Kali ini kami liburan mengunjungi Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS), Jawa Barat. Ceritanya lebih mendekat ke alam. TNGHS menjadi pilihan tujuan kami
menghabiskan libur longweekend sekaligus keluar sejenak dari rutinitas,
kemacetan, kesemrawutan dan polusi Jakarta.
Rute yang kami tempuh melalui Parungkuda, terus ke arah Leuwi Liang-Jasinga. Melewati pasar dan keramaiannya membuat perjalanan kami sedikit tersedat, tidak lama akhirnya kami keluar dari kemacetan pasar jalanan mulai lancar dan
mulai menanjak. Dan akhirnya kami sudah disuguhi pemandangan yang menyejukan
mata. Pohon pohon hijau mulai nampak di kanan kiri.
Sebelum memasuki gerbang TNGHS, kami
berhenti sejenak di warung untuk sekedar rebahan, sarapan pagi dan minum teh, tak lupa membeli
beberapa perlengkapan buat camping nanti. Setelah sekitar 15 menit istirahat, kita melanjutkan perjalanan. Dan
ternyata sekitar 20 menit kita tiba di gerbang TNGHS.
Kali ini melewati jalan berbatu terjal masih dengan disuguhi pemandangan
hijau di kanan kiri depan belakang. Kami masih harus melintas hutan
lagi. Sekitar pukul 11 siang, kami sampai di tempat tujuan, Research Station Cikaniki untuk registrasi bahwa kami akan camping di area TNGHS dan setelah itu kami diantar 1 orang guide untuk menunjukkan area camping ground Citalahab tempat kami menginap.
Perjalanan berlanjut, Kami masih harus melintas perkebunan Teh Nirmala
untuk bisa sampai ke tempat parkiran mobil kami. Matahari sudah diatas
kepala, untungnya tidak begitu menyengat udara masih tetap sejuk dengan
angin semilir. Hamparan pohon teh sepanjang mata memandang sungguh
menjadi lukisan paling indah. Kami
berhenti sejenak di tengah hamparan pohon teh yang seperti karpet warna
hijau, sejuk sekali. Setelah menemukan camping ground Citalahab kami segera mendirikan tenda dan teman lainnya bersiap-siap untuk memasak karna sudah hampir waktunya makan siang.
Kawasan hutan hujan yang lebat ini memiliki keaneka ragaman flora dan fauna yang tinggi. Kita bisa belajar tentang kekayaan flora seperti berbagai jenis pakis, palem hingga pohon damar yang dilindungi. Dan pada malam hari kami diajak guide kami untuk melihat sejenis jamur glow in the dark yang dapat bersinar ditengah kegelapan malam, itu karena mengandung zat Fosfor kata bapak Pemandu. Seru! gelap-gelap mengendap-endap di hutan mencari jamur yang bersinar, dan akhirnya kami menemukannya pemirsah! hihihi ^_^
Pukul 5 pagi, dari sela sela rimbunan dedaunan pohon tinggi langit
mulai nampak terang. Burung burung mulai mencicit,bajing bajing nampak
berloncatan dari pohon ke pohon. Pagi itu sangat indah! Kami segera menyiapkan sarapan pagi karena kami akan melakukan petualangan melintasi hutan menuju air terjun. Bersama bapak guide/pemandu, saat melintasi hutan kami diajarkan hal-hal baru seperti memberitahu tanaman yang daunnya berbulu yang dapat menyebabkan gatal ketika disentuh, atau ada bambu hutan yang batangnya mengandung air yang segar dan dapat diminum, dll.
Petualangan diteruskan, melintasi tanah gembur, pohon pohon
tinggi besar, menyebrang sungai, bertemu sumber mata air pegunungan yang
segar, diselingi suara suara burung dan suara air di sungai dibawah
sana. Hutan ini begitu subur dan lebat. Kami sangat beruntung sempat melihat penampakan beberapa Owa sejenis Lutung. Setelah sekitar 2 jam berjalan kaki akhirnya kami keluar dari hutan,
tampak persawahan penduduk yang berdekatan dengan pemukiman hanya di
batasi dengan sungai kecil.
Berpetualang di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi, Jawa Barat, mungkin dapat menjadi pilihan. Dibalik perjalanan yang cukup menantang, ada banyak kekayaan flora dan
fauna serta keramahtamahan warga sekitar yang bisa kita temui. Keindahan alam dengan kehidupan liar, gemuruh air terjun dan gemericik aliran sungai kecil yang jernih; kesemuanya merupakan peristiwa alam yang dapat memberi pengalaman yang tak akan terlupakan.
Best time of year to visit: June to August.
Cara menuju ke Taman Nasional Gunung Halimun-Salak:
- Waktu tempuh ke TNGHS dari arah Jakarta dengan menggunakan kendaran adalah sekitar 3-5 jam perjalanan. Pastikan kita menggunakan kendaraan roda empat yang memiliki kemampuan jelajah segala medan (4 wheel drive) karena 10 kilometer terakhir menuju ke TNGH merupakan jalan yang berbatu dan tidak rata.
- Kendaraan Pribadi: Jakarta (Tol Jagorawi) – Keluar Tol Ciawi – Parung Kuda (arah Sukabumi, belok ke kanan di Stasiun Kereta Parung Kuda) – Kabandungan (Kantor Balai TNGHS) – Cikaniki – Citalahab
- Kendaraan Umum: Bis Jakarta – Sukabumi, turun di Parung Kuda, disambung dengan angkutan umum (L-300) menuju Kabandungan (Kantor Balai TNGHS), dari Kantor Balai dapat menngunakan angkutan umum (elf) yang menuju perkebunan teh Citalahab, namun agak jarang, alternatifnya menggunakan ojek atau carter angkutan.
- kalo trekking ke air terjun, jangan lupa untuk bawa baju ganti (buat ganti kalo kebasahan)
- bawa/pakai lotion anti nyamuk
- bawa topi dan jas hujan
- ransel sebaiknya di cover sama anti air supaya kalo hujan nggak kebasahan
- amat disarankan untuk membawa trekking pole/ walking stick/ kayu yang kuat yang bisa dipakai untuk bantuan berjalan (jika punya)
- bawa bekal nasi/ roti/snack & air mineral secukupnya jadi tidak kelaparan setibanya disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar