Long weekend di akhir bulan Maret lalu, 3 hari libur akhirnya kami berkesempatan mengunjungi tanah batak. Untuk melupakan sejenak rutinitas yang padat dan gedung-gedung pencakar langit di kota dan menggantinya dengan pemandangan alam yang memukau serta udara segar yang menyejukkan, maka kami memilih Danau Toba menjadi tujuan utama, yang luasnya hampir dua kali luas Singapura ini menjadi tempat pilihan kami kali ini.
Horas Toba!! Akhirnya kami tiba dengan selamat. Hari masih pagi kami tiba di Bandar Udara Internasional Silangit yang terletak di desa Siborong-borong Tapanuli Utara - Sumatera Utara, dengan pesawat Sriwijaya Air. Dari Silangit kami melanjutkan perjalanan menggunakan bus bandara gratis menuju Desa Pangururan - Pulau Samosir. Jarak antara Bandara Silangit ke Desa Pangururan kurang-lebih 100
kilometer yang ditempuh dalam waktu kurang-lebih tiga
jam. Bus-nya ber-ac dan kami juga diberi 1 botol kecil air mineral untuk melepas dahaga. Nyaman!
Tiga jam perjalanan tidak membosankan, karena pemandangan yang disuguhkan sangat indah. Perjalanan melewati pedesaan dan pemandangan indah dari Danau Toba yang membentang dari jendela kaca bus yang lebar. Tiba-tiba hujan deras turun menutupi kaca jendela. Bus melaju dengan cepat melintasi jalan pedesaan kemudian meliuk-liuk dan bergoyang-goyang membuat kami terlena dan tertidur sejenak hingga tidak merasakan bus melaju pesat saat mengelilingi Danau Toba.
Pemandangan dari pesawat menuju Silangit
(ambil posisi duduk disebelah kiri)
Tiga jam perjalanan tidak membosankan, karena pemandangan yang disuguhkan sangat indah. Perjalanan melewati pedesaan dan pemandangan indah dari Danau Toba yang membentang dari jendela kaca bus yang lebar. Tiba-tiba hujan deras turun menutupi kaca jendela. Bus melaju dengan cepat melintasi jalan pedesaan kemudian meliuk-liuk dan bergoyang-goyang membuat kami terlena dan tertidur sejenak hingga tidak merasakan bus melaju pesat saat mengelilingi Danau Toba.
O iya, kalau ingin ke Danau Toba melalui Parapat dari Bandara Silangit, tinggal menyewa mobil dengan menempuh perjalanan selama 1 jam untuk
sampai ke Parapat, dari sana menyeberangi Danau Toba dengan kapal ferry untuk sampai
ke Pulau Samosir yang letaknya di kelilingi Danau Toba.
PESONA Danau Toba menjadi salah satu keajaiban di dunia. Keindahan danau
vulkanik yang megah dan juga menawan ini menjadi ikon alam
kebanggaan Sumatera Utara. Pulau Samosir yang unik ternyata menyimpang sesuatu yang tak kalah menariknya. Deretan Jabu Bolon
berserakan di pinggir jalan. Menara-menara gereja menjulang agung
dikawal dengan kubur-kubur batu berukuran besar. Anjing liar dan babi
peliharaan sibuk lalu-lalang. Saya tak sabar untuk mampir di salah satu
rumah adat dan melongok dalamnya. Samosir menyimpan banyak tempat wisata yang menarik. Selain itu, Danau Toba juga menjadi danau
terbesar di Indonesia dengan luas wilayah mencapai 100 kilometer dan
kedalaman 505 meter. Kemegahan alam yang indah ini konon katanya sudah
terbentuk sejak 75.000 tahun lamanya. Danau Toba memang mengagumkan!
Bus melaju cepat, meliuk-liuk mengikuti jalan yang berbelok-belok. Tak disangka tiba-tiba hujan deras turun dan pemandangan yang semula indah akhirnya tak terlihat lagi. Perjalanan hampir 3 jam - Akhirya kami tiba di Desa Pangururan tepatnya di area terminal dan hujan sudah mulai berhenti,. Beruntung kami dibantu supir bus untuk menyewa mobil, di area parkir terminal yang sepi itu ada satu mobil yang parkir dan pak Supir Bus memanggilnya dan tidak lama pemilik mobil menghampiri kami dan setelah setuju dengan penawarannya kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menyewa mobil Rp 350 rebu,
putar-putar Danau Toba hingga sore.
Sebelum melanjutkan petualangan, kami menyempatkan waktu untuk mampir ke warung babi panggang untuk makan siang menjelang sore atas rekomendasi dari salah satu staff di dalam bus bandara...dan ternyata enak katanya!
Kami mengunjungi Menara Tele atau disebut juga Tele View Tower, pemandangan yang disuguhkan sangat indah hamparan bukit-bukit hijau yang mengelilingi Danau Toba yang berwarna kebiru-biruan. Sejauh mata memandang
terlihat sangat manakjubkan panorama alam. Tampak perbukitan yang
mengelilingi Danau Toba, Pulau Samosir yang berada tepat di tengah Danau
Toba, terlihat sawah mengikuti kontur perbukitan, air danau yang biru
dan... pemadangannya memang sangat indah dan menyejukkan mata.
Nama Jalan yang kami lalui Jalan Tele adalah satu-satunya jalan darat yang dapat digunakan sebagai pintu
masuk ke pulau Samosir, dan jalur ini akan kita lewati jika kita ingin
pergi ke Pulau Samosir ketika kita datang dari Bandar Silangit atau daerah lain
melalui Karo, Dairi dan Humbang Hasundutan.
Menara Tele dibangun di sisi jalan Tele - Samosir (jalan yang
menghubungkan Bukit Barisan ke Pulau Samosir) yang terletak kemiringan
bukit sehingga tempat ini benar-benar menghadirkan keindahan Pulau
Samosir dan Danau Toba dan juga keindahan Pusuk Buhit (Bukit diyakini
menjadi tempat leluhur pertama Batak) sambil bersantai dan menikmati pemandangan indah Danau Toba. Tempat ini juga sering menjadi tempat peristirahatan bagi orang-orang
yang datang ke atau dari Samosir melalui Tele. Tidak jauh dari tempat
ada beberapa restoran juga tersedia. Tiket masuk Menara Tele Rp 7000,-
Danau Toba dilingkupi oleh tujuh kabupaten yaitu Samosir, Karo, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun, Humbang Hasundutan, dan Dairi. Pulau Samosir tampak menyembul di tengah danau sekaligus menampakkan eksistensi sebagai pulau vulkanis terluas di dunia. Kemudian kami melanjutkan mengelilingi Danau Toba. Setiap ada spot indah, kami berhenti sejenak untuk mengabadikan keindahan Danau Toba tidak terasa hari sudah mulai gelap, akhirnya kami diantar ke penginapan Toba Village Inn yang berada di desa Tuktuk Siadong. Penginapan yang asri dan bersih dengan halaman belakangnya Danau Toba.... indah! Dengan tarif Rp 500.000/nite yang sudah kami booking dari Jakarta.
Pulangnya lewat Jalan
Tele saja. Mampir di Menara Tele. Pemandangannya dari sana cantik
sekali. Kalau tidak percaya, lihat saja sendiri,”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cantiknya Panorama Danau Toba dari Puncak Menara Tele ", https://travel.kompas.com/read/2012/07/04/11100618/Cantiknya.Panorama.Danau.Toba.dari.Puncak.Menara.Tele..
Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cantiknya Panorama Danau Toba dari Puncak Menara Tele ", https://travel.kompas.com/read/2012/07/04/11100618/Cantiknya.Panorama.Danau.Toba.dari.Puncak.Menara.Tele..
Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F
Mampir di Menara Tele. Pemandangannya dari sana cantik sekali. Kalau tidak percaya, lihat saja sendiri,”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cantiknya Panorama Danau Toba dari Puncak Menara Tele ", https://travel.kompas.com/read/2012/07/04/11100618/Cantiknya.Panorama.Danau.Toba.dari.Puncak.Menara.Tele..
Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cantiknya Panorama Danau Toba dari Puncak Menara Tele ", https://travel.kompas.com/read/2012/07/04/11100618/Cantiknya.Panorama.Danau.Toba.dari.Puncak.Menara.Tele..
Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F
Mampir di Menara Tele. Pemandangannya dari sana cantik sekali. Kalau tidak percaya, lihat saja sendiri,”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cantiknya Panorama Danau Toba dari Puncak Menara Tele ", https://travel.kompas.com/read/2012/07/04/11100618/Cantiknya.Panorama.Danau.Toba.dari.Puncak.Menara.Tele..
Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cantiknya Panorama Danau Toba dari Puncak Menara Tele ", https://travel.kompas.com/read/2012/07/04/11100618/Cantiknya.Panorama.Danau.Toba.dari.Puncak.Menara.Tele..
Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F
Hukuman Pasung bagi rakyat melanggar hukum adat |
Deretan Jabu Bolon di Perkampungan Sialagan
Saat melanjutkan perjalanan kami bertemu sekumpulan orang-orang muda dengan menggunakan pakaian khas Batak dengankain ulos dipundaknya. Ternyata ada acara festival Danau Toba 2018 yang dilaksanakan di pantai pasir putih Toba yaitu Pantai Parbaba, pantai ini terletak di Desa Hutabolon, Kecamatan Panguruan, Kabupaten Samosir. Kami mampir sebentar untuk melihat.
Yang unik dari pantai ini adalah airnya yang tidak asin. Ya, karena airnya berasal dari danau yang berair tawar. Banyak aktivitas watersports yang bisa Anda nikmati di sini, antara lain banana boat dan sepeda dayung. Dengan deretan gunung-gunung di sekelilingnya, serta arak-arakan awan yang menghias di atasnya, menjadikan suasana Danau Toba kian magis!
Selanjutnya perjalanan menuju Air Terjun Sipiso–Piso yang terletak di Desa Tongging, Kabupaten Karo. Letaknya yang tidak begitu jauh dari pemukiman penduduk Desa Tongging. Air terjun ini berada di perbukitan dengan ketinggian sekitar 800 mdpl dan dikelilingi oleh hutan pinus. Pengelolaan wisata alam air terjun ini dipegang oleh Pemda Kabupaten Karo. Dengan memiliki ketinggian sekitar 120 meter, Air Terjun Sipiso-piso merupakan salah satu air terjun tertinggi di Indonesia. Dengan adanya air terjun ini, Kabupaten Karo menjadi salah satu tempat wisata yang paling diminati oleh para wisatawan domestik dan mancanegara.
Dengan perpaduan hijaunya pepohonan pinus yang rimbun dan suara gemuruh air terjun dari kejauhan, membuat suasana hati dan pikiran terasa damai dan tenteram. Jangan lupa untuk membawa bekal makanan untuk dinikmati saat menikmati indahnya pemandangan di Air Terjun Sipiso-piso. Dalam bahasa Batak, Sipiso-piso berarti piso atau pisau. Ini digunakan untuk mewakili tinggi dan derasnya air terjun yang mengalirkan air lurus seperti bilah pisau tajam bila dilihat dari ketinggian. Rekor ketinggian air terjun ini juga mengundang wisatawan lokal dan mancanegara. Oh ya, tiket masuk yang harus dibayarkan di Air Terjun Sipiso–Piso adalah Rp5.000 per orang.
Untuk turun kebawah menuju ke kolam air terjun, tinggal menuruni anak tangga yang jumlahnya lebih dari 500-an bagi saya itu memerlukan waktu sekitar 30 menit – 45 menit. Bayanginnya aja saya malas! lebih baik memandang dari gardu pandang aja deh hehehe. Di spot ini disuguhi view spektakuler dan hamparan Tanah Karo serta Pulau Samosir yang posisinya ada di tengah Danau Toba. Pemandangannya yang indah, di mana Anda bisa melihat bukit-bukit hijau yang seolah tak berujung.
Dari Sipiso-piso kami melanjutkan perjalanan menuju Taman Lumbini Berastagi yaitu melihat replika Pagoda Shwedagon seperti yang berada di Myanmar. Hari sudah sore tepat pukul 17.00 pm, untung saja kami masih diperbolehkan untuk masuk kedalam. Taman Lumbini terletak di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat, Kabupaten Karo. Pagoda ini merupakan replika tertinggi kedua yang berada di luar Myanmar, dan merupakan pagoda tertinggi di Indonesia yang telah dibuka untuk umum sejak 2010. Dengan bercat emas dengan arsitektur yang begitu indah, relief-relief unik dan patung-patung Buddha menghiasi bangunan utama Pagoda ini. Jalan menuju kesana kita melewati kebun strawberi. Di sebelah kiri bangunan utama Pagoda, terdapat sebuah menara yang memiliki puncak berbentuk bekisar. Di bawahnya terdapat hiasan sulur berupa gelang-gelang emas sepanjang 1,5 meter. Di puncak Pagoda, terdapat puluhan lonceng sebagai penghias yang akan berdentang jika tertiup angin.
Untuk masuk ke dalam Pagoda, para pengunjung harus melepas alas kakinya. Seperti halnya berada di dalam tempat ibadah Buddha lainnya, kita akan langsung mencium harumnya bakaran hio dan di dalam Pagoda tepat di tengah-tengah ruangan, dapat melihat empat patung Buddha yang terbuat dari marmer. Untuk masuk ke kawasan Taman Alam Lumbini, tidak dipungut biaya untuk tiket masuk tetapi jika ingin memberikan sumbangan amal juga boleh seiklasnya yaa...
Bagi Anda yang tidak beragama Buddha, bisa berfoto di pagoda ini, sedangkan bagi yang beragama Buddha, tempat ini dapat menjadi tempat persembahyangan yang menenangkan dan menenteramkan. Jika berada di dalam Pagoda, tidak boleh makan atau minum selama berada di areal Pagoda merupakan aturan umum yang harus dipatuhi oleh para pengunjung.
Hari sudah mulai gelap, kami masih melanjutkan perjalanan yang panjang ke Medan, sekitar 4-5 jam. Tapi ternyata perjalanan dari Lumbini ke Medan kami terjebak macet parah, hingga akhirnya tiba di Penginapan kami tengah malam, batre hape sudah mati dan powerbank pun tidak bernyawa lagi - untung saja dari pihak hotel menelpon untuk mengetahui apakah kami masih mau menginap atau tidak? Sebelum tiba dipenginapan kami sempat mampir ke durian ucok, lapar bok! fiuuh... akhirnya malam pun berjalan dengan cepat.
Pagi hari kami bangun telat dan setelah sarapan pagi kami berkeliling kota Medan. Kami sempat mampir ke Pasar Rame. Pasar Rame ini merupakan pasar tradisional yang berada di sebelah Thamrin Plaza. Di tempat ini di jumpai berbagai macam barang yang didagangkan. Pasar ini termasuk lengkap. Saya mendapatkan kain-kain Ulos khas Batak dan Sarung khas Medan dengan corak kotak-kotak berwarna cerah, untuk harga tergantung jagonya anda menawar ya hehehe... Dari Medan kami kembali ke Jakarta melalui Bandara Kualanamu.
Bagi Anda yang tidak beragama Buddha, bisa berfoto di pagoda ini, sedangkan bagi yang beragama Buddha, tempat ini dapat menjadi tempat persembahyangan yang menenangkan dan menenteramkan. Jika berada di dalam Pagoda, tidak boleh makan atau minum selama berada di areal Pagoda merupakan aturan umum yang harus dipatuhi oleh para pengunjung.
Hari sudah mulai gelap, kami masih melanjutkan perjalanan yang panjang ke Medan, sekitar 4-5 jam. Tapi ternyata perjalanan dari Lumbini ke Medan kami terjebak macet parah, hingga akhirnya tiba di Penginapan kami tengah malam, batre hape sudah mati dan powerbank pun tidak bernyawa lagi - untung saja dari pihak hotel menelpon untuk mengetahui apakah kami masih mau menginap atau tidak? Sebelum tiba dipenginapan kami sempat mampir ke durian ucok, lapar bok! fiuuh... akhirnya malam pun berjalan dengan cepat.
Pagi hari kami bangun telat dan setelah sarapan pagi kami berkeliling kota Medan. Kami sempat mampir ke Pasar Rame. Pasar Rame ini merupakan pasar tradisional yang berada di sebelah Thamrin Plaza. Di tempat ini di jumpai berbagai macam barang yang didagangkan. Pasar ini termasuk lengkap. Saya mendapatkan kain-kain Ulos khas Batak dan Sarung khas Medan dengan corak kotak-kotak berwarna cerah, untuk harga tergantung jagonya anda menawar ya hehehe... Dari Medan kami kembali ke Jakarta melalui Bandara Kualanamu.
Sejak dibukanya Bandara Silangit, kini kita tak perlu repot dengan melakukan perjalanan panjang lagi kalau mau berkunjung ke Danau Toba. Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air meluncurkan rute baru langsung dari Jakarta ke Bandara Silangit yang terletak di Siborong-borong. Dari Medan atau Jakarta untuk melihat Danau Toba, dapat naik pesawat langsung menuju Bandara Silangit di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Dari Bandara dilanjutkan naik bus gratis yang disediakan oleh pihak Bandara menuju Pangururan. Atau dari Bandara Silangit Anda tinggal menempuh perjalanan darat selama 1 jam untuk sampai ke Parapat dengan menyewa mobil dan dilanjutkan menyeberangi Danau Toba dengan kapal Fery untuk sampai ke Pulau Samosir. Untuk Transportasi kami menyewa mobil satu harian dengan supir dan bensin sebesar Rp 900.000,- Dari Desa Tuk-tuk hingga diantar ke Medan.
Penginapan Toba Village Inn, Tuk-Tuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar