Dari Ganden Sumtseling Monastery, kami melanjutkan petualangan menuju Guishan Monastery terletak di Guishan Hill Park - Shangri-La yang berada di bukit yang menghadap alun-alun besar di ujung utara Shangri La oldtown, dari penginapan kami hanya berjalan kaki. Kuil ini tenang dan indah terlihat, sehingga sering dinamai temple of heaven begitu mereka menyebutnya. Ada giant prayer wheel yang berwarna emas dengan tingginya mencapai sekitar 21 meter dengan berat 60 ton sehingga untuk menariknya perlu banyak orang biar lebih mudah rodanya berputar. Ingat loh... untuk memutarnya searah jarum jam. Tak ketinggalan kami pun ikut mencobanya.... seru!
Tidak sulit untuk menemukan kuil ini, karna letaknya diatas bukit sehingga bisa terlihat dari jauh. Sambil berjalan kaki dari penginapan kita bisa menikmati suasana kesibukan penduduk lokal oldtown dalam beraktivitas, belum lagi suasana oldtown dengan bangunan-bangunan yang unik dan otentik. Lumayan juga menaiki anak tangga menuju kuil ini... bikin ngos-ngosan! Kuil dihiasi prayer flags yang berwarna-warni khas Tibet banyak disekitar jalan yang kita lalui. Tidak hanya orang tua yang berdatangan, anak-anak pun mereka bawa, sambil ibadah mungkin sekalian piknik kali yaa.... 😁
Sebelum memasuki ibadah ke dalam kuil, terlihat masyarakat berkeliling kuil utama searah jarum jam sambil memegang tasbih doa dan kami pun mengikuti berjalan searah jarum jam..... hingga menemukan giant prayer wheel yang berada di Guishan Monastery.
Ada relief Ganden Sumtseling Monastery juga.
relief yang ada di giant prayer wheel.
Untuk mengunjungi kuil ini tidak dipungut bayaran, kita bisa melihat warga lokal beribadah di kuil ini. Ada yang memutari kuil sambil membawa tasbih dan berdoa. Ada juga yang berdoa sambil memutar prayer wheel raksasa dengan beramai-ramai.... ya, kalau sendiri roda doa raksasa itu sulit diputar karna terlalu berat. Ini mengingatkan saya akan makna kekuatan doa itu sendiri, jika kita berdoa bersama-sama doa itu akan semakin kuat untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa. Sebuah contoh yang sangat bermakna...!
Menikmati sore sambil duduk-duduk diatas bukit kuil ini sangat mengasyikan, selain melihat kesibukan warga lokal beribadah kita juga bisa menikmati pemandangan Oldtown. Indah dalam nuansa senja. Jangan lupa membawa bekal makanan dan minuman karena kuil ini tidak menyediakan warung jajanan.... dan setelah makan sampahnya buang ketempat sampah yaa. 😉
atap rumah Shangri La oldtown dari bukit Guishan Monastery
Tidak terasa waktu cepat berjalan, matahari sudah mulai tidur dan sinar pun digantikan bulan serta lampu-lampu kuil yang berwara-warni menghias sekitar, tidak mau dilewatkan begitu saja... mengabadikan keindahan kuil tidak membuat rasa lelah... hingga kami terpaksa balik ke penginakan karna dingin semakin menusuk tulang...saat itu tidak tahu pasti berapa derajad suhu saat itu... mungkin sekitar 5-10 derajad celcius.
Dari kota yang kami kunjungi di Yunnan, Shangri-la adalah favorit saya, mengalahkan Kunming, Lijiang dan Dali serta Deqin... entah itu suasana kotanya, makanannya, budayanya...semua mengagumkan, yang tidak saya suka udaranya yang menusuk tulang membuat saya tidak bisa berlama-lama diluar ruangan. Perjalanan di awal bulan Maret ini masih sangat dingin terasa gghrrrrgh!
Apapun juga; Shangri La saya anggap layak menyandang namanya. Sedikit banyak saya merasakan magic kedamaian, keagungan.... dan mungkin secercah kebahagiaan disini. Jika ada kesempatan, berkunjunglah ke Shangri La sebelum arus globalisasi membenamkan suasananya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar