LIVE IS AN ADVENTURE

I think by traveling you can better appreciate yourself and the different cultures of the world... Enjoy life all around the world. To share with many people with different way of living. To love. To dance with the birds and sing with the wind....

Travelling brings color to my life. I'm travelling for the joy...
"...there is a difference between knowing the path and walking the path" - Morpheus

I am not good at writing but I want to share the adventure in my journey, but I have a lot of photo trips. Let the pictures are going to tell you about this trip ;)

Not only for the destinations, but it's about the journeys...
when you are traveling the time should be yours.

Some in my blog is using Indonesian, If you do not understand Indonesian you can use "Google Translate" at the top left of this blog. I hope this blog can be useful ...


DILARANG MENGAMBIL atau COPY PHOTO-PHOTO DALAM BLOG INI TANPA IJIN!

Minggu, 21 Juli 2013

Punthuk Setumbu Borobudur.






Punthuk Setumbu adalah sebuah bukit yang tak jauh dari Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya berada di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur. Jaraknya tidak sampai 5 km jika ditempuh dari Candi Borobudur. Punthuk Setumbu yang merupakan salah satu spot untuk melihat sunrise yang terbaik dan sayang kalau dilewatkan begitu saja saat mengunjungi Candi Borobudur. 

Untuk mendapatkan view terbaik, sebaiknya berangkat dari Jogja pukul 3-4 pagi. Dan kami memilih untuk menginap di desa dekat sekitar Punthuk Setumbu agar tidak kesiangan untuk menikmati dan mengabadikan sunrise yang sering disebut para photographer  “Menikmati Matahari Terbit di Atas Nirwana".  Siapkan fisik anda, sebab anda akan mendaki... gunakan pakaian yang nyaman untuk bergerak, dan sepatu yang nyaman untuk mendaki bukit - jangan menggunakan sepatu hak tinggi atau wedges (untuk perempuan:-). 


 


Menikmati pemandangan sinar pagi di perbukitan Punthuk Setumbu memang sesuatu hal yang eksotis. Siluet Candi Borobudur yang terlihat sangat kecil. Tampak seperti segitiga bergerigi yang dikelilingi oleh kabut. Candi Borobudur, candi yang dibangun pada masa Dinasti Syailendra ini akan terlihat seperti menggantung di awan dengan pemandangan kabut dan disinari oleh mentari pagi terlihat siluet candi borobudur berdiri megah di antara hamparan pepohonan.

Menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk menemukan siluet candi Borobudur di antara lautan awan dari kejauhan. Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan momen luar biasa ini. Jangan lupa juga untuk mempersiapkan fisik dengan baik, karena dari tempat parkir kita harus berjalan sejauh 300 meter melalui jalan setapak yang menanjak.




Begitu secercah warna jingga keluar dan terlihat pula pemandangan di bawahnya, Borobudur yg dikeliingi pohon-pohon dan pedesaan namun dengan semburat kabut yang sangat cantik dan mistis. Sungguh menyenangkan dan menenangkan. Hanya ucapan syukur kepada Tuhan yang terucap karena masih bisa menikmati pemandangan seindah ini di Indonesia”.




Menurut sejarahnya Punthuk Setumbu adalah objek wisata yang baru.  Awalnya ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2004 oleh Suparno, fotografer dari Candi Borobudur dan Prambanan melihat dengan indah Candi Borobudur dari kejauhan. Lantaran sangat indah dan akhirnya dia sering membawa wisatawan ketempat tersebut. Suatu kali ia mengajak fotografer asal Perancis memotret pemandangan sunrise di Punthuk Setumbu. Ternyata hasil jepretan itu berhasil menang dalam lomba fotografi di Bali. Kemudian mulailah dikenal dan Punthuk Setumbu dikelola oleh masyarakat setempat dan dibuka untuk kunjungan masyarakat umum. Namun, tarifnya saat itu masih secara sukarela.


"Semakin lama, Punthuk Setumbu semakin ramai. Kemudian mulai tahun 2011, diterapkan tarif masuk. Untuk tarif masuk turis lokal Rp 15.000 dan turis asing Rp 35.000.










Sensasi menikmati sunrise disini sangat saya rekomendasikan. Pertama karena memang viewnya bagus dan magis, ketika matahari muncul, kita masih dapat melihat kabut dan gunung serta siluet Borobudur. Kedua, karena tempat ini dikelola secara swadaya oleh masyarakat. kendaraan yang datang akan dipersilakan untuk parkir di halaman warga sekitar dan selanjutnya masuk ke tempat wisata. Ketiga, perjuangan melawan hawa dingin dan trek menanjak yang lumayan, ternyata terbayar lunas saat kita dapat menikmati sunrise nya.

Waktu kunjungan yang tepat yaitu kalau sudah musim kemarau. Sekitar bulan April sampai bulan September. Di samping itu jalannya pun tidak lagi becek terkena air hujan.





Highlight :
  • Di area ini juga disediakan beberapa homestay, jadi bagi wisatawan luar daerah yang tidak ingin terlalu jauh dari setumbu bisa menginap disini.
  • Siapkan alas kaki paling nyaman untuk digunakan mendaki
  • Bawa air putih, walaupun disediakan juga teh/kopi hangat gratis untuk pengunjung
  • Datang sebelum jam 5 pagi agar tidak terlalu terburu-buru naik bukit dan mengakibatkan capek
  • Bawa teropong lebih baik untuk melihat borobudur, karena borobudurnya kecil sekaliii
  • Bawa perlengkapan fotografi



Behind the scene :-))














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musim Semi Rasa Winter di Dolomites

Dari keindahan alam, laut mediterania hingga bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah, Italia memang merupakan salah satu negara te...