Berawal dari pembicaraan telpon dengan sahabat perjalanan, apalagi kalo tidak membahas libur panjang minggu depan saat itu... bingung mau kemana? seorang teman spontan terucap Pulau Bintan! wuah... yang aku tahu wisata ke Pulau Bintan untuk kalangan atas maksudnya perlu biaya banyak kan...?! Info masih sedikit, yang ada di kepala hanya tergambar resort-resort private dengan biaya dollar singapore. Dalam hati penasaran juga... langsung searching di om google dong, ada kah cara murah untuk wisata ke sana?
Kepulauan Riau. |
Beruntung saya menemukan blog seseorang yang saat ini telah menjadi sahabat kami di dunia maya mbak Aishilely yang banyak membantu dalam trip ini, tak kan terlupakan akan kebaikannya! ...dan akhirnya terkumpul 5 orang korban petualangan ke pulau Bintang yang tak terlupakan, dan pastinya seru ini..!! 😁
Setelah mendapat informasi tentang pulau Bintan, langsung booking tiket PP pesawat Lionair penerbangan sekitar jam 5.45 pagi menuju Batam dengan harga tiket Rp 976.000. Dari bandara internasional Hang Nadim Batam, kami naik taxi ke Port Punggur tempat penyeberangan Ferry ke Pulau Bintan. Perjalanan dengan taxi dari bandara ke port sekitar 20 menit. Cost untuk taxi sekitar Rp70.000 ini kudu ditawar dulu karena kami pasukan berlima dan tidak mau terpisah akhirnya masuk dalam satu taxi...
Setibanya di Punggur, kita harus beli tiket Ferry di loket, jangan kaget dan heran yaa... setibanya di pintu masuk loket langsung terdengar suara ramai dan gaduh, berteriak-teriak dari barisan jendela loket itu penjaja tiket memanggil-manggil calon penumpang.... "mbak...mbak!! Marina, Baruna, Mutiara...kapal cepat dan ac!! wuaah kagum ..ck..ck... ramai sekali.."😆
Tiket ke Pulau Bintan berbeda-beda harganya sesuai lokasi yang akan anda tuju dan jenis boat-nya. Akhirnya kami memilih Marina dengan harga tiket Rp 40.000 + Rp 5.000 (fee pelabuhan) dengan tujuan pelabuhan Tanjung Pinang, yang akan berangkat 5 menit lagi kata penjual tiket... setelah membayar, kami seperti biasanya... langsung berlarian menuju kapal yang tinggal hanya menunggu kami. Wah.. ternyata jika membeli 5 tiket Marina kami dapat 1 free tiket pulang... lumayan waktu pulang kami hanya membeli 4 tiket boat saja. Perjalanan dari Punggur menuju Tanjung Pinang sekitar 45 menit, dengan cuaca cerah dan ombak pun tak terasa kencang.
Tiba di Tanjung Pinang yang merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Riau, sekitar jam 11-an kami sudah dijemput oleh pihak rental car, senangnya.... untuk sewa mobil xenia/avanza 1 hari dikenakan Rp 200.000 dengan setir sendiri dan kami memiih xenia metik dan menyetir sendiri, lebih murah kan?!... wuszz... jalan-jalan di pulau Bintan mulus dan tidak macet. Angkot nyaris tak terlihat apalagi bus kota, sepertinya untuk berwisata ke pulau ini perlu menyewa mobil atau menggunakan ojek loh. 😅
Dari rekomen orang rental car kami menuju rumah makan "Singgah Selalu", yang menyediakan berbagai macam makanan khas Melayu, yang sudah siap saji.... wow, pilihannya terlalu banyak jadi bingung ...semuanya enak terlihat hmm... akhirnya, aku memilih makanan khas Bintan menu gulai siput. Ada yang lucu saat makan, pelayan menyediakan teko yang ada tatakannya.. ternyata itu buat air cuci tangan.... hiks, karena bentuknya teko, nyaris saja terminum 😆
Hari Pertama, ini, kami menyusuri jalan raya di Tanjung Pinang, kota ini cukup ramai. Kesan Melayu masih melekat di kota ini, terlihat orang-orang berjalan masih banyak menggunakan baju melayu begitu juga dengan seragam anak-anak sekolah baju khas melayu dengan sarung yang dilipat dan dililitkan tak lupa topi khas melayu-nya.
Pulau Bintan dihuni oleh mayoritas orang-orang muslim melayu dengan mata pencaharian kebanyakan adalah nelayan, karena memang letak geografisnya adalah kepulauan. Selain suku melayu asli juga banyak suku dan etnis pendatang yang sengaja untuk mengadu peruntungan disana seperti Jawa, Padang, Tionghoa dan sebagainya.
Halaman Vihara dihiasi kebun Buah Naga dan Barisan Patung Buddha dan Dewi Kwan Im. |
Perjalanan pertama dari Tanjung Pinang mengarah ke Pantai Trikora memakan waktu 1 jam perjalanan dan tidak ada macet loh :-)) tidak sengaja kami menemukan dan mengunjungi Vihara Avalokitesvara Graha berlokasi di KM 14 yang katanya terbesar di Asia Tenggara dan sudah tercatat di MURI dengan luas 10 hektar.... walaupun pembangunan belum selasai sepenuhnya, tapi vihara ini terlihat megah, indah dan luas.
Saat memasuki halaman, disisi kanan dan kiri jalan ditanami buah naga dan disambut barisan patung-patung Budha dan Dewi Quan-im, kemudian tiba di bangunan utama yang paling megah.... sebelum memasuki vihara ini, kami meminta ijin terlebih dahulu untuk masuk dan memberitahukan maksud kunjungan kami yang hanya ingin menlihat dan berfoto. Sunyi dan hikmat suasana didalam vihara yang dihiasi 6 pilar besar dengan ukiran naga, bangunan yang dihiasi batu marmer dan ornamen-ornamen khas vihara terdapat patung raksasa sang Budha yang bersinar keemasan. Selesai menikmati keindahan seni di dalam vihara kami sempat berputar ke halaman belakang yang terdapat beberapa gedung yang masih dalam pembangunan dan juga kebun-kebun buah naga yang ditanam oleh para biksu yang tinggal di vihara ini.
Jangan lupa mencicipi buah durian yang bisa ditemukan saat perjalanan menuju pantai Trikora. harga bisa ditawar dan minta si penjual mencarikan buah yang sudah matang dan manis.... hmm... mantab!
Untuk berwisata dengan mengendarai mobil sewaan di pulau ini cukup mudah dijalankan, walaupun petunjuk jalan masih minim tetapi dengan bermodal peta yang di dapat dari google dan tanya sana-sini kami sampai juga akhirnya di Pantai Trikora. Menikmati keindahan pantai Trikora sambil mencari penginapan yang belum kami booking dari Jakarta, sempat mengunjungi Bintan Agro Beach Resort untuk beristirahat sebentar dan menikmati suasana pantainya tapi kami akhirnya menginap di Bintan Cabana Beach Resort dengan tarip Rp 450.000/malam untuk berdua, dengan pantai yang dihiasi batu-batu besar dan beberapa pohon kelapa di pinggir pantai. indah dan asri.
Untuk berwisata dengan mengendarai mobil sewaan di pulau ini cukup mudah dijalankan, walaupun petunjuk jalan masih minim tetapi dengan bermodal peta yang di dapat dari google dan tanya sana-sini kami sampai juga akhirnya di Pantai Trikora. Menikmati keindahan pantai Trikora sambil mencari penginapan yang belum kami booking dari Jakarta, sempat mengunjungi Bintan Agro Beach Resort untuk beristirahat sebentar dan menikmati suasana pantainya tapi kami akhirnya menginap di Bintan Cabana Beach Resort dengan tarip Rp 450.000/malam untuk berdua, dengan pantai yang dihiasi batu-batu besar dan beberapa pohon kelapa di pinggir pantai. indah dan asri.
Suasana Cabana Resort Beach saat pantai surut, Bintan. |
sunset dari Pantai Trikora di area Cabana Resort Beach |
Lanjut meng-explor Pantai Trikora, kami mengarah ke Malangrapat.... tanpa sengaja menemukan pantai yang masih natural dan belom diolah penginapan dan namanya-pun tidak ada.... dan satu lagi masih gratis. Sepi dan tidak ada pedagang, pantai dihiasi batu-batu granit ada yang besar dan bertumpuk-tumpuk seperti yang saya liat di poto-poto teman waktu berwisata ke pulau Belitung, mirip tapi beda keindahannya. Ada beberapa pondokkan yang bisa digunakan untuk bersantai menikmati indahnya suasana pantai. Tidak membuang waktu, kami langsung berpoto-ria.... wuah, bener loh pantai ini sangat indah!
Pantai Trikora Bintan |
Puas dari pantai satu pindah ke pantai yang lainnya, sepanjang Pantai Trikora ini sangat indah, sayang dibiarkan begitu saja, kami sangat menikmatinya. Sempat juga menemukan pedagang kelapa muda, kami langsung menikmati sambil duduk-duduk di pinggir pantai. Di kejauahan terlihat beberapa kelompok bangunan kelong atau rumah nelayan yang menjorok ke laut, berdiri diatas beberapa batang kayu dan dibawahnya ada jaringan ikan.
Gua Maria di Pulau Bintan |
Banyak kejutan-kejutan tempat yang kami temu. Kejutan? karna tidak masuk dalam rute perjalanan yang telah dibuat. Selain Vihara Avalokitesvara, kami sempat juga berkunjung ke gua Maria di gereja Katolik yang juga belum selesai pembangunannya. Unik karna berada di sekitar perkebunan. Kemudian sempat mengunjungi perkampungan nelayan yang tinggal di kelong yang menjorok ke tengah laut.
Saat sore menjelang sunset kami sudah berada di penginapan, menikmati keindahan sunset di Pantai Cabana Resort, setelah puas dan matahari sudah berlalu kami keluar penginapan mencari menu makan malam yang khas di sekitar pantai Trikora, dan menemukan rumah makan sea food, lumayan juga harganya agak mahal, setelah kekenyangan kami memutuskan berenang di kolam penginapan sebelum tidur.
Hari kedua, Pagi sekali kami sudah bangun, menunggu sunrise di pantai lanjut berenang di pantai setelah itu sarapan, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Lagoi Resort yang terkenal super mahal itu... terang saja super mahal, karena di Lagoi semua dinilai dengan Dollar Singapore.... wuaah, penasaran pengen tahu jadinya 😉 Perjalanan dari pantai Trikora menuju Lagoi, memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.
Saat sore menjelang sunset kami sudah berada di penginapan, menikmati keindahan sunset di Pantai Cabana Resort, setelah puas dan matahari sudah berlalu kami keluar penginapan mencari menu makan malam yang khas di sekitar pantai Trikora, dan menemukan rumah makan sea food, lumayan juga harganya agak mahal, setelah kekenyangan kami memutuskan berenang di kolam penginapan sebelum tidur.
Hari kedua, Pagi sekali kami sudah bangun, menunggu sunrise di pantai lanjut berenang di pantai setelah itu sarapan, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Lagoi Resort yang terkenal super mahal itu... terang saja super mahal, karena di Lagoi semua dinilai dengan Dollar Singapore.... wuaah, penasaran pengen tahu jadinya 😉 Perjalanan dari pantai Trikora menuju Lagoi, memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan.
Pantai Lagoi disaat tengah hari yang terik ^_^ |
Lagoon Resort Bintan. |
Lagoon Resort Bintan. |
Kunjungan pertama kami di Lagoi yaitu Bintan Lagoon Resort yang terkenal akan taman golf yang terindah di Asia Tenggara itu: kami tidak menginap hanya pengen liat kayak apa sih resort super mahal itu... hehehe. wuah.... ternyata memang indah dan rapih. Mobil tamu tidak boleh beredar di area resort sehingga tamu menggunakan shuttle-car yang sudah disediakan, kami pun berputar-putar menikmati suasana keindahan resort.
Shuttle Car in Lagoon Resort Bintan. |
Pelabuhan yang berada di Lagoon Resort Bintan |
Pantai yang luas dan berpasir putih halus menghiasi di sepanjang resort. Ada pelabuhan kapal ferry-nya loh... yang langsung menuju Singapore atau Malaysia. Kami juga sempat mengunjungi Nirwana Resort milik Aburizal Bakrie dan juga Mayang Sari Beach Resort yang banyak poto-potonya terlihat di blog-blog orang yang digambarkan private resortnya berada di tengah laut terbukti beda sekali, ternyata hanya ada barisan pohon nyiur di pantai... layaknya resort yang lainnya.
Pantai Mayangsari Resort - Lagoi, Bintan |
Mayangsari Resort Beach di Lagoi - Bintan |
Puas menikmati keindahan private resort Bintan Lagoi, kami menuju 'Pasar Oleh-oleh' tidak jauh dari Lagoi. Belum banyak tersedia oleh-oleh yang dijajakan disini dan harganya pun masih mahal menurut saya loh... kami hanya mencicipi cemilan yang dijual saja. Lanjut pejelajahan di hutan mangrove di Sungai Sebung. Dalam tur di hutan mangrove ini, wisatawan bisa melihat secara langsung habitat hewan-hewan liar yang hidup di dalamnya.
Pasar Oleh-oleh, Lagoi - Bintan. |
Sore hari kami menuju Tanjung Pinang, lama perjalanan dari Lagoi sekitar 1,5 jam. Langsung menuju Akau Potong Lembu yaitu pusat kuliner yang terletak di jalan Potong Lembu yang ramainya hanya di sore hari hingga larut malam. Mesti ke sini loh... pusat jajanan khas pulau Bintan, yang tak terlupakan otak-otak.... pasti ketagihan! beda dengan otak-otak di Jakarta pakai bumbu kacang, di Bintan otak-otaknya berwarna kemerahan karena sudah langsung dibumbui dan harga satuannya juga tidak mahal sekitar 1000 hingga 1500 saja. Ada lagi berbagai macam jenis gorengan yang dibuat dari ikan, udang dan sotong(tdk tahu namanya), sop ikan dll. wuaah...enak sekali! Satu lagi yang wajib dicoba yaitu 'gonggong' sejenis siput, makannya ditarik dengan tusuk gigi biar lebih mudah mengeluarkan dagingnya... hati-hati, jangan kemakan kotorannya ya? trus dicolek ke bumbu sambalnya yang bikin tambah enak... 1 piring gonggong Rp 20.000 dan minumnya teh tarik saja.
Akau Potong Lembu |
Gonggong |
Malam makin larut, dan kami mesti kembali ke arah Pantai Trikora karena ingin merasakan menginap di Kelong yaitu penginapan Eli's Kelong. Pengalaman yang tidak terlupakan... penginapan ini berbaur dengan kelong milik para nelayan setempat, hanya Rp 350.000/malam dengan sarapan seadanya: sebungkus bihun goreng + teh manis saja. Tempatnya menjorok ke tengah laut, dan para tamu bisa menyewa alat pancing jika ingin memancing. Banyak turis dari Singapore yang menginap disini, tentu saja dengan tarif yang berbeda dengan kami sebagai turis lokal. Pengalaman yang seru dan unik.
Elly's Kelong di Pulau Bintan |
Hari ketiga, sebelum kami meninggalkan pulau Bintan, pagi-pagi sekali kami sudah bangun untuk menikmati sunrise di Eli's Kelong. Cakep! warna keemasan memancar di garis horison Pantai Trikora. Selesai sarapan kami lanjut mengarah ke Tanjung Pinang ingin mengunjungi Vihara Seribu Buddha, tetapi sayang vihara ini ditutup untuk umum karna ada acara kebaktian, jadi kami hanya sampai di gerbang saja. kecewa deh...
Pantun Gurindam 12 yang dipajang di Balai Adat Indra Perkasa. |
Selesai mengembalikan mobil kami diantar ke pelabuhan Tanjungpinang untuk mengunjungi Pulau Penyengat. Menapaktilas kebesaran Kerajaan Melayu Riau akan menjadi daya tarik dari Pulau Penyengat. Letaknya tak begitu jauh dari pelabuhan Tanjung Pinang, tinggal menyeberang dengan perahu angkut (Pongpong) bertarif Rp 5.000 sekali jalan. Pulau ini terdapat beberapa peninggalan bangunan bersejarah Kerajaan Melayu Riau berada, yang paling terkenal Masjid Penyengat di Bukit Kursi - menurut cerita rakyat dibangun dengan putih telur dan dicat dengan kuning telur, serta beberapa makam dan yang terkenal adalah makan pahlawan nasional dari Raja Haji Fisabilillah, Raja Ali Haji dan Engku Putri Raja Hamidah. Pulau ini dapat dikelilingi dalam waktu 1 jam dengan becak motor (bemor) yang merupakan fasilitas pariwisata yang tersedia di sana. Tarif naik bemor Rp 25.000 per jam. Ada juga Balai Adat Indra Perkasa, pada dinding Balai Adat ini kita dapat melihat teks lengkap pantun Gurindam Dua Belas yang terkenal itu sehingga Pulau Penyengat sering disebut negeri Gurindam 12. Balai Adat saat ini merupakan tempat penyimpanan perkakas raja dan tuan putri yang sekarang digunakan oleh penduduk setempat sebagai tempat kegiatan.
Masjid Penyengat di Pulau Penyengat |
Balai Adat Indra Perkasa. |
Di Pulau Penyengat, jangan lupa mencicipi ikan bakarnya khas Melayu yang bisa dijumpai di rumah makan sekitar pelabuhan. Pulau Penyengat dan komplek istana di Pulau Penyengat ini juga telah dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia. Berwisata ke Pulau Penyengat dapat melepaskan kerinduan akan kejayaan kesultanan Riau, ajaran berupa panutan terhadap tokoh tokoh dari para pendahulu bangsa yang berjiwa besar dan memberikan sebilah guratan terhadap sisi lain dari sejarah cerita terbentuknya negeri ini.
Setelah puas menikmati sejarah Melayu di Pulau Penyengat kami kembali ke pelabuhan Tanjung Pinang menuju Pelabuhan Punggur-Batam, sempat mampir di pertokoan Nagoya - Batam melihat pusat penjualan elektronik sebelum terbang ke Jakarta. Petualangan Bintan petualangan yang sangat menarik dan tak terlupakan lengkap!
Bagaimana cara ke Pulau Bintan:
- Bandara Udara Internasional Batam Hang Nadim - Batam. Merupakan bandara yang paling dekat dengan pulau Bintan. Pulau Bintan juga memiliki bandara udara, lebih kecil letaknya di Kijang, dimana memiliki beberapa penerbangan domestik termasuk menuju Pulau Natuna.
- Dari Singapore. Banyak sekali kapal Ferry antara Singapore
dengan Batam dan Bintan. Disamping dua pulau terkenal itu, ada juga kapal
Ferry langsung dari Singapore dengan Tanjung Bali di pulau Karimun dan Tanjung
Baru di pulau Kundur.
Dari Malaysia , banyak juga Ferry arah Johor bahru dengan Batam and Bintan ada juga yang menuju Kukup di baratdaya bagian Johor, dan Tanjung Balai di pulau Karimun. - Dari pulau lain di Indonesia. Banyak kapal Ferry berhubungan dengan kota-kota di Sumatra, seperti Pekanbaru, Dumai, Palembag, Kuala Tungkal di Jambi dan pelabuhan lainnya yang lebih kecil dengan Batam, Bintan, Karimun dan pulau lain dalam satu kelompok. Perahu milik penumpang Indonesia adalah Perusahaan Pelni terdapat di pelabuhan Bintan Kijang, Sekupang Batam, Terminal Ferry domestik dan Pulau Natuna, menghubungkan dengan Jakarta, Medan, Pontianak dan pelabuhan lainnya. Dengan berbagai jadwal keberangkatan, bisa mencari informasinya lebih lanjut pada tiap-tiap pelabuhan/agen travel.
Cerita lain di Pulau Bintan :
1. Petualangan Pulau Penyengat di Bintan.
2. Pesona Pantai Trikora di Pulau Bintan.
3. Lagoi Bintan Resort.
Peta Wisata Pulau Bintan. |
Mau tanya mbak, ada no yang bisa dihubungi ga buat rental mobilnya ?
BalasHapusMau tanya, boleh share no kontak rental mobilnya? Trims
BalasHapusindah juga ya bintan
BalasHapusWah.. seru sekali perjalanannya mbak. Boleh tau k sana rental mobil nyetir sndiri atau sewa supir ya?
BalasHapusWah.. seru sekali perjalanannya mbak. Boleh tau k sana rental mobil nyetir sndiri atau sewa supir ya?
BalasHapusMba saya mau tau lebih jelas boleh minta contac person?
BalasHapustrip perdana ke bintan nih dari batam..