LIVE IS AN ADVENTURE

I think by traveling you can better appreciate yourself and the different cultures of the world... Enjoy life all around the world. To share with many people with different way of living. To love. To dance with the birds and sing with the wind....

Travelling brings color to my life. I'm travelling for the joy...
"...there is a difference between knowing the path and walking the path" - Morpheus

I am not good at writing but I want to share the adventure in my journey, but I have a lot of photo trips. Let the pictures are going to tell you about this trip ;)

Not only for the destinations, but it's about the journeys...
when you are traveling the time should be yours.

Some in my blog is using Indonesian, If you do not understand Indonesian you can use "Google Translate" at the top left of this blog. I hope this blog can be useful ...


DILARANG MENGAMBIL atau COPY PHOTO-PHOTO DALAM BLOG INI TANPA IJIN!

Minggu, 04 Mei 2014

Kawah Ijen Banyuwangi.




Bulan Juli' 2013 saya dan sahabat berkesempatan mengunjungi Kawah Ijen di Banyuwangi yang terkenal akan keindahan alamnya. Sebenarnya perjalanan ini dapat dibilang mendadak... dengan berbagai pilihan destinasi yang akhirnya tempat ini yang terpilih dan kami sebut "Banyuwangi Trip".







Kawah Ijen sebagai salah satu gunung berapi paling menakjubkan di Indonesia. Objek Wisata Kawah Ijen terletak di Bondowoso, Jawa Timur. Kawah Ijen adalah sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen, memiliki tinggi 2368 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5466 Hektar. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Propinsi Jawa Timur. Kawah Ijen merupakan Danau Kawah terbesar di dunia. Dengan warna danau yang berwarna hijau kebiruan, suhu yang cukup dingin khas dari pegunungan serta pemandangan yang sangat indah dan mempesona maka sangatlah pantas kalau Kawah ijen menjadi tujuan wisata, baik lokal maupun turis asing.









Untuk menjangkau tempat ini tidak begitu sulit, anda bisa menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Sebelum berangkat ke Kawah Ijen sebaiknya mempersiapkan fisik terlebih dahulu karena untuk mencapainya ditempuh dengan berjalan kaki. Jadi bagi yang tidak terbiasa berjalan jauh sebaiknya melatih fisik terlebih dahulu. Jangan lupa membawa masker. Danau Kawah Ijen memiliki kandungan belerang yang kuat, sehingga bisa meracuni tubuh jika terlalu banyak menghirupnya.



Kabut pagi di lembah hijau menghiasi pegunungan Ijen



Pendakian menuju puncak Kawah Ijen dimulai dari pos Paltuding (parkir area) di lereng gunung Ijen. Dari sini mendaki selama kurang lebih 2 hingga 3 jam perjalanan. Kami berjalan dari penginapan jam 01.00 dini hari dan tidak ditemani seorang guide. Tidak usah kawatir akan tersesat ikuti saja jalur pendakian yang sudah ada yang juga dilalui para penambang belerang dan kita juga akan berpapasan dengan wisatawan lain dalam perjalanan. Cahaya senter yang kelap-kelip menghiasi jalur pendakian seperti sinar kunang-kunang raksasa yang menunjukkan arah menuju kawah. Lelah? pastinya...

Tetapi sesampainya di puncak rasa capek langsung sirna melihat keindahan kawahnya yang berwarna hijau toska berpadu dengan langit cerah kebiruan. Wow.... akhirnya saya sampai diatas gunung Ijen!







Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Jika ingin melihat Blue Fire dan mengabadikan sunrise, saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 01.00 sampai 02.30 am karena dini hari matahari belum bersinar dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar tiga jam bagi pejalan santai. Pemandangan di pagi hari juga lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung dan uap belerang belum terlalu mengganggu. Jangan lupa membawa jaket tebal, topi, syal leher, senter dan sepatu kets serta masker untuk perlengkapan naik gunung.... jangan lupa juga membawa air minum ditambah snack sambil menikmati indahnya sunrise di puncak Kawah Ijen. 


asap belerang sudah mulai naik kepermukaan...


Di dasar kawah kita bisa melihat lokasi pengambilan belerang. Pemandangan lain yang bisa disaksikan disini adalah lelehan fumarol yang membentuk gundukan berwarna kuning cerah. Gundukan tersebut merupakan bebatuan belerang yang biasanya dicongkel dengan linggis untuk selanjutnya diangkut keluar.






Menikmati api biru (blue fire) dari penambangan belerang yaitu pada dini hari (jam 01.00-04.00). Cukup curam dan rawan jalur trek untuk menuju ke dasar kawah untuk melihat Blue fire yang fenomena itu.... dengan cahaya yang minim dan medan jurang berbatu sehingga rawan terpeleset, saya dan sahabat yang lain cukup menikmati Blue fire dari atas kawah ijen. Dibawah ini poto Blue Fire yang saya ambil dari Google, karena jarak dan cahaya yang minim membuat saya tidak bisa mengabadikan blue fire dengan indah, semoga poto dibawah ini dapat mewakili keindahannya.


Blue Fire. Sulfur combusts on contact with air to create stunning blue lava - like rivers of light 
in the Kawah Ijen crater.

Photograph by Olivier Grunewald


Pada pandangan pertama Anda mungkin berpikir cahaya dalam gambar tersebut berasal dari nebula atau planet lain jauh di luar angkasa.... ternyata itu belerang yang terbakar dari sisi gunung berapi Kawah Ijen yang berada di planet Bumi, yang merupakan bagian dari gunung berapi Ijen di Jawa Timur, Indonesia. Penambang membuat pipa dari lubang di sisi gunung hingga menuju kolam penampungan dalam kawah besar di mana sulfur dibiarkan dingin sebelum rusak dan terbawa.








Di sinilah ratusan orang melakukan salah satu pekerjaan yang paling melelahkan dan berbahaya di dunia. Pekerjaan di Kawah Ijen dimulai dengan 5km mendaki ke tepi kawah dan turun ke lubang untuk menambang sulfur. Sulfur ini dibagi menjadi potongan-potongan oleh para penambang dengan peralatan seadanya tanpa melihat keselamatan dan harus berjuang dengan asap belerang beracun yang terus-menerus dikeluarkan dari lubang. Setelah batu sulfur terbelah kemudian dimuat ke keranjang bambu. Berat beban dimulai dari 50kg dan kadang-kadang melebihi 100 kg. Para penambang sulfur itu membawa melalui jalan berliku menanjak dengan berbatu dan pasir jika saja langkah ke arah yang salah bisa berarti kematian. Dan upahnya yang diharapkan menanti di pos pertama di mana para penambang hanya dapat mengharapkan sejumlah uang yang jauh lebih besar dari apa pun yang mereka bisa buat sebagian besar dari pekerjaan lain di pedesaan. Itulah perjuangan hidup yang dilalui para penambang sulfur setiap harinya.








Di sekitar tempat ini sudah terdapat tempat peristirahatan yang dibuat untuk para wisatawan sebelum mendaki. Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola BUSDA berupa kamar seharga Rp 150.000 per malam atau vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.

Tiket masuk untuk mendaki Gunung Ijen dikenakan Rp 2.000 bagi wisatawan nusantara dan Rp 15.000 bagi wisatawan asing yang dikelola oleh Departemen Kehutanan.













Here are some pretty extreme locations to visit in Indonesia but up near the top of the list is a hotspot that may leave you breathless. Ijen crater lake. 













 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musim Semi Rasa Winter di Dolomites

Dari keindahan alam, laut mediterania hingga bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah, Italia memang merupakan salah satu negara te...