Black Dragon Pool (Heilongtan), Lijiang.
Lijiang, merupakan kota ke dua yang telah menarik hati kami untuk dikunjungi. Pagi sekali kami berangkat dari kota Dali menuju Lijiang dengan menggunakan bus yang telah kami pesan kemaren, ongkos bus CNY 50 dengan waktu 2,5 jam perjalanan. Keindahan pemandangan yang dilalui membuat waktu tidak terasa lama dan akhirnya kami pun tiba di kota Lijiang.
Menurut Wikipedia, salah satu kota tua yang terkenal di dunia yaitu Lijiang masuk dalam barisan situs warisan UNESCO. Kota ini memiliki sejarah lebih dari 800 tahun dan pernah menjadi pertemuan untuk trade along the old tea horse road. Awalnya kota ini bernama Dayan, kota tua yang menempati area seluas 3,8 kilometer persegi pada ketinggian 2.400m dpl, kota yang pertama kali dibangun pada masa Dinasti Song.
Pagi hari kami sudah bersiap-siap di pool bus Dali, menunggu jemputan menuju kota Lijiang
Lijiang berbeda dari kota-kota Cina kuno lainnya: kota tua Lijiang tidak memiliki tembok kota dan dalam arsitektur yang indah dan unik, sejarah dan budaya penduduk yang masih menjaga adat dan budaya tradisional, yang dibangun oleh orang-orang dengan latar belakang budaya Naxi yang unik.
Ada kisah menarik yang menceritakan alasan kenapa Lijiang tidak mempunyai tembok seperti kota-kota tua yang lainnya di China. Menurut legenda, Lijiang berada di bawah kekuasaan pemerintahan keluarga Mu turun temurun selama lebih dari 500 tahun. Pada karakter Cina 'Mu' yaitu yang mewakili gubernur Lijiang; dimasukkan ke dalam bingkai atau ibarat sebagai tembok kota. Sedangkan kota tua lainnya memiliki karakter 'Kun' yang berarti 'pengepungan' atau 'kesulitan' ibarat pagar tembok yang mengelilingi. Sehingga pada saat keluarga Mu yang memerintah dan keturunan Kun yang selalu terjebak seperti tikus di dalam lubang. Karena itu lah simbolisme ini, Kota Tua Lijiang tidak pernah diberi tembok kota.
Wanita suku Naxi
Kami tiba di penginapan Panba Hostel Lijiang. Dekorasi penginapan yang nyentrik dan menarik. Setelah registrasi hostel, bersih-bersih lalu kami bersiap memulai petualangan. Tempat yang akan kami kunjungi pertama adalah Black Dragon Pool, yang katanya keindahan danau ini sudah ngehit seantero dunia. Tapi sebelumnya kami mau mencari makan siang terlebih dahulu, tentunya kami mencari rumah makan yang dekat dengan area biar tidak habis waktu dan hemat ongkos. 😊
Di Lijiang, kami tidak sewa sepeda tapi untuk berkeliling kota kami menggunakan bus, karena letak area wisata di Lijiang saling berjauhan.
suasana bus kota di Lijiang, gak beda sih dengan di Jakarta
Akhirnya kami menemukan warung makan disebrang gerbang Black Dragon Pool masuk sedikit ke dalam jalan. Tentunya dengan menu masakan khas Lijiang. Tidak sengaja menemukan tempat ini, tapi sangat nikmat masakan si-Sauce dengan menu andalan shabu-shabu ayam cemani... iya cemani, karna kami melihatnya langsung dia memotong ayam hitam dan kulitnya pun sedikit berwarna gelap. 😋😊
sambil menunggu Siauce masak, minum teh hijau dulu..
Rumah makannya kecil dan saat itu sepi, apakah enak? ternyata enak loh!😊
Saat nya memulai petualangan di Black Dragon Pool Lijiang, duh! saya lupa bayar tiket masuknya.
1. Black Dragon Pool
Tempat menarik yang pertama kami kunjungi sesampai di Lijiang adalah Black Dragon Pool (Heilongtan) yang merupakan landmark kota Lijiang. Sangking ngehits nya, kolam ini terdaftar di dalam list: The Collections of Famous Pools of China, pasti karena keindahannya!
Di sisi jauh kolam, ada bangunan yang digunakan untuk pameran seni seperti Moon-Embracing Pavilion dengan jembatan marmer putih dengan hiasan patung gajah dan singa disepanjang pagarnya. Jembatan berdiri di atas air dan diseberangnya Five-Phoenix Temple yang dibangun pada masa Dinasti Ming yang masih terawat menambah keanggunan landscape Black Dragon Pool.
Black Dragon Pool, Lijiang.
Pada saat musim semi saat ini dengan suasana hijau yang dihiasi rumput dan barisan pohon-pohon cherry blossom yang sedang bermekaran bergoyang tertiup angin menjatuhi kelopak bunganya menambah keindahan, tapi sayang air kolam menyusut dan langitnya pun ditutupi awan, sehingga kami tidak bisa melihat refleksi Jade Dragon Snow Mountain diatas permukaan air danau, seperti gambar yang banyak berada di kalender atau poto-poto yang berada di google.
Seperti pada umumnya tempat wisata dengan alam budaya kulturnya pasti ada tempat penyewaan baju tradisonal yang bisa dipinjamkan untuk berfoto dipakai berjalan-jalan disekitar area, begitu juga diarea taman ini. Saya melihat beberapa wanita muda menggunakan pakaian khas Lijiang. Dan saya cukup mengabadikan mereka. 😋
Musim semi identik dengan bermekaran bunga-bunga, keindahan bunga-bunga menambah kesempurnaan pemandangan alam, begitu juga disekitar Black Dragon Pool. Saya juga terpesona dengan gaya anak muda Lijiang yang modis, berjalan-jalan disekitar danau sambil menikmati keindahan dan suasana damainya Black Dragon Pool.
2. Lijiang Old Town
Sore hari nya, kami melanjutkan petualangan yaitu menjelajahi kota tua Lijiang yang terkenal di dunia sebagai kota kuno yang dibangun dalam gaya arsitektur kuno yang sederhana dan artistik. Kota tua Lijiang dibangun di sepanjang dataran pegunungan dan aliran sungai, jembatan terlihat di mana-mana, yang menghubungkan jalan dan lorong-lorong sempit. Kota ini dikenal sebagai "Venesia dari China" atau " Suzhou di dataran tinggi ".
Lijiang, kabupaten yang berada di Provinsi Yunnan China ini punya banyak tempat untuk dibanggakan, mulai dari kota tua, gunung, ngarai, danau, desa wisata dan masih banyak lagi. Siluet garis alamnya memang luar biasa menakjubkan. Dan perlu diingat bahwa Lijiang merupakan daerah yang paling komersil dibandingkan dengan kota-kota wisata lainnya di Yunnan.
Toko berderet dengan beragam barang dan warna, siap menghibur mata dan menggoda dompet. Kami melihat pemandangan banyak rombongan turis di setiap sudut dan tentunya membuat harga-harga barang di Lijiang lebih tinggi dari kota tua lainnya. Jadi pandai-pandailah mengatur uang....hahaha. Saya mendapatkan tas kulit Yak oleh-oleh dari kota tua ini. 💝
Lokasi geografis yang unik, latar belakang sejarah, dan penduduk multiras menjadikannya salah satu yang paling istimewa. Kami cukup berjalan kaki dari penginapan untuk mengunjungi pusat Lijiang Old Town ini.
Suasana malam minggu yang ramai di kota tua Lijiang.
Monkey Bar at Lijiang Old Town
ikan-ikan pun bahagia tinggal disini😊
Dibalik keindahan kota ini juga kita harus waspada akan 'jebakan Batman' ...hehehe seperti yang saya alami tidak sengaja mendekati sebuah Monkey Bar yang unik dan di depannya duduk seseorang yang menggunakan kostum sunggok-kong... terang saja saya tertarik mendekatinya, tanpa saya duga dia memegang pundak rasa kaget dan langsung berekspresi setelah tau dari teman ada yang mengabadikannya...dasar! lebih kaget lagi setelah poto dia meminta uang... grrrrgh...kena deh!
Banyak juga di square center Old Town, kita jumpai gadis-gadis lokal yang berpakaian tradisonal untuk menawarkan jasa poto bareng dengan para wisatawan. Kalau mau mengajak mereka berpoto jangan lupa atau malu bertanya tarifnya yaa?... biar tidak salah paham nantinya.
Menikmati suasana kota tua sangat menarik dan tidak membosankan. Saat berjalan-jalan saya dapat merasakan kenyamanan, keindahan dan bahkan kemakmuran dan berkembang dari warga setempat dilihat dari toko-toko dengan koleksi kerajinan tangan yang khas tapi mewah dan luar biasa.
Banyak kendala pada saat petualangan di negeri tirai bambu yang indah ini: Bahasa! untung saja kami memiliki teman yang bisa diandalkan untuk menyambung lidah 😊 ....yaa mentok-mentoknya sih pakai bahasa tarzan atau tunjuk gambar... hehehe
Kemudian: Toilet atau wc, sudah rahasia umum kalau toilet di China itu parah banget. Apalagi yang berada di pegunungan, kita mesti siap dengan alat perang melawan bau: pakai masker aja tembus + wewangian... masih juga? enjoy aja deh! trus WC nya jarang ada pintunya lagi hadooh... selamat menikmati deh 😝
Transportasi, apalagi di daerah pegunungan pastinya sangat jarang, adapun bus atau kereta yang mempunyai jadwal terkadang tidak pas dengan rencana trip kita....ya jalan keluarnya sewa mobil untuk lebih memaksimalkan waktu dan rute perjalanan... untungnya pergi bersama beberapa teman, jadi jatuhnya tidak mahal karena ditanggung bersama, ya kan?
Jangan lupa untuk membeli oleh-oleh di kota tua ini banyak sekali yang ditawarkan dan harga masih bisa ditawar, jadi pandai-pandailah menawar. Jika beruntung anda akan mendapatkan harga yang terbaik. Kalau suka kain tenun Lijiang tempatnya, dengan warna khas-nya yang semarak, membuat terlihat indah, ada juga berbagai barang dari kain sulaman... cantik sekali! Berbagai barang dari kulit Yak juga banyak seperti tas, jaket maupun souvenir lainnya.
Juga di area city square banyak dijumpai barisan restaurant dengan menu daging Yak atau kambing.
Boneka kain perca yang cantik |
Cantiknya hasil karya sulaman Lijiang |
Mau coba sate daging Yak dan susu-nya.... banyak trsedia loh, penjaja dipinggir jalan....
Kami juga sempat menikmati suasana monkey cafe yang ada di Oldtown disaat sore hari, sambil menikmati susu Yak yang hangat dan bir Lijiang sambil memandang kota dari balik jendela.
Monkey Cafe Oldtown, Lijiang
topinya pinjam dari babe Dradjad😁
Orang-orang Naxi menaruh perhatian besar pada dekorasi, rumah-rumah mahal dan terapan sebagian besar terdiri dari senyawa kayu dan struktur genteng dengan taman, dengan ukiran-ukiran dengan bentuk orang dan hewan di pintu dan jendela, bunga-bunga indah dan pohon-pohon di taman. Hidup dalam lingkungan yang begitu indah dan nyaman adalah hal yang sangat menyenangkan ya...
Menikmati suasana sore menjelang malam juga sangat menyenangkan... bukannya sepi tetapi malahan bertambah ramai. Barisan bangunan yang bergaya tradisonal mulai terlihat keindahannya ditambah dengan lampu-lampu yang menyala dan para penjaja makanan semakin banyak, belum lagi barisan monkey cafe yang mengeluarkan musik khas yang terdengar hingga pejalan kaki pun terhibur... kota tua ini semakin hidup saat waktu semakin larut. Ketika anda jalan-jalan di kota tua ini, anda bisa membayangkan masa lalu di pasar tua ini.
Suasana oldtown masih ramai saat sudah larut malam
Ada bule cewek ngamen 😁
menu makan malam kami :-) |
Makanannya kaya bumbu dan agak tercium tajam bumbunya dan umumnya makanan mengandung babi, jadi kalo ingin menu lain mesti bertanya dulu atau cara amannya pilih menu ikan atau ayam. Mengenai harga makanan masih sesuai kantong traveler. Ada juga kok Mc.D yang terletak didekat alun-alun oldtown. Untung saja ada lambangnya, jadi kita mudah mengenalinya, kalo tidak... wah, bisa nyasar tempatnya 😊
Menikmati keindahan Lijiang Old Town saat malam... dengan berjalan kaki memang melelahkan, tapi juga menyenangkan... suasana dan keindahannya bisa membikin semangat perjalanan. Satu yang tak kan pernah lupa dan saya pun telah jatuh cinta dengan kota ini... ramai dan suara musik pun dimana-mana, saat berjalan di kota tua ini kita selalu dihibur dengan musik gendang khas Lijiang. Saya pun tak lupa membeli CD-nya untuk dibawa pulang karena banyak dijual dipinggir jalan. Saat malam semakin larut kami pun kembali ke penginapan yang tidak jauh dari area oldtown dengan taxi, karena sudah kecapean seharian gak berhenti jalaaaaaan terus hehehe, besok pagi kami akan berpetualang ke Jade Dragon Snow Mountain dan malam itu aku pun tidur langsung pulas 😪😴
a singer from Lijiang Old Town |
penjual CD lagu, sambil memainkan gendang |
Coba dibawah ini lagunya ada di Youtube:
The song you could hear in every street of Lijiang:
Yunnan Map
Thanks for sharing, Reny. Menarik sekali, baik foto2nya (saya save beberapa) maupun ceritanya.
BalasHapus