacak atau
menandai kucing. Ketiga barang tersebut sebagai perumpamaan bentuk
kucing rumahan di zaman edo. Selain itu Maneki neko juga diberi hiasan
koin emas yang dikenal dengan sebutan koban (小判). Pada zaman edo, koin
emas tersebut biasanya diikat di kucing dan dipercaya membawa
keberuntungan. Maneki neko biasanya terbuat dari keramik, tetapi juga
dapat dibuat dengan bahan- bahan lainnya seperti plastik yang tentu
harganya lebih murah.
Beberapa
ada yang mencatat kesamaan antara gerakan Maneki neko dengan kucing
yang sedang memandikan wajahnya. Ada kepercayaan di Jepang bahwa jika
seekor kucing memandikan atau membasuh wajahnya maka pengunjung akan
segera datang. Sedangkan menurut keyakinan Cina, jika ada kucing
membasuh atau memandikan mukanya maka akan turun hujan yang artinya
keberuntungan. Jadi intinya kucing yang sedang membasuh atau memandikan
wajahnya akan membawa keberuntungan.
Selain
itu Maneki neko sangat berhubungan dengan berbagai legenda dan cerita di
Jepang. Salah satunya adalah adalah sebagai berikut:
Pada
suatu ketika terdapat beberapa orang samurai yang sedang berkuda di
kawasan Musashino, wilayah Edo. Serombongan samurai tersebut dipimpin
oleh seorang tuan yang bernama Ii Naotaka, penguasa wilayah Hokane.
Mereka sedang menikmati pemandangan di sekitar daerah tersebut.
“Pemandangan di kawasan ini agak berbeda dengan Danau Biwa ya?” ujar sang tuan sambil menikmati indahnya alam.
“Benar,
tuan. Pemandangan disini hanya terdiri dari hutan belantara belaka.
Namun, karena daerah ini juga wilayah kekuasaan kita, kita harus
menjaganya dengan baik!” kata salah seorang penasehatnya.
Ketika
mereka menghentikan kudanya, tiba-tiba seekor kucing berwarna putih
bersih keluar dari balik pepohonan. Hal ini agak mengejutkan mereka.
Sang kucing kemudian melompat dan duduk di atas sebuah batu besar.
Sejenak rombongan samurai itu berhenti dan memandang tingkah laku kucing
itu. Warna bulu kucing yang putih bersih dan bola matanya yang bulat
sangat menarik hati. Sang kucing tersebut sambil duduk, terus menatap
wajah Naotaka. Naotaka agak terkejut. Apalagi setelah itu sang kucing
mengangkat sebelah tangannya seolah-olah memintanya untuk mendekat.
“Hei, lihat! Bukankah kucing itu melambaikan tangannya untukku?” kata Naotaka kepada para pengawalnya.
Sang kucing pun kemudian melompat turun dari batu tempatnya duduk tadi lalu pergi ke balik pepohonan di belakangnya.
“Mari, kita mengikuti kucing itu. Bukannya dia telah mengundang kita untuk datang?” kata Naotaka seraya turun dari kudanya.
Lalu,
para pengawalnya pun mengikuti sang tuan. Mereka menambatkan tali
kudanya di pepohonan, kemudian berjalan di belakang sang tuan. Ternyata
kucing itu pergi menuju sebuah kuil Budha tua yang tersembunyi di balik
pepohonan.
“Oh,
mungkin kucing itu mengundang kita untuk mampir di kuil tua itu. Mungkin
dia akan menghidangkan teh hangat untuk kita” kata Naotaka berkelakar.
“Permisi… apakah ada orang disini?” teriak Naotaka sesampainya di depan kuil tua itu.
Beberapa saat kemudian muncullah seorang pendeta tua dan mempersilakan mereka masuk ke dalam kuil.
“Apakah yang menyebabkan tuan-tuan sudi mampir ke kuil tua kami ini?” tanya sang pendeta.
“Seekor kucing putih di luar itu yang telah mengundang kami kesini” kata Naotaka menjelaskan.
“Seekor kucing?” tanya sang pendeta keheranan.
“Ya benar. Ia melambaikan tangannya mengundang kami untuk datang ke kuil ini” kata penasehat Naotaka menjelaskan.
“Oh, begitu ya? Kalau begitu, mari kita minum teh dahulu” kata sang pendeta.
Beberapa saat lamanya pendeta dan
Naotaka bercakap-cakap, tiba-tiba kucing yang tadi mengundangnya datang
dan melompat ke serambi depan kuil. Kepalanya didongakkan ke atas.
Matanya berkedip-kedip ketika memandang ke angkasa. Semua orang yang
hadir disitu keheranan. Namun beberapa saat kemudian awan hitam
menyelubungi langit dan turunlah hujan dengan lebatnya. Mereka keheranan
melihat itu semua. Akhirnya mereka sadar bahwa kucing putih itulah yang
memberikan peringatan bagi mereka agar mampir untuk berteduh di kuil
tua tersebut.
“Bukan
main hebatnya kucing putih ini! Kucing ini telah menyelamatkan kita dari
hujan yang lebat. Kucing ini adalah kucing pengundang kebahagiaan!”
kata Naotaka dengan gembira.
Sejak
saat itu ketenaran kucing putih meluas di seluruh Edo. Masyarakat pun
akhirnya sering mengunjungi kuil tua itu untuk bertemu dengan sang
kucing. Mereka menganggap kucing tersebut adalah penjelmaan dari dewa.
Beberapa tahun kemudian, sang kucing pun akhirnya mati. Untuk
mengenangnya, sang pendeta membuat patung kucing kecil dengan salah satu
tangannya melambai ke atas. Patung kucing tersebut sangat diminati
masyarakat Edo. Mereka sering mampir ke kuil tersebut dan membeli patung
kucing tersebut sebagai oleh-oleh. Dan sampai saat ini pun orang-orang
Jepang sering memajang patung kucing kecil dengan sebelah tangan yang
melambai untuk mengundang kebahagiaan dan keberuntungan.
Judul asli: Shiawase no maneita neko (Kucing pengundang kebahagiaan) berasal dari prefektur Tokyo. Diambil dari: Antonius R. Pujo Purnomo, M.A. TANABATA Kumpulan Cerita Rakyat Jepang Pilihan. Era Media. 2007
Selain
satu cerita di atas tentang Maneki neko, ada beberapa legenda lain.
IkuZo! akan ceritakan dua yang paling popular secara singkat yaitu:
The Geisha:
Suatu
hari ada seorang Geisha bernama Usugumo. Usugumo tinggal di Yoshiwara,
Tokyo sebelah timur. Usugumo memelihara kucing yang sangat ia sayangi.
Suatu malam, kucingnya menarik-narik kimono Usugumo. Apapun yang Usugumo
lakukan, kucing itu tetap menariknya. Pemilik tempat Usugumo bekerja
melihat hal itu dan mengira bahwa kucing itu adalah jelmaan penyihir.
Tanpa basa-basi dipotonglah kepala kucing itu dan kepala tersebut
terpental sampai ke langit- langit hingga mengenai seekor ular (di
langit-langit) yang siap menyerang. Jadi ternyata kucing kesayangannya
itu menarik-narik Usugumo supaya tidak digigit ular. Usugumo sangat
sedih atas kematian kucingnya. Akhirnya untuk menghiburnya salah satu
dari pelanggannya membuat boneka kayu berbentuk kucing. Boneka kucing
ini kemudian menjadi popouler dengan nama Maneki Neko.
The Old Woman:
Zaman
dahulu ada seorang wanita tua yang tinggal di Imaido (Tokyo bagian
timur) yang sangat miskin. Dia tinggal di rumah hanya dengan kucingnya.
Hingga suatu hari dia terpaksa menjual kucingnya karena sangat miskin.
Ketika malam hari ia bermimpi tentang kucingnya. Kucingnya bilang ke dia
untuk membuat patung kucing yang menyerupai kucingnya dari tanah liat
dan menjualnya. Wanita tua itu pun melakukan apa yang kucingnya suruh
dan dia pun menjual patung tersebut. Lalu dia membuat patung kucing
lebih banyak lagi , dan ternyata banyak orang yang membelinya. Akhirnya
wanita tua itu pun menjadi kaya dan makmur.
Nah,
kira-kira itulah legenda yang diceritakan di Jepang tentang Maneki Neko.
Ada nilai moral juga yang bisa kita ambil dari cerita-cerita di atas.
Misalnya saja bahwa kucing merupakan salah satu hewan yang bersahabat
dengan manusia dan siap membantu asalkan kita berbuat baik padanya. ^^
Semoga
informasi ini bisa menambah wawasan kamu tentang Jepang dan membuatmu
lebih baik memperlakukan hewan apapun bukan hanya kucing saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar