LIVE IS AN ADVENTURE

I think by traveling you can better appreciate yourself and the different cultures of the world... Enjoy life all around the world. To share with many people with different way of living. To love. To dance with the birds and sing with the wind....

Travelling brings color to my life. I'm travelling for the joy...
"...there is a difference between knowing the path and walking the path" - Morpheus

I am not good at writing but I want to share the adventure in my journey, but I have a lot of photo trips. Let the pictures are going to tell you about this trip ;)

Not only for the destinations, but it's about the journeys...
when you are traveling the time should be yours.

Some in my blog is using Indonesian, If you do not understand Indonesian you can use "Google Translate" at the top left of this blog. I hope this blog can be useful ...


DILARANG MENGAMBIL atau COPY PHOTO-PHOTO DALAM BLOG INI TANPA IJIN!

Senin, 30 April 2012

Mengunjungi Kinkaku-ji Temple, Kyoto.


Kinkaku-ji Temple Kyoto


Jepang merupakan negara yang memiliki banyak sekali kuil. Kuil-kuil tersebut sangat berpengaruh dalam tata-kehaidupan sosial masyarakat disana. Kuil bukan hanya simbol relijiusitas namun juga sebagai tempat rekreasi. Dengan mengunjungi kuil maka aspek kesejarahan dan keunikan bangunan kuil dapat dilihat secara kasat mata. Dan salah satu kuil yang ada di Jepang, tepatnya di Kyoto ialah Kinkaku-ji.

Kuil yang fotonya sering kita temui difoto-foto kalender dan wallpaper ini sepertinya memang susah untuk dilewatkan bila berkunjung ke Kyoto, walaupun jaraknya jauh dari pusat kota dan kami harus bekejaran dengan waktu. Kuil berlapis emas ini, walaupun tidak bisa kita sentuh, apalagi dimasuki, tetap saja mengundang banyak pengunjung seperti kami yang rela berdesak-desakan untuk mendapat posisi terbaik bak fotografer kenamaan untuk menangkap keindahannya. 😁


Kinkaku-ji Temple Kyoto


Kinkaku-ji  金閣寺 Temple merupakan Golden Pavilion (Kuil Paviliun Emas), merupakan Kuil Buddha Zen dan nama umum untuk Rokuonji (Kuil Taman Rusa) yang berada di Kyoto Utara - Japan, di kaki bukit Kinugasa. Zen sendiri berasal dari bahasa Jepang yang merupakan bentuk dari Buddhism yang berarti ajaran agama berdasarkan ajaran dari Siddhartha Gautama/Buddha, di mana salah satu ajarannya adalah dengan melakukan meditasi untuk membiarkan pikiran dan melepaskan cara berpikir yang tidak baik.

Kami datang ke kuil ini disaat musim semi. Setelah sarapan pagi kami bergegas berangkat menuju kuil Kinkaku-ji untuk menghindari keramain didalam area kuil yang merupakan salah satu objek wisata di Kyoto yang sangat populer. Udara pagi masih berasa dingin walaupun kami sudah menggunakan jaket dan syal, tapi itu tidak memberhentikan niat kami untuk pergi. Kinkaku-ji dibuka dari pukul 09:00 – 17:00 dengan harga tiket masuk sebesar 400 Yen. 


Gerbang masuk Kinkaku-ji
Tiket masuk Kinkaku-ji Temple 400 Yen


Perjalanan menuju Kinkaku-ji temple ditempuh selama 40 menit. Sesampainya di halte Kinkakuji Michi kami berjalan ke arah kiri, berlawanan dengan arah bus yang mulai meninggalkan halte Kinkakuji Michi dan diperempatan lampu merah pertama kami belok kanan. Dari kejauhan tampaklah keramaian orang-orang serta polisi yang mengatur para wisatawan di gerbang pintu masuk menuju Kinkaku-ji Temple.







Menurut sejarahnya, setelah digunakan sebagai tempat pertapaan oleh shogun Ashikaga Yoshimitsu, atas keinginannya kuil ini dijadikan kuil Zen dari Sekte Rinzai setelah kematiannya di tahun 1408.  Beberapa dekade kemudian, dengan nama yang hampir sama dengan Kinkakuji temple maka dibangunlah Ginkakuji temple (Silver Pavilion) yang dibangun oleh cucu Yoshimitsu, Ashikaga Yoshimasa.

Golden Phoenix
Masing-masing lantai kuil ini mempunyai arsitektur yang berbeda-beda. Lantai pertama mewakili Shinden style dengan menggunakan pilar kayu dan dinding plester berwarna putih sangat kontras dengan lantai atasnya yang berlapis emas. Di lantai kedua dibangun dengan Bukke style yang digunakan sebagai kediaman para samurai. Dilantai ketiga dibangun dengan Chinese Zen Hall, ditutup oleh lapisan emas dengan bagian atasnya berdirilah sebuah patung phoenix emas.

Keseluruhan paviliun kecuali bagian lantai dasar ditutupi dengan lembaran tipis emas murni yang membungkus dengan indah pada setiap detailnya. Melihat kekinclongan warna emas yang sangat eye catching, menarik perhatian para wisatawan. Ada implikasi dari tingkat atas yang ditutupi lapisan emas adalah bagian luar yang menggambarkan refleksi dari dalam. Unsur-unsur alam, kematian, agama, dibentuk bersama-sama untuk menciptakan hubungan ini antara didalam paviliun dan kekuatan yang berada di luar. Sayangnya, ruangan didalamnya tidak terbuka untuk umum sehingga Anda hanya bisa mengagumi bagian luarnya saja.

Setengah pelatarannya dikelilingi oleh danau sehingga menciptakan refleksi cantik di danau tersebut. Meski gedungnya tidak bisa dimasuki oleh pengunjung, namun kita masih tetap bisa menikmati keindahan dari kuil tersebut. Terutama ketika melihat pemandangan alam yang mengelilingi Kinkaku-ji, yaitu Chisen Garden!

Setelah mengagumi kuil emas ini kita bisa menikmati Chisen Garden yang dirancang khusus untuk seorang shogun. Sebuah taman bergaya Jepang yang dirancang dengan konsep stroll garden yang mengelilingi sekitar kuil. Ada danau seluas 60600 meter persegi merupakan bagian dari taman di kuil Kinkaku-ji, termasuk salah satu area yang tidak mengalami kerusakan berarti sejak awal dibangun. Taman ini dirancang indah dengan berbagai tanaman yang dapat berubah warna di keempat musim, sehingga suasana taman (terutama yang berada di sekitar danau) selalu tampil atraktif pada musim apapun.





Chisen Garden juga memiliki bermacam batuan dengan susunan yang unik. Konon batu-batu di taman ini sengaja didatangkan dari berbagai pelosok Jepang sebagai representasi dari teks India kuno mengenai konsep dunia yang terdiri dari 9 gunung dan 8 lautan. 

Danau ini juga dikenal dengan nama danau Kyoko-chi, atau Mirror Lake Pond, karena permukaannya yang memantulkan berbagai pemandangan di sekeliling danau (termasuk memantulkan bayangan paviliun emas), persis seperti permukaan cermin.




Di tengah-tengah danau ini terdapat 10 pulau buatan seperti yang biasa ditemukan pada danau di taman bergaya Jepang lainnya, dan dirancang agar terlihat berbeda jika dilihat dari berbagai sudut. Oya, walau ukuran danau Kyoko-chi ini terbilang cukup luas, danau ini bukan satu-satunya danau di komleks kuil Kinkaku-ji.



Coin Toss at Kinkaku-ji Temple, Kyoto.






Jika pengunjung terus menyusuri jalan ke arah atas, pengunjung dapat menemukan sebuah danau lain, yaitu danau Anmintaku. Danau ini memiliki pulau kecil, dimana terdapat sebuah pagoda kecil di bagian tengahnya. Pagoda tersebut bernama Hakuja-zuka, atau white snake mound, yang konon merupakan roh pelindung dari keluarga Saionji.

Selain batu-batuan unik, taman ini masih memiliki beberapa fitur menarik yang tersebar di berbagai penjuru taman. Ada sumur Genka-sen yang konon biasa digunakan oleh Yoshimitsu untuk membasuh tangan; tangga berundak yang terdapat di berbagai tempat dan dihiasi dengan pembatas bambu; beberapa air terjun kecil; serta adanya patung Buddha Jizo yang populer sebagai tempat untuk melemparkan koin sambil mengharapkan keberuntungan.

Tak jauh dari paviliun emas, terdapat sebuah kuil kecil bernama Shin-un Shrine. Kuil Shinto ini dipersembahkan untuk memuja dewa yang menguasai tanah tempat kuil Kinkaku-ji berdiri. Bagi yang merasa bahwa suasana di sekitar danau Kyoko-chi terlalu ramai karena banyaknya wisatawan, dapat bergeser sejenak ke kuil Shin-un yang suasananya relatif lebih tenang.


Shin-un Shrine, Fudo Hall at Kinkaku-ji Temple, Kyoto.
Sekkatei, tempat beristirahat sambil minum teh ala Jepang

Dari kuil ini, Anda tinggal menyusuri jalan yang akan menuju danau Anmintaku, dan selanjutnya dapat melihat sebuah rumah minum teh bernama Sekkatei. Rumah minum teh ini memiliki nuansa yang kontras dengan paviliun emas. Bangunannya sederhana dan jauh lebih tenang dibandingkan dengan suasana megah di sekitar paviliun emas.

Bangunan ini sebetulnya sudah dibangun sejak abad ke-17 untuk memperingati kunjungan Kaisar Go-Mizuno-o. Namun kemudian sempat terbakar habis pada tahun 1874. Tahun 1884 Sekkatei berhasil direkonstruksi ulang, dan saat ini menjadi bangunan tertua yang ada di kompleks kuil Kinkaku-ji.

Setelah berkunjung ke kuil Kinkaku-ji, jangan dulu buru-buru meninggalkan Kyoto. Cobalah untuk sekaligus mengunjungi Ginkaku-ji Temple. Kuil ini dibangun oleh keturunan shogun Ashikaga Yoshimitsu, yaitu Ashikaga Yoshimasa, dan mengambil contoh desain dari Kinkakuji. 

Yoshimasa semula bermaksud melapisi paviliun ini dengan perak (untuk menandingi paviliun emas), namun dia meninggal sebelum rencananya terlaksana. Jadi tak ada salahnya jika setelah mengunjungi Kinkaku-ji, rangkaian tour sekaligus dilanjutkan menuju ke kuil yang masih memiliki hubungan dengan Kinkaku-ji, yaitu   Ginkaku-ji Temple.  Selamat berwisata!

Akses :
-3 menit jalan kaki dari halte bus Kinkakuji-michi (bus no 12, 59, 101, 102, 204, 205);
-Halte bus Kinkaku-ji mae (bus no 12, 50, 59).






The Golden Pavilion successfully incorporates three distinct styles of architecture which are shinden, samurai, and zen, specifically on each floor. Each floor of the Kinkaku uses a different architectural style.

The first floor, called The Chamber of Dharma Waters, is rendered in shinden-zukuri style, reminiscent of the residential style of the 11th century Heian imperial aristocracy. The first floor is built in the Shinden style used for palace buildings during the Heian Period, and with its natural wood pillars and white plaster walls contrasts yet complements the gilded upper stories of the pavilion. Statues of the Shaka Buddha (historical Buddha) and Yoshimitsu are stored in the first floor. Although it is not possible to enter the pavilion, the statues can be viewed from across the pond if you look closely, as the front windows of the first floor are usually kept open.

The second floor is built in the Bukke style used in samurai residences, and has its exterior completely covered in gold leaf. Inside is a seated cannon Bodhisattva surrounded by statues of the Four Heavenly Kings; however, the statues are not shown to the public.

Finally, The third and uppermost floor is built in the style of a Chinese Zen Hall, is gilded inside and out, and is capped with a golden phoenix.





How to get there:

Cara termudah, termurah, dan paling langsung untuk mencapai Kuil Kinkakuji dari Stasiun Kyoto, adalah dengan bus. Bus untuk Kinkakuji berangkat dari terminal bus utama di sisi utara gedung Stasiun Kyoto. Bus Kota Kyoto # 205 berangkat dari Stand B3 di pusat terminal bus. Waktu bervariasi, tetapi bus ini biasanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit untuk mencapai Kinkakuji. Berhati-hatilah meskipun TIDAK untuk mendapatkan layanan "Rapid # 205" yang berangkat dari halte yang sama karena layanan cepat TIDAK pergi ke Kuil Kinkakuji! Sebelum naik, periksa apakah kata "cepat" tidak tertulis di atas angka # 205.

Anda juga dapat menggunakan layanan Bus Kota Kyoto # 101 dari Stand B2 yang berdekatan. Bus ini juga hanya membutuhkan waktu kurang dari 40 menit untuk mencapai Kinkakuji, tetapi memiliki keuntungan memiliki pengumuman yang dibuat dalam bahasa Inggris, Cina, dan Korea. Juga, semua bus # 101 berhenti di Kinkakuji!

Kinkaku-ji can be accessed from Kyoto Station by direct Kyoto City Bus number 101 or 205 in about 40 minutes and for 220 yen. Alternatively, it can be faster and more reliable to take the Karasuma Subway Line to Kitaoji Station (15 minutes, 250 yen) and take a taxi (10 minutes, around 900 yen) or bus (10 minutes, 220 yen, bus numbers 101, 102, 204 or 205) from there to Kinkakuji.






Kinkakuji Temple Map, Kyoto.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musim Semi Rasa Winter di Dolomites

Dari keindahan alam, laut mediterania hingga bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah, Italia memang merupakan salah satu negara te...