I think by traveling you can better appreciate yourself and the different cultures of the world... Enjoy life all around the world. To share with many people with different way of living. To love. To dance with the birds and sing with the wind....
Travelling brings color to my life. I'm travelling for the joy... "...there is a difference between knowing the path and walking the path" - Morpheus
I amnot good at writingbutI want to sharetheadventureinmy journey,butIhave alot ofphototrips. Let thepicturesaregoing to tell youaboutthistrip ;)
Not only for the destinations, but it's about the journeys... when you are traveling the time should be yours.
SomeinmyblogisusingIndonesian,Ifyoudo not understandIndonesianyoucanuse"Google Translate"atthe topleftofthisblog.I hopethisblogcan be useful...
DILARANG MENGAMBIL atau COPY PHOTO-PHOTO DALAM BLOG INI TANPA IJIN!
Senin, 18 Juni 2012
Wakatobi Islands Adventure
Taman Laut Pulau Hoga, Wakatobi.
Wakatobi merupakan sebuah kepulauan yang terletak di
propinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Memiliki luas 1.39 juta hektar
dengan sumber daya alam laut yang bernilai tinggi dan panorama bawah
lautnya yang menakubkan. Nama Wakatobi di ambil dari nama empat pulau besar, yaitu pulau Wangi-wangi, pulau Kaledupa, pulau Tomia dan pulau Binongko yang paling jauh. Ada seorang warga setempat yang bilang: "Jangan pernah mengaku sudah ke Wakatobi kalau belum menginjak Binongko."
Saya bersama empat teman lainnya di bulan Mei'12 yang lalu, berkesempatan berpetualang ke kepulauan Wakatobi. Bisa dibilang rencana perjalanan ini cukup mendadak dan sangat adventure karna informasi mengenai area ini belum kami ketahui sama sekali, yang kami tahu bahwa Wakatobi adalah kepulauan yang sangat indah akan taman lautnya. Dan benar saja, Wakatobi sangat indah.
Setelah mendapat informasi dari mbah google, baca-baca dari tulisan bloger
dan beberapa info dari milis, akhirnya kami berniat menginap di pulau
Hoga dan akhirnya menemukan nama pak Jufri sebagai bos Wallacea saat ini.
Diawali membeli tiket Lion air PP menuju Jakarta-Kendari-Jakarta seharga Rp 1,7juta, dari Kendari menuju Wakatobi. Berangkat dari Jakarta dengan jadwal penerbangan jam 6 pagi. Penerbangan memakan waktu 4 jam dari Jakarta, kemudian dari Airport
Haluoleo Kendari kami menyewa mobil Avanza (Rp80.000) menuju pelabuhan
Kendari dengan tujuan ke pulau Bau-bau kemudian dilanjutkan ke pulau
Kaledupa dan menginap di pulau Hoga.
Kami terpaksa menuju Bau-bau, karna awalnya ingin menumpang pesawat kecil Express Air tetapi jadwal penerbangan ternyata hari Jumat jam 12.00 WIT Akhirnya kami booking buat perjalanan pulang dari Wang-wangi ke Kendari nantinya dengan tiket Rp 400.000,-. Kalau kami tidak bergerak, pikir kami ini akan membuang waktu petualangan saja sedangkan kapal Aksar Syaputra yang langsung tujuannya ke pulau Wangi-wangi jadwal keberangkatannya jam 9.00 pagi, padahal kami tiba di Haluoleo Kendari sudah jam 11.30 siang.... berarti sudah tidak bisa lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk keep moving, menuju pulau Wangi-wangi dengan melalui pulau Bau-bau.
Dengan kapal laut Expres Cantika (5-6jam) menuju pulau Bau-bau dengan tiket Rp 122.500, kemudian disambung kembali dengan kapal malam Aksar Syahputra (9jam) dengan tiket Rp 103.000 dan tambahan Rp 50.000 jika ingin meminjam kamar awak kapal. Tiba di pulau Wangi-wangi jam 7 pagi. Lalu naik ojek (Rp 10.000) ke pelabuhan Mola dan disambung kembali dengan KM.Wande-wande dengan tiket Rp 50.000 menuju Kaledupa. Sambil menunggu kapal menuju pulau Kaledupa, yang katanya jam 9 pagi kami sempat sarapan dahulu sebelum melanjutkan ke pulau Kaledupa ternyata kami langsung diantar ke pulau Hoga dan tiba jam 13.00.... perjalanan laut saat itu cukup berat bagi kami yang merupakan petualangan pertama kali mengarungi laut ;) ombak lumayan mengganggu kenyamanan, kapal yang kami tumpangi berayun cukup kuat sepanjang waktu, hingga doa panjangpun kami panjatkan sepanjang malam.
Berdasarkan informasi dari penduduk setempat ternyata bulan Mei bukanlah bulan yang baik untuk mengarungi lautan di
bagian timur Indonesia ini. Kecuali Anda sudah terbiasa dan tidak akan
mabuk laut. Bila tidak, siapkanlah Antimo. Dimana saat ini ombak sedang tinggi karena pengaruh angin timur, begitu informasinya. Akhirnya kami tiba di Hoga Island, Marine Research Station, Wakatobi National
Park dan bertemu pak Jufri setelah menempuh perjalanan lebih dari 24
jam. Dengan tarif Rp 50.000 per malam dan makan 3 kali sehari Rp120.000 berfasilitas rumah panggung dan tempat tidur berkelambu serta dilengkapi wc yang sederhana. Suasana yang sangat unik.
Oh iya... Jangan lupa membawa bekal untuk makan malam, karna di kapal tidak ada yang berjualan. Pagi hari anak buah kapal memberi kami secangkir teh manis. Di pulau wangi-wangi kami juga sempat berbelanja makanan, buah-buahan dan cemilan untuk di bawa ke pulau Hoga. Informasi Pak Jufri, kalo suka 'nyemil' jangan lupa belanja di Wangi-wangi karna Hoga tidak ada yang berjualan.
Wah... perjalanan yang sangat panjang dan penuh dengan petualangan yang tidak terlupakan ;) untung saja terbayarkan dengan pesona keindahan pantai Wakatobi terutama taman laut yang masih bisa ditemukan terumbu karang yang tumbuh subur dan banyaknya ikan yang menghiasi. Tentu saja kami mencoba snorkling dan 'trying scuba' itu kata istilah diving pemula yang belum mempunyai license diving dari pak Jufri. Petualangan ini merupakan pertama kali saya mencoba diving dan membuat ketagihan. Sungguh benar-benar mempesona. Jangan terlewatkan untuk menikmati sunset di pulau Hoga, sangat indah.
Sebenarnya, untuk tujuan Wakatobi ada yang langsung dari Jakarta dengan menggunakan Express Air atau melalui Makasar.
Kami juga sempat mengunjungi perkampungan nelayan suku Bajo yang berdekatan dengan pulau Kaledupa. Suku Bajo mengingatkan dengan suku anak dalam di Jambi hanya saja mereka tinggal ditengah laut dan berdiam dirumah-rumah kayu panggung yang sangat sederhana. Kami hanya mengitari perkampungannya saja, tujuan kami selanjutnya mengunjungi pulau Kaledupa yang saat itu cuaca sangat terik sehingga kami tidak berlama-lama disana.
Kepulauan wakatobi akhir-akhir ini dikenal karena film The Mirror Never Lies
yang merupakan cerita kehidupan suku Bajo yang berada di kepulauan Wakatobi tepatnya dekat pulau Kaledupa, film ini hasil kerja sama Wwf-Indonesia, Pemda Kabupaten
Wakatobi yang hasil penjualannya digunakan untuk pelestarian terumbu
karang.
Pasir putih di Pulau Hoga, Wakatobi.
Dermaga Pulau Hoga, Wakatobi.
Marine Research Station-Wallacea, Pulau Hoga - Wakatobi.
Menikmati Sunrise di Pulau Hoga, Wakatobi.
Mengabadikan pesona Sunset di Pulau Hoga, Wakatobi.
Menikmati indahnya Sunset di Pulau Hoga, Wakatobi.
Pemukiman Suku Bajo, Wakatobi.
Suasana Sore di atas kapal speedboad Express Cantika menuju Bau-bau.
Menikmati sore diatas Kapal Express Cantika menuju Bau-bau.
Diatas KM Wande-wande menuju pulau Kaledupa.
Suasana kamar ABK, KM Aksar Syahputra tujuan ke Wangi-wangi.
Speedboad Express Cantika tujuan ke Bau-bau.
Bandara Haluoleo Kendari.
Express air, sebelum take off menuju Kendari.
Suasana Pelabuhan Mola, Pulau Wangi-wangi - Wakatobi.
Perkampungan Nelayan di Pulau Wangi-wangi, Wakatobi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar