LIVE IS AN ADVENTURE

I think by traveling you can better appreciate yourself and the different cultures of the world... Enjoy life all around the world. To share with many people with different way of living. To love. To dance with the birds and sing with the wind....

Travelling brings color to my life. I'm travelling for the joy...
"...there is a difference between knowing the path and walking the path" - Morpheus

I am not good at writing but I want to share the adventure in my journey, but I have a lot of photo trips. Let the pictures are going to tell you about this trip ;)

Not only for the destinations, but it's about the journeys...
when you are traveling the time should be yours.

Some in my blog is using Indonesian, If you do not understand Indonesian you can use "Google Translate" at the top left of this blog. I hope this blog can be useful ...


DILARANG MENGAMBIL atau COPY PHOTO-PHOTO DALAM BLOG INI TANPA IJIN!

Rabu, 03 September 2014

Ternate Adventure





Yihaa.... petualang di awal tahun 2014, Ternate dimulai! Kami berdua saja... meninggalkan Jakarta jam 3 pagi dengan mengambil penerbangan Sriwijaya Air tiba di Ternate sekitar jam 9 pagi - ada selisih waktu 2 jam dengan Jakarta. Begitu tiba dan menginjakkan kaki di Bandara Sultan Babullah, kesan yang terlihat... kota yang tenang.




Pulau Ternate adalah salah satu pulau kecil dari 17.508 pulau Indonesia (Indo-Pasifik "east Indonesia"), yang terletak di sebelah barat pulau Halmahera di Provinsi Maluku Utara. Ternate juga masuk dalam gugusan gunung berapi aktif (ring of fire) yaitu Gunung Gamalama dengan ketinggian 1.715 meter dpl dimana kita melangkah dan mata memandang, Gamalama selalu nampak di mata.... gagah berdiri 'bak' berada di tengah kota Ternate.

Dari bandara Sultan Baabullah, banyak pilihan transport yang kita bisa naiki yaitu dengan angkutan kota dengan biaya hanya Rp. 3000/orang ke pusat kota Ternate, mesti jalan keluar bandara terlebih dahulu. Selain angkutan umum, taksi carteran juga tersedia di bandara ini dan mesti pintar-pintar menawarnya kalo tidak mau terjebak tarif mahal ;-)




Beruntung pagi itu kami dijemput oleh kang Adit dan bang Ais dari NasiJaha Dive Center yang baik hati dan langsung menghantarkan kami menuju tempat makan khas Ternate yaitu RM Popeda Gamalama yang terletak dibelakang mall. Ternyata tahu kalau kami memang sudah lapar sekali dan langsung menyetujui.... terbayang makanan khas Indonesia timur terkenal akan menu seafood-nya. Menu makan pagi yang sangat lengkap ada popeda (sagu), ketam kenari, halua kenari, bagea, ikan asap (ikan Fufu), ikan garu rica, ada tumis daun pepaya dan bunganya, dan salah satu hidangan tersohor yang mesti dicoba adalah “gohu ikan” yakni sajian ikan tuna mentah dengan kucuran saus yang khas. Penyebutan makanan ini harus lengkap, sebab jika hanya disebut “gohu”, artinya adalah rujak asinan pepaya muda yang juga sama terkenalnya di Ternate. Karena kemiripannya dengan panganan khas Jepang, sashimi, tak jarang orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate. hmm.... popeda dangan temannya ikan kuah kuning ditambah gohu ikan bersama pisang rebus pengganti nasinya... ini kegemaran saya :-)  


Popeda dengan ikan kuah kuning.... nyumii
Gohu ikan adalah sasimi ala Ternate
Gohu ikan dan daun bunga pepaya ditambah pisang rebus...

Bagi wisatawan maupun warga Madanipolis sebutan Ternate, boleh saja berada di pulau kecil yang jauh dari ibukota Jakarta tetapi keramaian jumlah dan tipe kendaraan yang lalu lalang cukup ramai.... juga lengkap dengan adanya mall sebagai pusat perbelanjaan, waterboom dan taman kota serta tempat-tempat wisata lainnya sudah hadir di kota ini. Pantas saja, karena Ternate merupakan ibukota sementara dari Maluku Utara selama 11 tahun, menunggu kesiapan Sofifi sebagai ibukota tetap.

saat pagi di kota Ternate
 
Gunung Tidore diselimuti awan sore


Petualangan kali ini kami ingin melihat keindahan taman laut Ternate dengan cara discoverydive... hehehe. Taman laut Ternate juga merupakan salah satu areal world's coral triangle dengan keanekaragaman hayati tinggi selain dari Papua yang sudah terkenal. Keindahan surga taman laut Ternate sudah banyak dibahas teman-teman lain di dunia-maya dan akhirnya membuat rasa penasaran... mencari info dari para senior diver di pertemanan facebook dan tak lupa info om google....akhirnya kami mendapatkan kontak Nasi Jaha Dive Center Kota Baru, Ternate dengan kang Adit sebagai dive master disana. Tiba di markas Nasi Jaha kami langsung diajak test dive di pantai Swering yang terletak di taman alun-alun kota Ternate. Senang bercampur resah dan ingin tahu hehehe.... kesan pertama begitu menyelam di area ini: visibility yang cukup jernih mencapai sekitar 20 meter lebih... dan ternyata: terbentang aquarium alam laut di pantai ini.... cantik!














Hari masih siang, selesai test dive kami diajak berputar-putar mengelilingi kota Ternate ditemani salah seorang dari dive center. Tetapi sebelumnya kami mengantar barang-barang dahulu ke penginapan. Kami menginap di penginapan yang dekat dengan dive center tinggal jalan kaki saja. Dengan tarif kamar AC Rp 200.000/malam berdua, bersih tetapi jangan kaget kalau pulang telat gerbang sudah digembok, karena penginapan ini ada jam malamnya jadi kami tidak boleh balik tengah malam...hehehe..... jadi inget waktu kos-kosan dulu masih kuliah :-))




Penginapan ini juga dekat dengan pelabuhan dan pasar serta dilalui angkot sehingga mudah bagi kami untuk berputar-putar menikmati suasana kota dengan hanya mencegat angkot di depan penginapan, selain itu juga ojek banyak terlihat disetiap perempatan atau gang-gang perumahan. Oh iya... jangan heran kalau naik angkot disini full musik dengan speaker yang sangat kuat seperti ada perayaan sunatan yang lewat, saking berisiknya dan itu tidak kenal waktu hingga tengah malam pun masih terdengar hingga kamar tempat kami menginap...huaaa.. Jadi kesimpulannya, transport umum disini sangat mudah ditemukan. Menikmati hari-hari dengan berjalan kaki disekitar penginapan pun menyenangkan.




Karena berada di kawasan kepulauan alat transport selain ojek dan angkot juga menggunakan speed boat, perahu kecil dari fiberglass, digunakan untuk menyeberang ke pulau sekitar seperti Halmahera, Tidore, Hiri, Moti, Maitara.



dengan latar Gunung Gamalama, Ternate

Pelabuhan Kota Baru


Ternate memang tidak sepopuler Bali, tetapi Ternate juga memiliki banyak tempat wisata indah yang tidak kalah dengan wisata populer lainnya di Indonesia. Tempat hiburan di Ternate sudah banyak tersedia. Pantai Falajawa, pantai yang dulunya dikenal dengan nama Pantai Swering ini merupakan salah satu spot favoritnya anak muda Ternate. Pantai ini biasanya ramai saat sore menjelang malam. Ada pusat perbelanjaan yang terletak di jalan Boulevar kawasan Jatiland. Berdekatan dengan Mal tersebut, berdiri sebuah masjid megah dengan empat menara dan sekarang tinggal dua menara karena dua menara yang ditepi pantai sudah roboh, mesjid yang bernama Al Munawwaroh diresmikan pada tahun 2010 lalu yang menjadi landmark kota Ternate. Konon katanya beberapa bahan bangunan seperti keramik dan lampu didatangkan langsung dari Turki. Makanya masjid ini menjadi masjid termegah sekaligus terbesar di Ternate.

Selanjutnya menuju keraton Ngara Lamo, keraton Ngara Lamo adalah istana kesultanan Ternate. Ternate selain dikenal sebagai "Pulau Rempah-rempah" oleh bangsa Eropa pada tahun 1322, juga merupakan kota Sejarah. Ternate merupakan salah satu Kesultanan dari 4 wilayah kerajaan besar di Maluku Utara. Tiga lainnya adalah Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan. Anda dapat mengenal lebih dekat sejarah kerajaan Ternate dimana dahulu kerajaan Ternate adalah kerajaan Islam terbesar di Indonesia pada abad pertengahan. Kita pun dapat melihat benda-benda peninggalan sejarah di museum kesultanan Ternate.


Masjid  Raya Al Munawwaroh, Ternate

Komplek pemukiman Kesultanan Ternate

Dengan memiliki sejarah tentang keberadaan kota Ternate yang dimulai berdirinya Kesultanan Ternate pada sekitar abad ke-13 dan Pulau Ternate adalah pusat pemerintahannya. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia.

Istana Kesultanan ini sekarang dialihfungsikan menjadi museum yang menyimpan, merawat dan memamerkan benda-benda pusaka milik kesultanan seperti senjata, pakaian besi, pakaian kerajaan, perhiasan, mahkota, topi-topi perang, alat-alat rumah tangga, naskah-naskah (Al Quran kuno, maklumat, surat-surat perjanjian) dan sebagainya.

Ternate juga biasa disebut sebagai Kota Benteng, karena ada beberapa benteng yang bertebaran kota ini, antara lain: Benteng Kalamata yang biasanya disebut Benteng Santa Lucia. Benteng ini terletak di bibir pantau Pulau ternate, tepatnya di Jalan Kalamata kelurahan Bastiong - Ternate. Menurut sejarah, benteng ini pertama kali di bangun oleh Antonio Pigaveta asal Portugis pada tahun 1540 sebagai benteng pertahanan untuk menghadapi serangan Spanyol dari Rum, Tidore. Kemudian dipugar oleh Belanda pada tahun 1609. 


Benteng Kalamata dengan latar gunung Gamalama.




Gerbang Benteng Kalamata, Ternate


Jangan lupa untuk merekonstruksi Gambar Dibalik Uang 1000 Rupiah

Lihatlah di balik uang kertas 1000 rupiah, ada gambar pemandangan pulau Maitara dan Pulau Tidore. Di gambar itu terdapat kesatuan yang harmonis antara Pulau, Gunung, Laut serta Manusia dengan aktivitasnya. Setelah berputar putar, akhirnya kami sampai di daerah bernama Gambesi. Disini sudut antara kedua pulau tersebut sudah terlihat mirip, namun kami harus ke tepi pantai untuk mendapatkan posisi yang terbaik. Pantai tersebut berada di antara rumah rumah penduduk, namun masih bisa di lewati sepeda motor/mobil.

Senang sekali rasanya mengetahui bahwa pemandangan itu nyata. Walau tertutup awan mendung dan ada beberapa perahu yang menghiasi kedua pulau tersebut.... ternyata jauh lebih indah daripada yang ada di gambar. Ini dia fotonya:


Pulau Maitara dan Tidore




Membeli souvenir khas Ternate. Masih ditemani Ais, teman kami dari Ternate.... menuju Jalan Busoiri - Kompleks Pasar Gamalama tempat penjualan perhiasan batu bacan dan aksesoris besi putih asli dari Morotai. Disini anda dapat berbelanja berbagai perhiasan batu permata asli alam Maluku Utara bisa juga sebagai oleh-oleh untuk keluarga tercinta dan relasi anda, diantaranya cincin batu bacan dan liontin batu bacan, juga aneka model aksesoris kalung besi putih, gelang besi putih, cincin yang terbuat dari besi putih, dll. Saya menemukan liontin dengan bentuk dolphin harganya Rp 60.000 dengan ukuran yang kecil sekali. Ternyata mahal juga ya... hehehe

Perhiasan besi putih di Ternate berasal dari Pulau Morotai. Morotai sendiri dulu merupakan pusat pangkalan tentara Jepang pada perang dunia II, lalu direbut Sekutu. Di sana banyak sekali tersisa bangkai pesawat, kapal laut, dan berbagai macam peralatan perang. Rongsokan pesawat terbang maupun kapal laut itulah yang disebut besi putih anti karat kini menjadi sumber nafkah penduduknya. Yuk.. kita dukung hasil karya masyarakat. Salah satunya kerajinan besi putih yang merupakan hasil karya anak negeri dari timur Indonesia.


liontin kecil... dolpin yang saya punya ;-)
Berbagai cincin dengan batu bacan asli Ternate

Tanpa terasa hari sudah mulai gelap, setelah beres-beres kami kembali ke markas Nasi Jaha dive center untuk menikmati makan malam di rumah makan tidak jauh dari penginapan dengan menu makan malam andalannya kepala kakap bakar dan kuah kuning ikan kakap. sedaaap...!


kepala kakap bakar


Hari ke dua, kami bangun pagi sekali dan berjalan-jalan disekitar pelabuhan untuk mengabadikan suasana pagi dan tidak lupa mencari sarapan pagi dengan menu nasi kuning Ternate. Hari ini jadwal kami cukup padat. Diving! yaa... ada 3 kali trip diving yang akan dilalui! sambil menunggu tamu dari Jakarta juga yang akan bergabung... sudah gak sabar rasanya :-) 


ternyata susah moto di dalam laut, didorong arus jadi goyang-goyang ^_^
ini hasil potonya ^_^

Spot pertama beach entry di pantai Swering, kemudian di belakang masjid raya Al Munawwaroh dan sore hari di dekat mall, gak usah jauh-jauh untuk nyemplung maen air di Ternate, kita bisa menikmati keindahan alam laut dari balik dinding mall... tapi yang gak enaknya jadi tontonan warga setempat yang lagi berada di pantai.... kebayang kan di alun-alun kota yang ramai kita bisa beach entry di belakang mall for diving. Menyelam tanpa perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyeberangi laut dengan kapal, cukup dibelakang mall atau disekitar alun-alun kota. Hemat waktu, bukan?....cuma ada di Ternate loh! :-))




petualangan dimulai :-)



Hari ke tiga, kami lanjut untuk diving lagi. Ada 2 kali trip diving lagi hari ini yaitu di pulau Maitara dan pulau Tidore. wuaah.... seru dan sedikit cemas karena disini arusnya sangat kencang tapi sangat menyenangkan, Karang-karang dengan kombinasi slope dan wall mendominasi profil situs selam di area ini. Kita bisa melihat segerombolan ikan-ikan dengan table coral nya besar-besar dan banyak dihiasi ikan-ikan berwarna-warni.... indah! Saya belum hapal nama-nama ikan yang berseliweran dan bergerombol yang melintas di depan saya ada yang besar-besar dan berwarna-warni pengen rasanya mengejar ikan-ikan itu, seru! ...sayang disini saya tidak bisa mengabadikannya karena kamera poket underwater saya stuck....uugh, cuma bisa direkam dalam memori di kepala saja :-)















Berdasarkan informasi untuk musim menyelam terbaik sekitar bulan Mei hingga September. Seperti kita tahu bahwa angin barat bertiup antara bulan September dan Maret, puncak pada Desember dan Januari. Karakteristik angin barat yang membawa hujan dan bertiup kencang. Hal ini menyebabkan gelombang di perairan Indonesia meningkat pada bulan Desember dan Januari. Dengan kondisi tersebut, tempat menyelam terletak dipesisir barat terkena langsung oleh angin barat, ombak biasanya akan membesar, dan air menjadi keruh. Biasanya kondisi menyelam sulit. Namun, bukan berarti tidak bisa menyelam.... ada juga kok daerah yang dapat diselami hanya pada saat musim angin barat, umumnya terletak di pantai timur pulau. Jadi, Menyelam pada bulan Desember dan Januari tidak menjadi masalah, selama bisa memilih situs yang benar selaras dengan cuaca. 


Pulau Ternate dilihat dari Maitara
@dermaga pulau Maitara



Selesai diving, hari masih terang kami lanjut mengunjungi Benteng Tolukko, Benteng yang berada di Kelurahan Sangadji, Ternate Utara. Menurut sejarahnya, dibangun pada tahun 1540 oleh seorang panglima Portugis bernama Fransisco Serao. Tahun 1610, Belanda berhasil mengambil alih benteng ini. Benteng kemudian direnovasi dan dijadikan sebagai benteng pertahanan Belanda dari serangan Portugis. Fondasi Benteng Tolukko ini terbuat dari campuran batu kali, batu karang dan pecahan batu bata. Uniknya kontruksi bangunan benteng ini hanya dilekatkan dengan campuran kapur dan pasir. Benteng yang sempat dikenal dengan sebutan Benteng Hollandia ini terbentuk dari 3 buah bastion yaitu ruang bawah tanah, halaman dalam, lorong serta bangunan utama berbentuk segi empat. Dengan tarif masuk yang lumayan mahal Rp 50.000.


Batu Angus

Lanjut menuju Batu Angus. Batu Angus, merupakan tempat wisata yang berisi batu-batu vulkanik muntahan dari gunung Gamalama. Kita juga bisa melihat laut lepas, pemandangan indah lereng Gunung Gamalama ini serta pulau Hiri. Obyek wisata ini terletak sekitar 10 km dari pusat Kota Ternate.


mencari buaya putih  di danau Tolire Besar ;-)

Danau Tolire Besar, Ternate


Kemudian menuju Danau Tolire terletak di kaki Gunung Gamalama. Danau Tolire terdiri dari danau Tolire Besar yang berada tepat di bawah kaki gunung Gamalama & danau Tolire Kecil berada di dekat pantai, dengan jarak keduanya hanya sekitar 200 meter.

Danau Tolire seperti kawah, dimana di bawah terbentang danau yang berair yang berwarna hijau. Danau Tolire juga terkenal dengan legendanya. Uniknya tidak ada masyarakat yang berani menangkap ikan disana karena konon banyak buaya putih siluman. Selain itu, sampai sekarang danau Tolire belum diketahui kedalamnnya. Keunikan lainnya, sekuat apapun anda melempar batu ke arah danau yang berada puluhan kaki di bawah anda berdiri, tak ada satupun yang menyentuh permukaannya. Dan jangan heran kalau tidak ada batu disekitar danau, karena semuanya sudah diambil oleh anak - anak yang bermukim di dekat danau, agar bisa dijual kepada wisatawan buat lempar-lemparan.... :-)

Setelah dari danau Tolire Besar dilanjutkan ke pantai Sulamadaha Pantai Sulamadaha merupakan pantai berpasir hitam dengan air laut yang sangat jernih. Kami tiba sudah mulai senja, lautnya mulai pasang dan ombaknya tinggi... cantik! Pantai sudah terlihat sepi, hanya ada beberapa anak muda sedang asiiik berfoto sambil bercanda. Meskipun tepi pantainya memiliki pasir yang berwarna hitam namun kawasan wisata pantai ini masih tergolong alami dengan keindahan alamnya, di seberang pantai terlihat jelas Pulau Hiri yang berbentuk seperti bukit yang muncul dari permukaan air laut. Dahulu Pulau Hiri ini merupakan tempat pengasingan Sultan Muhammad Djabir Syah (ayah dari Sultan Ternate sekarang), yang sengaja diungsikan agar tidak ditangkap oleh tentara Belanda. Untuk menuju ke lokasi wisata Pantai Sulamadaha ini sangatlah mudah, karena jaraknya yang sangat dekat dari pusat Kota Ternate sekitar 14 kilometer. Dari pusat kota, selain dengan mobil sewaan atau ojek bisa juga naik angkot menuju Pantai Sulamadaha yang bisa ditempuh selama kurang dari 1 jam. Selanjutnya perjalanan diteruskan keliling pulau Ternate.


Pulau Hiri dan Pantai Sulamadaha
Pantai Sulamadaha

Dari pantai Sulamadaha ada danau kecil yang sesuai namanya yaitu danau Tolire Kecil. Yang ini unik pula... tidak terlalu besar, dengan latar belakang pemandangan gunung Gamalama dan ditumbuhi beberapa tanaman liar dengan air yang tenang jernih memantulkan bayangan Gamalama begitu jelas dan saya menyebutnya ini danau kaca.... hehehe.



danau Tolire kecil atau danau kaca
Puncak Gamalama, Ternate
Danau Tolire Kecil, Ternate




Hari terakhir, kami mencoba sarapan pagi di rumah makan Kamis yang mesti dicoba nasi kuning dan lontong sayurnya yang maknyuz ;-) sambil menikmati pagi dengan mengabadikan kesibukan disekitar pelabuhan, sinar matahari pagi menambah keindahan. Sebelum meninggalkan pulau ini kami menyempatkan untuk membeli oleh-oleh khas Ternate.


sarapan pagi dengan menu lontong sayur dan nasi kuning khas Ternate
Pemandangan pagi di sekitar pelabuhan


Selanjutnya perjalanan diteruskan ke pusat penjualan aneka macam makanan khas Ternate. Pertama kami berbelanja di pasar Terminal. Di tempat ini kami membeli ikan cakalang, ikan roa, terasi Ternate, kacang almond dan berbagai macam rempah-rempah yang fresh banyak di pasar ini.... jangan lupa untuk berbelanja ikan mesti pagi-pagi loh kalau tidak, bisa kehabisan. Kemudian lanjut ke toko pusat oleh-oleh kuliner khas Ternate yaitu Bagea Kenari, Halua Kenari, Manisan Pala, Sirup buah pala dan markisa, Abon Ikan Tuna, dll.

Jangan kawatir jika kehabisan uang tunai, di Ternate sudah tersedia banyak tersebar bank seperti BCA, BRI, BNI46, Danamon, Mandiri yang dilengkapi dengan mesin ATM-nya juga bisa melakukan penarikan tunai melalui jaringan Visa dan MasterCard untuk keperluan kebutuhan selama disini. Wuah... don't be panic! hahaha...



ikan cakalang



aneka oleh-oleh yang bisa dibeli.... ada sagu, kayu manis, gula aren, kacang kenari, dll


Sejarah panjang Ternate menjadi bagian yang paling menarik untuk dikaitkan dengan Indonesia, yang mengajak dan mengundang orang untuk datang. Ini merupakan bukti bahwa Ternate kaya dengan beraneka macam: bahari, sejarah, budaya dan juga aneka santapan khas. Dan berakhirnya petualangan di Ternate membuat harapan kamiuntuk ingin kembali lagi ;-)


I leave my bubble in Ternate … big wish one day ....bisa balik lagi!





Akses menuju Ternate:

Dari Jakarta atau Bali, bisa menggunakan penerbangan pesawat Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Express Air, dan Lion/Wings Air. Juga bisa terbang melalui Makassar atau Manado. Dari Manado menuju Ternate penerbangan reguler yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Express Air dan Lion Air.

Sedangkan dari Singapore: SilkAir mengoperasikan penerbangan reguler dari Singapura ke Manado. Atau bisa memeriksa pada agen perjalanan lokal di Indonesia atau langsung dengan maskapai untuk penerbangan domestik terbaru yang available.


Gunung Gamalama, Ternate

Jalur rute penerbangan menuju Ternate.
Ternate Map








3 komentar:

  1. Aih kakakkkk keren bangettt.. lain kali aku ikut donkkk...

    BalasHapus
  2. makanya kalo diajak jangan malah sibuk sendiri... ketinggalan dah, next trip yaa... :p

    BalasHapus
  3. Wah ini komplit banget tripnya, kemarin cuma sempat nyelam di Jailolo aja aku, hihi.

    BalasHapus

Musim Semi Rasa Winter di Dolomites

Dari keindahan alam, laut mediterania hingga bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah, Italia memang merupakan salah satu negara te...