Yeay! Weekend panjang yang lalu, saya dan 'ganks' akhirnya mendapat kesempatan untuk jalan-jalan ke Pulau Bangka. Tidak hanya Belitung, Bangka juga punya banyak destinasi wisata yang tak kalah mempesona. Mudah kalau mau ke Bangka, flight-nya sudah banyak dalam sehari dari Jakarta. Dari yang murah seperti Lion air, Sriwijaya, Batavia maupun yang mahal seperti Garuda Airlines. Harga tiketnya berkisar 600rb-700rban, itu kalau lagi normal. Tapi kalau lagi Imlek, atau Chenbeng yang jatuh di bulan april (Tradisi sembayang kubur warga keturunan Tionghoa) atau Lebaran, harga tiketnya amazing deh, bisa berkisar 1 juta - 1,5 juta.
Pulau Bangka merupakan salah satu pulau di kepulauan Bangka Belitung.
Merupakan pulau besar yang dikelilingi oleh banyak pulau-pulau kecil,
menyimpan banyak cerita sejarah dan peradaban yang besar sejak jaman
dahulu. Letaknya yang strategis dengan kekayaan alam yang melimpah sejak
pertama kali mampu direkam oleh catatan sejarah membuktikan bahwa Pulau
Bangka adalah pulau yang bernilai historisitas tinggi.
Salah satunya penghasil timah terpenting di Indonesia. Di masa kejayaannya, Pulau Bangka menjadi pusat mata pencaharian ribuan orang yang mengeksplorasi endapan timah di sini. Bahkan, PT Timah yang merupakan perusahaan milik negara juga berkantor pusat di Pulau Bangka ini. Namun kini, aktivitas penambangan timah di pulau sudah semakin menurun. Tapi, kabarnya penambangan timah di laut masih memberikan hasil yang baik.
Kami tiba di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang sekitar pukul 9 pagi. Sudah dijemput oleh mobil yang telah kami booking dari Jakarta. Tidak lama-lama di bandara kami langsung menuju tempat makan untuk sarapan pagi.
Bangka menjadi surganya pencinta kuliner. Saat mengunjungi Pulau Bangka, jangan lupa mencicipi makanan khasnya, yaitu empek-empek dan otak-otak ikan yang dibungkus daun pisang. Jika empek-empek di Palembang menggunakan cuka, di Bangka empek-empeknya memakai saus. Ada 3 jenis saus yang disediakan yaitu saus sambal tauco, saus sambal asam, dan saus sambal terasi dengan memakai jeruk dan enaknya harus langsung disantap di tempat dimana masih hangat-hangatnya. hmm... semuanya mak nyuss!
Selain itu ada uyen, empiang (pempek kulit), dan macam-macam, aku juga gak hafal semua jenisnya Nah yang enak itu rata-rata yang jualan orang Belinyu, seperti Otak-otak "Ase" di Jl. Kampung Bintang dan otak-otak "Samoichi" di dekat supermarket lama. Tempat berikutnya adalah Otak Otak Amui. Dengan variasi otak-otaknya lebih banyak. Sambil ngobrol santai dengan teman, hampir semua mengatakan “yang bikin enak sambelnya”. Makan otak-otak disini belum lengkap rasanya kalu belum ditemani dengan es kacang merah. Mampir juga ke warung kopi Tung Tau yang sudah melegenda.
Tak hanya itu, Bangka mampu menawarkan beragam aktivitas wisata. Mulai dari kecantikan pantai-pantainya yang masih alami, wisata budaya, sejarah yang kuat, hingga wisata ziarah. Rasa yang membuat diri semakin berhasrat untuk menjejakkan kaki ke sana.
Bangka menjadi surganya pencinta kuliner. Saat mengunjungi Pulau Bangka, jangan lupa mencicipi makanan khasnya, yaitu empek-empek dan otak-otak ikan yang dibungkus daun pisang. Jika empek-empek di Palembang menggunakan cuka, di Bangka empek-empeknya memakai saus. Ada 3 jenis saus yang disediakan yaitu saus sambal tauco, saus sambal asam, dan saus sambal terasi dengan memakai jeruk dan enaknya harus langsung disantap di tempat dimana masih hangat-hangatnya. hmm... semuanya mak nyuss!
Selain itu ada uyen, empiang (pempek kulit), dan macam-macam, aku juga gak hafal semua jenisnya Nah yang enak itu rata-rata yang jualan orang Belinyu, seperti Otak-otak "Ase" di Jl. Kampung Bintang dan otak-otak "Samoichi" di dekat supermarket lama. Tempat berikutnya adalah Otak Otak Amui. Dengan variasi otak-otaknya lebih banyak. Sambil ngobrol santai dengan teman, hampir semua mengatakan “yang bikin enak sambelnya”. Makan otak-otak disini belum lengkap rasanya kalu belum ditemani dengan es kacang merah. Mampir juga ke warung kopi Tung Tau yang sudah melegenda.
Tak hanya itu, Bangka mampu menawarkan beragam aktivitas wisata. Mulai dari kecantikan pantai-pantainya yang masih alami, wisata budaya, sejarah yang kuat, hingga wisata ziarah. Rasa yang membuat diri semakin berhasrat untuk menjejakkan kaki ke sana.
Secara akses bisa melalui jalur darat
dan udara. jalur udara melalui Bandara Depati Amir di Pangkalpinang.
Penyeberangan langsung menuju Bangka bisa melalui Batam, Palembang,
Jakarta, dan Belitung. Maskapai yang melayani rute Bangka yaitu: Garuda
Sriwijaya Lion air. Waktu tempuh dari Jakarta ke Pangkalpinang sekitar
45 menit. Sementara untuk jalur laut, bisa dari Palembang, Pontianak, Tanjung
Priok (Jakarta), Semarang, Surabaya, dan beberapa daerah lainnya.
Secara lokasi, Pulau Bangka diapit oleh tiga pulau besar di Indonesia yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Hal ini menjadikan Pulau Bangka mudah diakses terutama untuk masyarakat di Indonesia bagian barat. Pulau Bangka terdiri atas empat kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Bangka dengan ibukota Sungailiat, Kabupaten Bangka Barat dengan ibukota Muntok, Kabupaten Bangka Tengah dengan ibukota Koba, Kabupaten Bangka Tengah dengan ibukota Toboali, dan satu kota yaitu Pangkalpinang.
Kami sempat mengunjungi Vihara Puri Tri Agung. Disebut Tri Agung karena ia menjadi rumah ibadah tiga
agama dan aliran kepercayaan, yaitu Budha, Kong Hu Chu, dan Lao Tse.
Puri Tri Agung terletak di atas sebuah bukit. Dari tempat ibadah ini
kita dapat melihat Pantai Tikus dari kejauhan. Kami hanya numpang foto di halaman kuil saja. Bangunan yang menarik dengan pemandangan pantai dikejauhan menambah keindahan dan damai vihara ini. Letaknya yang sekitar 1 jam dari Pangkal Pinang.
Vihara Puri Tri Agung, Pulau Bangka |
Langit-langit pagoda dipenuhi oleh gambar-gambar yang
menunjukkan kisah-kisah dari masing-masing kepercayaan. Ukiran-ukiran di
kayu penyangga langit-langit juga menggambarkan legenda di ketiga
kepercayaan ini secara silih berganti. Suasananya syahdu dan memang
mendukung untuk berdoa. Dengan ornamen-ornamen Cina berwarna merah seperti lampion
dan tulisan Cina. Pengelola Puri Tri Agung umumnya adalah warga
Keturunan Tionghoa yang memang cukup banyak mendiami Pulau Bangka sejak
zaman dulu. Pengunjung boleh memasuki Puri ini tetapi harus melepas alas
kaki.
Panorama Danau Kaolin, Bangka |
Kami juga sempat mengunjungi Danau Kaolin yang merupakan danau bekas galian tambang kaolin
ternyata tidak hanya ada di Pulau Belitung melainkan juga ada di Pulau
Bangka tepatnya di Desa Nibung, Bangka Tengah. Danau Kaolin ini memiliki dua warna air danau yang terpisah yaitu warna biru dan warna hijau. Para pengunjung bebas keluar masuk area ini secara gratis karena tidak
adanya loket pembayaran dan sepertinya belum menjadi tempat wisata yang
dikomersialkan. Para pengunjung juga sebaiknya hati-hati saat sedang
berjalan atau mengambil foto karena tanah kaolin ini rawan longsor.
Kemudian kami mampir di Pusat Oleh-oleh BTS (Bangka Tradisional Snack) di Jl. A.Yani. Lumayan, bisa beli keripik-keripik dan kopi khas Bangka. Setelah puas belanja, kami kemudian makan siang di Rumah Makan Seafood Mr. Asui.
Kemudian kami mengunjungi Desa Gedong. Perjalanan menuju Desa Gedong kami
tempuh selama 2 jam dari Pangkal Pinang. Kendaraan hanya diijinkan untuk
masuk sampai dengan Gapura. Selanjutnya kami harus berjalan kaki untuk menyusuri tempat ini. Desa Gedong merupakan kampung Cina tertua di Pulau Bangka yang saat
ini ditetapkan sebagai Desa Wisata. Letaknya berada di wilayah Lumut,
kecamatan Belinyu. Warga di Desa Gedong adalah generasi penambang
terakhir di Pulau Bangka. Kehidupan mereka rata-rata berdagang dan
pembuat makanan khas Bangka seperti kerupuk, kemplang dan getas.
By the way, kalau tanya gimana transportasi umum disana? Transportasi umum disana kurang, mending sewa mobil kalau mau mengunjungi satu-satu pantainya. Tapi kalau mau backpacker-an ngeteng disana sih gak akan jalan. Belum ada transportasi umum yang merambah daerah-daerah pelosok, dan memang pantai-pantai tersebut jauh dari pemukiman yang ramai. Sebenernya Bangka itu luas, yang biasanya di ulas baru wisata di 2 kota: Pangkalpinang dan Sungailiat, kota lainnya masih jarang di jamah para traveler.
Untuk sinyal telepon genggam mudah didapatkan di hampir seluruh kabupaten
yang ada di Pulau Bangka. Semua operator telepon genggam mendapatkan
sinyal di pulau ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar