Goa Jepang Binsari, Biak - Papua
Goa Jepang Binsari terletak di Desa Ambroben daerah Sumberker Biak - Papua atau sekitar 15 menit dari pusat
keramaian kota Biak. Goa Jepang merupakan salah satu peninggalan pada masa perang dunia ke 2.
Goa ini selain dijadikan tempat wisata (museum)
bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara, konon Goa ini merupakan
tempat wajib turis Jepang yang singgah di Biak untuk berziarah mengingat
banyaknya nyawa prajurit Jepang yang tewas di Goa ini.
pintu Goa Jepang Binsari |
Goa Jepang ini oleh warga setempat dinamakan abyab Binsari. Abyab yang
artinya "goa" dan "binsari" yang artinya "nenek". Dahulu goa ini ditemukan oleh seorang nenek, yang menemukan sumber
mata air jernih di sekitar goa dan akhirnya menjadikan goa ini tempat persinggahan yang
nyaman untuk beristirahat setelah berladang.
Tiket masuk lokasi ini, dikenakan biaya masuk Rp50.000 per-kelompok tapi saat itu saya berdua. Kami
dianter ke arah Goa Jepang yang teletak sekitar 50 meter dari rumahnya.
Berjalan
melewati jalan setapak ke bagian dalam, melintasi barisan
pohon-pohon rindang dan terdengar suara tonggeret bersahutan. Goa yang
satu
ini unik karena merupakan goa alami jalan menuju goa masih tertutup
pohon dan dedaunan. Di sana terdapat
2 lubang gua besar dengan diameter sekitar 12 meter dan kedalaman lebih
dari 20 meter.
Relik-relik yang tersisa dari masa Perang Dunia ke II di pelataran situs Goa Jepang Binsari terlihat masih nampak. Titian tangga menuju ke dalam Goa Jepang Binsari. Masuk terus ke dalam Goa Jepang kita akan disuguhkan dengan bentuk Goa Jepang yang menjorok ke bawah. Tempat persembunyiannya ditutupi oleh banyak pohon dan juga bebatuan. Terdapat juga stalaktit di dalamnya.
Relik-relik yang tersisa dari masa Perang Dunia ke II di pelataran situs Goa Jepang Binsari terlihat masih nampak. Titian tangga menuju ke dalam Goa Jepang Binsari. Masuk terus ke dalam Goa Jepang kita akan disuguhkan dengan bentuk Goa Jepang yang menjorok ke bawah. Tempat persembunyiannya ditutupi oleh banyak pohon dan juga bebatuan. Terdapat juga stalaktit di dalamnya.
Konon sejarahnya, Goa Jepang ini tempat persembunyian tentara-tentara
Jepang dari kepungan tentara Sekutu saat perang dunia ke-dua. Seakan
tidak ingin kehilangan moment tersebut dan ingin terus
menghidupkan kembali saat-saat Perang Dunia II dalam pendudukan Jepang
dan pemboman tentara
sekutu di Biak, kami langsung berjalan menuju Goa Jepang. Melihat di
sekitar goa semakin memperlihatkan
betapa ketatnya persembunyian tentara Jepang di Biak saat itu. Ada
lubang besar bekas jatuhnya bom sekutu. Bagaikan saksi bisu yang
terkubur didalam gua
dingin yang ditumbuhi banyak lumut di sepanjang jalan ke mulut gua.
Tidak lama kami didalam goa, hanya melihat-lihat sebentar dan mengambil
beberapa poto saja dan kembali lagi ke rumah penjaga goa.
Di kamar tamu rumah yang mereka huni dipampang sejumlah
foto, peta, pisau, amunisi, dan sejumlah tulang-belulang disimpan di
sana. Warga yang berkunjung ke sini diperbolehkan masuk dan melihat,
juga memotret. Menurut cerita penjaga goa Binsari memiliki lorong
yang tembus hingga Gua Jepang Lima Kamar di tepi pantai yang menghadap
ke Samudera Pasifik... tapi sayang kami saat itu belum kesampaian melihat goa 5 kamar.
Di sekeliling halaman rumah penjaga goa Jepang ini kita bisa melihat
barang-barang sisa-sisa peninggalan perang yang digunakan
oleh pihak Jepang melawan tentara sekutu. Seperti amunisi, senjata laras
panjang, laras
pendek, meriam, rudal, granat, topi, botol minuman, baju tentara,
wajang, pisau sampai baling-baling pesawat dipajang di halaman depan.
Mengunjungi goa Binsari mengingatkan kita akan kekejaman perang! Semoga
kekejaman di masa lalu tidak terulang lagi dan ini menjadi refleksi
untuk perbaikan masa depan,
peperangan dan penjajahan harus diakhiri dan memilih jalan dialog menuju
perdamaian. Hidup dalam damai itu sangat indah. 😇
Tidak ada komentar:
Posting Komentar