Cerianya anak-anak Biak bermain |
Petualangan Biak saya lalui selama 3 hari pada pertengahan di bulan April 2014 saat itu ada libur Paskah. Perjalanan
dari Jakarta ke pulau Biak, Papua memakan waktu sekitar enam jam dengan tiket promo Garuda seharga Rp3.700.000/PP. Saya berangkat
pukul 21.25 malam WIB dari terminal 2F bandara Soekarno-Hatta. Dengan waktu
di Biak yang lebih cepat dua jam dari Jakarta, sampai di Biak jam 5 pagi
WIT. Begitu sampai di Biak masih gelap dan terpaksa menunggu jemputan. Saya sempat motret keindahan pagi di pantai Ambroben yang letaknya bersebrangan dengan Bandara Frans Kaisiepo.
Bandara Frans Kaisiepo merupakan lapangan udara yang dibangun oleh tentara Jepang pada masa perang dunia ke-2. Letaknya sejajar lurus dengan garis Pantai Japen dengan jarak kurang lebih 3 km sebelah tenggara kota Biak di Papua.
Transportasi dari Bandara menuju kota Biak bisa menggunakan sewa mobil, saat itu kami bayar seharga Rp 500.000/hari.... setelah berberes di hotel kita bisa lanjut keliling menuju tempat wisata di Biak. O iya ada juga transportasi umum dari bandara menuju kota, seperti mikrolet yang dapat mengantarkan ke pusat kota dengan harga
Rp. 3500 atau dengan Ojek dengan tarif Rp 10.000.
Saat pagi di Pantai Ambroben |
Saat pagi di pantai Ambroben |
Saat pagi di Pantai Ambroben |
Tidak lama kemudian kami menuju Hotel Basana Inn, tidak jauh dari bandar udara Frans Kaisiepo. Memilih Basana Inn dengan tarif Rp 580.000/nite menurut saya harganya kemahalan.... hiks dengan fasilitas seadanya dan sarapan pagi yang alakadarnya.... semoga sudah ada perbaikan yaah ;-) Memilih Basana Inn karena letaknya di tengah kota Biak, maksudnya biar bisa maen dan keliling kota sambil menikmati hingga malam di kota Biak, ternyata dekat aja dengan Bandaranya... hehehe.
suasana pagi di kota Biak, Papua. |
berkunjung ke rumah warga setempat 😁 |
Kota Biak saat pagi itu sepi, mungkin warga setempat lagi sibuk mempersiapkan perayaan Paskah barangkali yaah.... karna memang pas liburan Paskah. Biak merupakan nama salah satu pulau kecil yang berada di Teluk Cenderawasih, Provinsi Papua. Pulau Biak dan Pulau Numfor membentuk satu nama kabupaten yang bernama Kabupaten Biak Numfor dengan ibukota kabupaten di Biak. Letak kabupaten ini sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik.
si manis bermata indah dari Biak |
Mengenai asal muasal kata Biak, konon ceritanya berawal dari terjadi perseteruan antara warga adat Burdam dengan adat Mandowen yang berujung warga adat Burdam meninggalkan Pulau Biak yang pada waktu itu disebut dengan nama Pulau Warmambo. Mereka berkeinginan untuk pergi ke suatu daerah yang sangat jauh hingga Pulau Warmambo tidak terlihat sama sekali dari pandangan mata mereka, namun kenyataannya dalam perjalanan mereka Pulau Warmambo selalu terlihat di atas permukaan laut setiap kali mereka melihat ke belakang. Hal tersebut membuat mereka berkata “v’iak” atau “v’iak wer” yang berarti muncul lagi. Kata v’iak tersebut kemudian dipakai untuk oleh warga adat Burdam untuk menyebut nama Pulau Warmambo. Pergeseran waktu membuat pengucapan kata v’iak berubah menjadi biak yang dipakai hingga saat ini untuk menamakan pulau tersebut.
Hari pertama kami mengambil rute petualangan ke arah timur Biak. Dengan mengendarai mobil, petualangan Biak dimulai. Saya berterima kasih kepada Tuhan bahwa cuaca hari itu begitu baik. Berikut ini petualangan kami di Biak:
Pantai Biru jernih disebrang Monumen Perang Dunia II, Biak |
1. Monumen Perang Dunia II
Mengunjungi Biak seperti kita terlempar ke zaman perang dunia ke-2 dahulu kala, banyak sekali tersebar jejak-jejak peperangan yang berada di pulau ini. Monumen Perang Dunia II salah satunya, tempat bersejarah pertama saya kunjungi. Letaknya dekat pantai dan dipinggir jalan umum dan menyatu dengan pemukiman warga. Monumen Peringatan Perang Dunia II ini dibangun atas kerja sama antara
pemerintah Jepang dan Indonesia pada tahun 1994. Pembangunan monumen ini
diarsiteki oleh Hiroshi Ogawa. Di monumen ini terdapat sebuah tulisan
prasasti dalam tiga bahasa yang kita bisa artikan: “Monumen Untuk Mengingatkan Umat Manusia Tentang Kekejaman Perang Dengan Segala Akibatnya Agar Tidak Terulang Lagi.” Monumen ini dibangun
untuk mengenang orang-orang/para tentara Jepang yang tewas saat perang dunia ke-2. Sehingga tidak heran turis Jepang banyak mengunjungi pulau Biak.
Monumen Perang Dunia II di Biak |
tulisan 3 bahasa di monumen Perang Dunia II, Biak |
Ada kejadian lucu saat saya mengunjungi Monumen Perang Dua II ini yang terletak di pinggir jalan umum, tidak nampak ada loket tiket masuk dan saat saya menikmati keheningan di monumen itu juga tidak ada petugas yang menghampiri saya. Setelah saya selesai mengambil beberapa foto dan hendak beranjak pergi, tiba-tiba datang seorang gadis remaja yang tiba-tiba berlari dan langsung berada dihadapan saya, sambil mengadahkan tangan bilang Rp 35.000/ orang saja kakak untuk tiket monumennya.... hadeeuuh saya langsung bertanya: harga 'itu' kamu dapet dari mana siapa yang menentukan? dan dia hanya nyengir aja. hmm.... menurut supir yang menemani kami juga bilang: "memang seperti itu disini, sering pengunjung dimintai uang tanpa alasan yang jelas dan terpaksa dibayar karna malas ribut". Semoga kejadian ini tidak berlanjut karna ini akan mengganggu wisatawan yang datang.
Kami sempat mampir ke Taman Burung dan Taman Anggrek yang merupakan salah satu obyek wisaya di Biak
yang katanya didirikan pada tahun 1984 beralamat di jalan Raya Bosnik Km.12,
Desa Rim, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor..... dan ternyata tempat ini sudah ditutup karna burung-burung dan anggrek sudah tidak ada lagi.... sayang sekali yaah! Semoga suatu saat dibuka lagi.
3. Pantai Bosnik
Masih di sisi timur Pulau Biak, tersembunyi pantai dengan pesona cantik bernama
Pantai Segara Indah atau yang lebih dikenal dengan nama Pantai Bosnik terletak di Desa Woniki. Jangan ditanya indahnya. Pemandangan eksotis langsung
tertangkap mata saat kami tiba di sana. Pasir putih yang halus, air laut yang jernih dengan gradasi warna yang indah dan teduh dimata. Cantik banget!
Pantai Bosnik, Biak |
Pantai Bosnik, Biak |
Untuk menikmati kesegaran dan keindahan pemandangan Pantai Bosnik ini kita bisa menyewa saung yang banyak didirikan di pinggir pantai ini dengan tarif Rp. 50.000 sepanjang hari sambil menikmati kesegaran kelapa muda yang dijual oleh pemilik saung.
Pantai berpasir putih ini
merupakan tempat wisata yang sudah banyak dikenal dan ramai dikunjungi oleh penduduk setempat maupun pendatang. Ketika saya berada di sana, pantai ini begitu sepi dan tenang. Mungkin karna liburan Paskah penduduk setempat masih sibuk persiapan Paskah. Pantai Bosnik berjarak sekitar 15 km dari pusat Kota Biak dan bisa juga
diakses dengan mudah menggunakan ojek motor dengan tarif sekitar Rp.
20.000 - 30.000 untuk sekali jalan.
Dari pantai Bosnik kami lanjut petualangan mengunjungi Goa Jepang Binsari terletak di Desa Ambroben daerah Sumberker atau sekitar 15 menit dari pusat
keramaian kota Biak. Goa Jepang merupakan salah satu peninggalan pada masa perang dunia ke 2.
Goa ini selain dijadikan tempat wisata (museum)
bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara, konon Goa ini merupakan
tempat wajib turis Jepang yang singgah di Biak untuk berziarah mengingat
banyaknya nyawa prajurit Jepang yang tewas di Goa ini.
Goa Jepang ini oleh warga setempat dinamakan Abyab Binsari. Abyab yang artinya goa dan Binsari yang artinya nenek. Dahulu goa ini ditemukan oleh seorang nenek, yang menemukan sumber mata air jernih di sekitar goa dan akhirnya menjadikan goa ini tempat persinggahan yang nyaman untuk beristirahat setelah berladang.
Di sekeliling halaman rumah penjaga goa Jepang ini kita bisa melihat barang-barang sisa-sisa peninggalan perang yang digunakan oleh pihak Jepang melawan tentara sekutu. Seperti amunisi, senjata laras panjang, laras pendek, meriam, rudal, granat, topi, botol minuman, baju tentara, wajang, pisau sampai baling-baling pesawat dipajang di halaman depan.
Tiket masuk lokasi ini, dikenakan biaya masuk Rp50.000 berdua. Kami dianter ke arah Goa Jepang yang teletak sekitar 50 meter dari rumahnya. Berjalan melewati jalan setapak ke bagian dalam, melintasi barisan pohon-pohon rindang dan terdengar suara tonggeret bersahutan. Goa yang satu ini unik karena merupakan goa alami jalan menuju goa masih tertutup pohon dan dedaunan. Di sana terdapat 2 lubang gua besar dengan diameter sekitar 12 meter dan kedalaman lebih dari 20 meter.
Relik-relik yang tersisa dari masa Perang Dunia II di pelataran situs Goa Jepang Binsari terlihat masih nampak. Titian tangga menuju ke dalam Goa Jepang Binsari. Masuk terus ke dalam Goa Jepang kita akan disuguhkan dengan bentuk Goa Jepang yang menjorok ke bawah. Tempat persembunyiannya ditutupi oleh banyak pohon dan juga bebatuan. Terdapat juga stalaktit di dalamnya.
Goa Jepang ini oleh warga setempat dinamakan Abyab Binsari. Abyab yang artinya goa dan Binsari yang artinya nenek. Dahulu goa ini ditemukan oleh seorang nenek, yang menemukan sumber mata air jernih di sekitar goa dan akhirnya menjadikan goa ini tempat persinggahan yang nyaman untuk beristirahat setelah berladang.
Di sekeliling halaman rumah penjaga goa Jepang ini kita bisa melihat barang-barang sisa-sisa peninggalan perang yang digunakan oleh pihak Jepang melawan tentara sekutu. Seperti amunisi, senjata laras panjang, laras pendek, meriam, rudal, granat, topi, botol minuman, baju tentara, wajang, pisau sampai baling-baling pesawat dipajang di halaman depan.
Tiket masuk lokasi ini, dikenakan biaya masuk Rp50.000 berdua. Kami dianter ke arah Goa Jepang yang teletak sekitar 50 meter dari rumahnya. Berjalan melewati jalan setapak ke bagian dalam, melintasi barisan pohon-pohon rindang dan terdengar suara tonggeret bersahutan. Goa yang satu ini unik karena merupakan goa alami jalan menuju goa masih tertutup pohon dan dedaunan. Di sana terdapat 2 lubang gua besar dengan diameter sekitar 12 meter dan kedalaman lebih dari 20 meter.
Relik-relik yang tersisa dari masa Perang Dunia II di pelataran situs Goa Jepang Binsari terlihat masih nampak. Titian tangga menuju ke dalam Goa Jepang Binsari. Masuk terus ke dalam Goa Jepang kita akan disuguhkan dengan bentuk Goa Jepang yang menjorok ke bawah. Tempat persembunyiannya ditutupi oleh banyak pohon dan juga bebatuan. Terdapat juga stalaktit di dalamnya.
pintu Goa Jepang Binsari, Biak. |
bekas lubang bom Perang Dunia II |
Goa Jepang Binsari Biak |
Konon sejarahnya, Goa Jepang ini tempat persembunyian tentara-tentara Jepang dari kepungan tentara Sekutu saat perang dunia ke-dua. Seakan tidak ingin kehilangan moment tersebut dan ingin terus menghidupkan kembali saat-saat Perang Dunia II dalam pendudukan Jepang dan pemboman tentara sekutu di Biak, kami langsung berjalan menuju Goa Jepang. Melihat di sekitar goa semakin memperlihatkan betapa ketatnya persembunyian tentara Jepang di Biak saat itu. Ada lubang besar bekas jatuhnya bom sekutu. Bagaikan saksi bisu yang terkubur didalam gua dingin yang ditumbuhi banyak lumut di sepanjang jalan ke mulut gua. Tidak lama kami didalam goa, hanya melihat-lihat sebentar dan mengambil beberapa poto saja dan kembali lagi ke rumah penjaga goa.
Di kamar tamu rumah yang mereka huni dipampang sejumlah foto, peta, pisau, amunisi, dan sejumlah tulang-belulang disimpan di sana. Warga yang berkunjung ke sini diperbolehkan masuk dan melihat, juga memotret. Menurut cerita penjaga Goa Jepang Binsari memiliki lorong yang tembus hingga Gua Jepang Lima Kamar di tepi pantai yang menghadap ke Samudera Pasifik... tapi sayang kami saat itu belum kesampaian melihat goa 5 kamar.
Mengunjungi goa Binsari mengingatkan kita akan kekejaman perang! Semoga kekejaman di masa lalu tidak terulang lagi dan ini menjadi refleksi untuk perbaikan masa depan,
peperangan dan penjajahan harus diakhiri dan memilih jalan dialog menuju
perdamaian. Hidup dalam damai itu sangat indah. 😉
5. Pantai Nirmala Beach Resort
Sempat mampir untuk beristirahat di pantai ini. Pantai Nirmala yang berada di area hotel Nirmala Beach ini indah dan bersih, menyegarkan mata melihat hamparan laut dengan gradasi warna yang mengkilat kilat ditimpa sinar matahari bagai kristal yang bertebaran.
5. Pantai Nirmala Beach Resort
Sempat mampir untuk beristirahat di pantai ini. Pantai Nirmala yang berada di area hotel Nirmala Beach ini indah dan bersih, menyegarkan mata melihat hamparan laut dengan gradasi warna yang mengkilat kilat ditimpa sinar matahari bagai kristal yang bertebaran.
6. Pantai Renuref Kali Biru
Lanjut petualangan kami diantar oleh supir mobil yang kami sewa ke perkampungan dimana terletak Pantai Kali Biru. Sebenarnya namanya belum ada hanya saja warga setempat menyebutnya Kali Biru. Disebut Kali Biru karna airnya jernih berwarna biru dan terlihat seperti kali yang mengalir berbentuk kolam jika laut sedang surut.
Lanjut petualangan kami diantar oleh supir mobil yang kami sewa ke perkampungan dimana terletak Pantai Kali Biru. Sebenarnya namanya belum ada hanya saja warga setempat menyebutnya Kali Biru. Disebut Kali Biru karna airnya jernih berwarna biru dan terlihat seperti kali yang mengalir berbentuk kolam jika laut sedang surut.
anak-anak sedang bermain di pantai Kali Biru |
anak-anak bermain di pantai Kali biru |
Pantai Kali Biru yang berada di tengah pantai |
Banyak anak-anak sedang asyik bermain sambil bergaya salto... hah kalo saja saya bawa baju ganti, saya pasti ikut berkubang disitu juga! 😁 seru melihat mereka bikin iriiii. Kalau dilihat bentuknya seperti sumur atau kolam yang dipagari batu karang kira-kira berdiameter 1,5 m.
Saat menuju Pantai Kali Biru kami melintasi sebuah desa, suasana yang indah dan damai, terlihat kesibukan sehari-hari warga setempat. Kami sempat bersantai di Pantai Infron... sebentar dengan remaja setempat yang lagi asyik bercanda sambil memandang laut biru, sungguh indah tempat ini!
Pantai Infron di Biak Timur |
7. Sunset di Pantai Water Basis
Tidak terasa hari sudah mulai sore dan kami lanjut petualangan menuju Pantai Water Basis untuk menikmati sunset yang indah. Pantai Water Basis adalah salah satu pantai yang ada di kota Biak, letaknya masuk di area markas TNI Angkatan Laut jadi kita minta ijin dulu di gerbang pos penjagaannya untuk masuk dan tanpa bayar.
saat sore di Pantai Water Basis, Biak |
Pantai ini ternyata ramai pengunjung, ada pondokan tempat berteduh dan banyak juga yang jual jajanan serta anak-anak terlihat bermain di pantai.
sunset yang indah di Pantai Water Basis, Biak. |
Hari ke-2 kami menginap di hotel Asana (Aerotel Biak) letaknya disebrang bandara. Hotel ini sangat rekomen selain letaknya dekat dengan kota Biak, fasilitas kamar yang bersih dan menu sarapan pagi nya juga bagai hotel berbintang dengan harga Rp 525.000/nite/room. Hari ini kami menjelajah ke daerah Biak Utara, perjalanan panjang dimulai untung saja jalanan yang dilalui diaspal mulus tanpa hambatan. Suasana jalan terlihat sepi dan saat melintasi sebuah jalan kami melihat ada dekorasi Paskah, indah sekali.... pemuda di daerah ini sangat kreatif juga yaah.... kami seperti melewati bukit Golgota!
dekorasi Paskah, Biak |
8. Air Terjun Wafsarak
Tempat berikutnya yaitu Air terjun
Wafsarak atau sering juga di sebut air terjun Warsa. Letak Air terjun
ini ada di Biak Utara tepatnya di Distrik Warsa. Dengan menempuh perjalanan lumayan jauh
dan melelahkan dengan lama perjalanan sekitar 1,5
jam dari Kota Biak. Akses menuju Air Terjun Wafsarak cukup mudah karena letaknya yang berada
di pinggir jalan raya. Setelah sampai di lokasi kami harus jalan
kaki terlebih dahulu ke dalam sejauh 200 meter. Harga tiket menuju Air Terjun Wafsarak yaitu Rp
35.000,- per rombongan.
Ternyata perjuangan yang melelahkan akhirnya terbayarkan. Air Terjun yang indah dan masih alami ini memiliki ketinggian kurang lebih sekitar 10 meter menyajikan keindahan dan ketenangan di tengah teduhnya pepohonan yang mengairi sungai dibawahnya. Kami disambut dengan gemericik air terjun. Air yang ada di sungai di bawah air terjun berwarna hijau kebiru-biruan sangat menggoda untuk berenang disini.
Memang masih sedikit wisatawan yang berkunjung kesini, mungkin masih kurangnya informasi dan promosi dari Pemda setempat. Namun hal ini justru menambah keuntungan tersendiri bagi kami karena bisa bebas menikmati indahnya Air Terjun seperti milik pribadi. Pemandangan di sekitar air terjun pun masih sangat alami, bahkan sampah tidak dijumpai disini karena penduduk setempat sangat menjaga kebersihan Air Terjun ini. Puas berenang dan bermain di sekitar Air Terjun, kami juga melihat anak-anak setempat bermain air dengan melompat ke dalam air dari atas tebing. Tidak mau ketinggalan saya pun mencoba naik ke tebing tapi tidak berhasil karna licinnya batu-batu yang berlumut... akhirnya saya jatuh ke air sebelum sampai ke puncak tebing... hahaha seru dan mengasyikan....
Diseberang jalan dari Air Terjun Warsarak ada pantai, iseng mampir karna ingin tahu suasananya, ternyata indah juga.... masih terlihat alami dengan pasir yang berwarna agak ke warna pink saya lihatnya :-) indah!
9. Pantai Batu Pica
Pantai Batu Pica Sauri atau sering juga disebut Pantai Batugong, pantai dengan karang alami yang terbentuk di pesisir utara Biak. Bentuk karang ini indah bak potongan meja di pingir laut, dan bisa memecah ombak di bibir Samudera Pasifik. Saat gelombang pasang ombak Samudera Pasifik menerpa batugamping koral dari Formasi Mokmer, terciptalah semburan air yang menjulang hingga setinggi 15 m. Tingginya semburan air tersebut menjadi daya tarik utama dari pantai yang berada di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua ini.
Disebut Pantai Batugong mungkin karna bunyi gong yang terdengar akibat benturan ombak pada batu membuat masyarakat sekitar menamainya Pantai Batugong. Karena pantai ini langsung batu karang yang tinggi dan ombaknya gede pastinya bahaya untuk berenang disini dan jangan terlalu dekat dibibir karang sangat bahaya karna ombak besar bisa tiba-tiba datang menghempas... masih ingat kejadian itu, dan teman sempat mengabadikannya.
10. Pantai Wari
Ternyata perjuangan yang melelahkan akhirnya terbayarkan. Air Terjun yang indah dan masih alami ini memiliki ketinggian kurang lebih sekitar 10 meter menyajikan keindahan dan ketenangan di tengah teduhnya pepohonan yang mengairi sungai dibawahnya. Kami disambut dengan gemericik air terjun. Air yang ada di sungai di bawah air terjun berwarna hijau kebiru-biruan sangat menggoda untuk berenang disini.
Air Terjun Wafsarak, Biak |
Memang masih sedikit wisatawan yang berkunjung kesini, mungkin masih kurangnya informasi dan promosi dari Pemda setempat. Namun hal ini justru menambah keuntungan tersendiri bagi kami karena bisa bebas menikmati indahnya Air Terjun seperti milik pribadi. Pemandangan di sekitar air terjun pun masih sangat alami, bahkan sampah tidak dijumpai disini karena penduduk setempat sangat menjaga kebersihan Air Terjun ini. Puas berenang dan bermain di sekitar Air Terjun, kami juga melihat anak-anak setempat bermain air dengan melompat ke dalam air dari atas tebing. Tidak mau ketinggalan saya pun mencoba naik ke tebing tapi tidak berhasil karna licinnya batu-batu yang berlumut... akhirnya saya jatuh ke air sebelum sampai ke puncak tebing... hahaha seru dan mengasyikan....
Diseberang jalan dari Air Terjun Warsarak ada pantai, iseng mampir karna ingin tahu suasananya, ternyata indah juga.... masih terlihat alami dengan pasir yang berwarna agak ke warna pink saya lihatnya :-) indah!
9. Pantai Batu Pica
Pantai Batu Pica Sauri atau sering juga disebut Pantai Batugong, pantai dengan karang alami yang terbentuk di pesisir utara Biak. Bentuk karang ini indah bak potongan meja di pingir laut, dan bisa memecah ombak di bibir Samudera Pasifik. Saat gelombang pasang ombak Samudera Pasifik menerpa batugamping koral dari Formasi Mokmer, terciptalah semburan air yang menjulang hingga setinggi 15 m. Tingginya semburan air tersebut menjadi daya tarik utama dari pantai yang berada di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua ini.
Pantai Batu Pica di bagian sisi kanan pantai:
Disebut Pantai Batugong mungkin karna bunyi gong yang terdengar akibat benturan ombak pada batu membuat masyarakat sekitar menamainya Pantai Batugong. Karena pantai ini langsung batu karang yang tinggi dan ombaknya gede pastinya bahaya untuk berenang disini dan jangan terlalu dekat dibibir karang sangat bahaya karna ombak besar bisa tiba-tiba datang menghempas... masih ingat kejadian itu, dan teman sempat mengabadikannya.
gak nyangka! ombaknya gede banget eiih.... Batu Pica |
Pantai Batu Pica ( Batu
Gong )
merupakan salah satu pantai di Biak yang paling banyak dikunjungi
meskipun jarak untuk menempuh pantai tersebut dibilang cukup jauh dan
melelahkan.Namun lelah itu terbayarkan ketika sampai disana karena kita
akan disambut dengan deburan ombak pecah diantara batu karang, pantai.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
1. Pantai Batu Pica (
Batu Gong )
merupakan salah satu pantai di Biak yang paling banyak dikunjungi
meskipun jarak untuk menempuh pantai tersebut dibilang cukup jauh dan
melelahkan.Namun lelah itu terbayarkan ketika sampai disana karena kita
akan disambut dengan deburan ombak pecah diantara batu karang, pantai.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
1. Pantai Batu Pica (
Batu Gong )
merupakan salah satu pantai di Biak yang paling banyak dikunjungi
meskipun jarak untuk menempuh pantai tersebut dibilang cukup jauh dan
melelahkan.Namun lelah itu terbayarkan ketika sampai disana karena kita
akan disambut dengan deburan ombak pecah diantara batu karang, pantai.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
1. Pantai Batu Pica (
Batu Gong )
merupakan salah satu pantai di Biak yang paling banyak dikunjungi
meskipun jarak untuk menempuh pantai tersebut dibilang cukup jauh dan
melelahkan.Namun lelah itu terbayarkan ketika sampai disana karena kita
akan disambut dengan deburan ombak pecah diantara batu karang, pantai.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
fiuuuh.... selamat! thanks God. |
10. Pantai Wari
Tujuan berikutnya ke Pantai Wari (Warsa) tidak jauh dari Pantai Batu Pica, terletak di Desa Yobdi masih di Biak Utara, merupakan salah satu tempat rekreasi pantai karena memiliki pasir putih yang cukup panjang dengan pemandangan yang indah dan eksotis. Pantai ini terletak di pinggir jalan raya. Di Pantai Wari kita dapat bersantai santai (istirahat) di pondok-pondok tradisional yang sudah dibangun oleh penduduk setempat atau duduk santai di pasir pun ok. Tersedia juga tempat bilas/mandi, WC pun telah tersedia jadi jangan khawatir jika mandi mandi di pantai, dengan mudah kita dapat membersihkan diri dengan mengganti pakaian.
Berjalan jalan ditepian pantai, kita dapat pula mandi di sungai air tawar karena diujung pantai terdapat sungai yang bermuara di pantai wari ini. O iya.. jangan lupa sebelum ke Pantai Wari siapkan dahulu perbekalan makan minum secukupnya, maklum disini masih sangat alami, tidak ada pedagang yang berjualan makanan atau minuman. Alat berenang (baju renang) ataupun kaos atau baju ganti secukupnya. Kami hanya duduk-duduk santai menikmati keheningan sambil merasakan angin yang berhembus pelan.
11. Kolam Biru
Saat perjalanan pulang, menuju kota Biak kami sempat mampir ke Kolam Biru. Masyarakat sekitar Desa Paray menyebutnya Kolam Biru, yang sebenarnya adalah kolam pemandian alam yang terletak didalam gua (karst). Air yang tertampung oleh gua tersebut menyisakan ruangan seperti kolam pemandian. Masyarakat sekitar memanfaatkan tempat tersebut untuk mandi dan tempat bermain untuk anak-anak.
Saking jernihnya airnya nampak berwarna biru sehingga masyarakat setempat menyebutnya Kolam Biru. Letaknya masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Biak Kota, posisinya tidak teralu jauh dari Pantai Paray dan Monumen Perang Dunia II. Meski posisinya berada di sisi jalan utama, agak kesulitan menemukannya jika tidak bertanya pada masyarakat sekitar, karena tidak adanya papan informasi petunjuk lokasi dan arealnya tersembunyi di bawah lembah. Pesan saya: untuk datang kesini jangan terlalu sore karena sinar matahari sudah terhalang rimbunnya pepohonan disekitar goa dan penerangan pun tidak ada.
jernihnya air Kolam Biru hingga tembus ke dasarnya |
Kolam Biru yang jernih |
Tidak lengkap rasanya jika tidak membawa oleh-oleh dari Kota Biak. Namun, sayangnya di Kota Biak hanya ada satu toko cinderamata, yaitu di Iriani Art Shop Jalan Imam Bonjol. Di sini Anda bisa mendapatkan berbagai jenis oleh-oleh, seperti gantungan kunci khas papua, patung, t'shirt, hingga kain batik khas Irian. Jangan lupa ada toko roti Aru. Toko roti yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda ini menyediakan roti dan kue sebagai oleh-oleh. Roll gulung dan roti roll manis bisa menjadi pilihan dengan harga masing-masing sekitar Rp 40.000 dan Rp 10.000.
Oh iya... untuk menghindari terkena malaria tetap dianjurkan meminum pil anti
malaria, sebelum berkunjung ke Biak, setibanya disana dan setelah kembali dari
Biak. Bagaimanapun daerah Papua masih rentan dengan epidemi Malaria.
Biak Kota
Obyek Wisata dan Tempat yang menarik di wilayah Biak Selatan (Kota) :
-Pantai Water Basis -Taman Anggrek -Taman Burung -Kolam Biru -Pantai Parai -Musium Biak -Goa Jepang
Biak Timur
Biak Timur dapat ditempuh dengan jalan darat menggunakan kendaraan roda empat maupun dua selama 20 - 30 menit. Obyek Wisata dan Tempat yang menarik yang berada di Biak Timur:
- Pantai Bosnik - Pantai Barito - Tanjung Barari - Hutan Damar Adibai - Kepulauan Padaido
Biak Utara
Biak Utara yang berjarak kurang lebih 60 km dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua, jarak tempuh sekitar 1 jam. Dan ada beberapa objek wisata yang menarik disana seperti:
- Pantai Korem Biak Utara - Pantai Wari - Air Terjun - Batu_Gong
Biak Barat
Biak Barat mempunyai beberapa tempat yang menarik , untuk sampai kesana dapat menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Ada beberapa tempat yang menarik disana seperti:
- Air Terjun Wardo - Hutan Sopen - See more at: http://franskaiseipo-airport.com/detail/wisata/objek-wisata-biak-numfor#sthash.JqE6cEMQ.dpuf
Obyek Wisata dan Tempat yang menarik di wilayah Biak Selatan (Kota) :
-Pantai Water Basis -Taman Anggrek -Taman Burung -Kolam Biru -Pantai Parai -Musium Biak -Goa Jepang
Biak Timur
Biak Timur dapat ditempuh dengan jalan darat menggunakan kendaraan roda empat maupun dua selama 20 - 30 menit. Obyek Wisata dan Tempat yang menarik yang berada di Biak Timur:
- Pantai Bosnik - Pantai Barito - Tanjung Barari - Hutan Damar Adibai - Kepulauan Padaido
Biak Utara
Biak Utara yang berjarak kurang lebih 60 km dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua, jarak tempuh sekitar 1 jam. Dan ada beberapa objek wisata yang menarik disana seperti:
- Pantai Korem Biak Utara - Pantai Wari - Air Terjun - Batu_Gong
Biak Barat
Biak Barat mempunyai beberapa tempat yang menarik , untuk sampai kesana dapat menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Ada beberapa tempat yang menarik disana seperti:
- Air Terjun Wardo - Hutan Sopen - See more at: http://franskaiseipo-airport.com/detail/wisata/objek-wisata-biak-numfor#sthash.JqE6cEMQ.dpuf
Ada hal menarik mengenai kata "Biak". Warga kota Biak memberikan kepanjangan pada nama kotanya dengan Bila Ingat Akan Kembali! Ketika kami menghabiskan tiga hari di kota ini, rasanya kepanjangan tersebut ada benarnya. Bagaimana tidak hampir semua tempat di kota Biak, Kabupaten Biak Numfor, Papua, memberikan kenangan yang tidak akan terlupakan!
Hi Mba Reni,
BalasHapusSalam kenal yaa ^^
Agustus ini Saya dan beberapa teman berencana berkunjung ke Biak.
Selain tempat" diatas yang sudah direkomendasikan, ada info kuliner nikmat di Biak ga mba?
Terima kasih