Bulan Juli' 2013 saya dan sahabat berkesempatan mengunjungi Kawah Ijen di Banyuwangi yang terkenal akan keindahan alamnya. Sebenarnya perjalanan ini dapat dibilang mendadak... dengan berbagai pilihan destinasi yang akhirnya tempat ini yang terpilih dan kami sebut "Banyuwangi Trip".
Kawah Ijen sebagai salah satu gunung berapi paling menakjubkan di Indonesia. Objek Wisata Kawah Ijen terletak di Bondowoso, Jawa Timur. Kawah Ijen adalah sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung Ijen, memiliki tinggi 2368 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5466 Hektar. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Propinsi Jawa Timur. Kawah Ijen merupakan Danau Kawah terbesar di dunia. Dengan warna danau yang berwarna hijau kebiruan, suhu yang cukup dingin khas dari pegunungan serta pemandangan yang sangat indah dan mempesona maka sangatlah pantas kalau Kawah ijen menjadi tujuan wisata, baik lokal maupun turis asing.
Untuk menjangkau tempat ini tidak begitu sulit, anda bisa menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Sebelum berangkat ke Kawah Ijen sebaiknya mempersiapkan fisik terlebih dahulu karena untuk mencapainya ditempuh dengan berjalan kaki. Jadi bagi yang tidak terbiasa berjalan jauh sebaiknya melatih fisik terlebih dahulu. Jangan lupa membawa masker. Danau Kawah Ijen memiliki kandungan belerang yang kuat, sehingga bisa meracuni tubuh jika terlalu banyak menghirupnya.
Kabut pagi di lembah hijau menghiasi pegunungan Ijen
Pendakian menuju puncak Kawah Ijen dimulai dari pos Paltuding (parkir area) di lereng gunung Ijen. Dari sini mendaki selama kurang lebih 2 hingga 3 jam perjalanan. Kami berjalan dari penginapan jam 01.00 dini hari dan tidak ditemani seorang guide. Tidak usah kawatir akan tersesat ikuti saja jalur pendakian yang sudah ada yang juga dilalui para penambang belerang dan kita juga akan berpapasan dengan wisatawan lain dalam perjalanan. Cahaya senter yang kelap-kelip menghiasi jalur pendakian seperti sinar kunang-kunang raksasa yang menunjukkan arah menuju kawah. Lelah? pastinya...
Tetapi sesampainya di puncak rasa capek langsung sirna melihat keindahan kawahnya yang berwarna hijau toska berpadu dengan langit cerah kebiruan. Wow.... akhirnya saya sampai diatas gunung Ijen!
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Jika ingin melihat Blue Fire dan mengabadikan sunrise, saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 01.00 sampai 02.30 am karena dini hari matahari belum bersinar dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar tiga jam bagi pejalan santai. Pemandangan di pagi hari juga lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung dan uap belerang belum terlalu mengganggu. Jangan lupa membawa jaket tebal, topi, syal leher, senter dan sepatu kets serta masker untuk perlengkapan naik gunung.... jangan lupa juga membawa air minum ditambah snack sambil menikmati indahnya sunrise di puncak Kawah Ijen.
asap belerang sudah mulai naik kepermukaan... |
Menikmati api biru (blue fire) dari penambangan belerang yaitu pada dini hari (jam 01.00-04.00). Cukup curam dan rawan jalur trek untuk menuju ke dasar kawah untuk melihat Blue fire yang fenomena itu.... dengan cahaya yang minim dan medan jurang berbatu sehingga rawan terpeleset, saya dan sahabat yang lain cukup menikmati Blue fire dari atas kawah ijen. Dibawah ini poto Blue Fire yang saya ambil dari Google, karena jarak dan cahaya yang minim membuat saya tidak bisa mengabadikan blue fire dengan indah, semoga poto dibawah ini dapat mewakili keindahannya.
Blue Fire. Sulfur combusts on contact with air to create stunning blue lava - like rivers of light
in the Kawah Ijen crater.
Photograph by Olivier Grunewald |
Pada pandangan pertama Anda mungkin berpikir cahaya dalam gambar tersebut berasal dari nebula atau planet lain jauh di luar angkasa.... ternyata itu belerang yang terbakar dari sisi gunung berapi Kawah Ijen yang berada di planet Bumi, yang merupakan bagian dari gunung berapi Ijen di Jawa Timur, Indonesia. Penambang membuat pipa dari lubang di sisi gunung hingga menuju kolam penampungan dalam kawah besar di mana sulfur dibiarkan dingin sebelum rusak dan terbawa.
Di sekitar tempat ini sudah terdapat tempat peristirahatan yang dibuat untuk para wisatawan sebelum mendaki. Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola BUSDA berupa kamar seharga Rp 150.000 per malam atau vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.
Tiket masuk untuk mendaki Gunung Ijen dikenakan Rp 2.000 bagi wisatawan nusantara dan Rp 15.000 bagi wisatawan asing yang dikelola oleh Departemen Kehutanan.
Tiket masuk untuk mendaki Gunung Ijen dikenakan Rp 2.000 bagi wisatawan nusantara dan Rp 15.000 bagi wisatawan asing yang dikelola oleh Departemen Kehutanan.
Here are some pretty extreme locations to visit in Indonesia but up near the top of the list is a hotspot that may leave you breathless. Ijen crater lake.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar