Motovun - Croatia |
Rute perjalanan saya selanjutnya yaitu Croatia, sebuah negara berbentuk bulan sabit ini tepatnya terletak di Eropa bagian tengah. Saya berkesempatan mengunjungi negeri ini selama 4 hari pada awal bulan Oktober 2017 lalu, termasuk 10 hari digunakan untuk road trip ke
beberapa negara lainnya. Saya sangat terkesan dengan keindahannya serta
laut-lautnya yang sebening kristal, dengan hamparan kota-kota tua yang unik tersebar diseluruh negeri dengan dihiasi nuansa warna warni musim gugur yang indah.
Untuk mengunjungi Croatia, saya melalui Slovenia dengan menggunakan Visa Schengen - multiple entry melalui negara Austria. Perjalanan hari ini cukup panjang, menjurus ke selatan, sepanjang jalan naik turun menyelusuri pegunungan hingga melintasi desa nelayan di Slovenia. Semua dihiasi landscape yang indah dengan barisan pegunungan Alpen dan perkebunan anggur, zaitun dan warna warni dedaunan di musim gugur membuat rasa lelah hilang lenyap begitu saja.
Hingga akhirnya kami sampai dan berhenti di border check-point, keluar dari Slovenia untuk masuk Croatia. Disitu ada 2 kios seperti gardu satpam, satu yang di sisi Slovenia dan beberapa langkah ke sana itulah Croatia, yang jaga seorang pemuda dengan pelayanan yang astaga pelannya. Harus menunggu diurus satu persatu di Slovenia lalu lanjut giliran Croatia
dan setelahnya selesai urusan, kami terus mengebut laju.
Ada kejadian lucu saat melintasi border check-point Croatia. Mungkin petugas imigrasi yang masih muda itu belum pernah melihat Passpor dari Indonesia: dia meminta saya untuk menjawab beberapa pertanyaan seperti: "nama ayah kandung?" saya sempat tersenyum, karena baru kali ini kan biasanya yang ditanyakan "nama ibu kandung ya.." dan beberapa kali menanyakan dimana letak Indonesia? hehehe.. membuat kami sempat tertahan di pos untuk beberapa menit, menunggu dia meminta bantuan/bertanya pada rekannya (saya tidak tau apa yang mereka bicarakan... sambil melihat ke arah kami di dalam mobil) setelah passpor saya dicap, akhirnya kami diperbolehkan melanjutkan perjalanan.
Gerbang Kota Motovun |
Kali ini perjalanan saya mengunjungi kota tua Motovun yang berada di pusat kota Istria, Croatia. Kota tua yang sangat unik dan klasik diatas ketinggian. Kalau di Indonesia biasanya desa-desa terletak di kaki gunung, tapi berbeda dengan desa-desa di Eropa yang terletak di puncak bukit. Motovun salah satunya yang merupakan sisa-sisa peradaban dari abad pertengahan.
Motovun berada dikawasan situs kota kuno Kastelijer dengan ketinggian 270 di atas permukaan laut yang tersusun dari bebatuan menjadi ciri kota tua yang berada di bukit. Letaknya yang tinggi sulit dicapai pasti ada tujuannya pada masanya saat itu, misalnya untuk menghindari serangan dan menyerang musuh pada jaman dahulu kala dengan cara yang efisien.
Secara tradisi, Motovun banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Romawi. Tak heran karena bangsa Romawi tinggal di Motovun sejak abad ke-1 masehi. Saat ini, pemukiman diatas bukit tersebut menjadi obyek wisata yang menarik wisatawan. Di sini saya serasa dibawa untuk bernostalgia ke abad pertengahan. Jalanan, tembok dan tangga yang terbuat dari bebatuan, akan mengingatkan saya ke masa lampau.
Kami langsung melaju ke atas bukit hingga di gerbang kota ternyata mobil wisatawan tidak diizinkan masuk yang diperbolehkan hanya kendaraan penduduk lokal saja, kami harus memarkirkan mobil diarea parkir yang letaknya digaris biru sebelum jalan memasuki gerbang kota tua Motovun. Jalanan berbatu yang sempit menanjak dan berkelok-kelok diantara bangunan tua disepanjang jalan, berbaris toko-toko cindera mata, juga banyak penjual wine dan olive oil dengan berbagai ukuran botol.
Menyusuri jalan hingga ke pusat kota dengan berjalan kaki, tampak tembok dan benteng bangunan seperti menara lonceng gereja berdiri gagah dipinggir alun-alun. Meskipun cukup jauh, saya tidak merasa kelelahan karena sepanjang jalan yang saya lalui disuguhkan dengan pemandangan yang indah dan menarik hati. Motovun, desa dipuncak bukit ini seringkali dibanding-bandingkan dengan Tuscany di Italy.
Secara tradisi, Motovun banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Romawi. Tak heran karena bangsa Romawi tinggal di Motovun sejak abad ke-1 masehi. Saat ini, pemukiman diatas bukit tersebut menjadi obyek wisata yang menarik wisatawan. Di sini saya serasa dibawa untuk bernostalgia ke abad pertengahan. Jalanan, tembok dan tangga yang terbuat dari bebatuan, akan mengingatkan saya ke masa lampau.
Kami langsung melaju ke atas bukit hingga di gerbang kota ternyata mobil wisatawan tidak diizinkan masuk yang diperbolehkan hanya kendaraan penduduk lokal saja, kami harus memarkirkan mobil diarea parkir yang letaknya digaris biru sebelum jalan memasuki gerbang kota tua Motovun. Jalanan berbatu yang sempit menanjak dan berkelok-kelok diantara bangunan tua disepanjang jalan, berbaris toko-toko cindera mata, juga banyak penjual wine dan olive oil dengan berbagai ukuran botol.
Menyusuri jalan hingga ke pusat kota dengan berjalan kaki, tampak tembok dan benteng bangunan seperti menara lonceng gereja berdiri gagah dipinggir alun-alun. Meskipun cukup jauh, saya tidak merasa kelelahan karena sepanjang jalan yang saya lalui disuguhkan dengan pemandangan yang indah dan menarik hati. Motovun, desa dipuncak bukit ini seringkali dibanding-bandingkan dengan Tuscany di Italy.
Saya sempat makan siang di restaurant yang pemandangannya mengarah ke lembah gunung dengan menyuguhkan keindahan hamparan tanaman berwarna-warni yang mengelilinginya. Saat musim gugur, Motovun seakan diselimuti hamparan karpet berwarna-warni dari tanaman anggur dan tumbuhan perkebunan dengan pemandangan lembah sungai Mirna. Bersantai sambil memandang keindahan lembah yang membentang dan menikmati makan siang dengan segelas wine sambil beristirahat setelah selesai berkeliling dengan suasana sekitar terdengar sayub-sayub musik tradisional dari dalam restaurant. Nikmatnya hidup ini ... huaaa :-p
my lunch ^_^ |
Perjalanan yang lumayan panjang
namun sangat menyenangkan, karena saya membawa pengalaman yang menarik
dan tidak terlupakan. Buat teman-teman yang
berencana kesini, harus sewa mobil dan setir sendiri yah, bisa dengan
supirnya tapi pasti harganya jauh lebih mahal,
karena disini belum ada kereta MRT dan kendaraan umum pun agak susah.
Jangan kuatir karena lalu lintasnya tidak ramai, bisa dibilang masih sepi.
Motovun: absolutelly lovely place. Cars are not allowed inside, but it's a such a small town that you will manage to walk around. And the walk is wonderful! Charming, cosy, sunny, must see!
Motovun: absolutelly lovely place. Cars are not allowed inside, but it's a such a small town that you will manage to walk around. And the walk is wonderful! Charming, cosy, sunny, must see!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar