Bunaken pilihan playground kami kali ini! Saya dan Emily kabur untuk diving. Pada pertengahan bulan Februari, cemas-cemas sedeeep nih! karna bulan penghujan... semoga selalu ceraah yaaah! ;-) Ada yang beda pada trip kali ini, kami menggunakan EO dalam petualangan kali ini, yaitu pada bang Reinhart: dive master dari Minanga Divers untuk mengurus trip diving kami. Pokoknya recommended deh... harga juga bersahabat hehee. Paketnya dari menjemput kami dari/ke bandara, penginapan, makan dan tentunya diving. Karna saya hanya berdua saja, kami minta pada bang Reinhart agar kami digabungkan pada kelompok lain....Open diving trip gitu deh. Ini tips diving tripnya biar biayanya gak mahal cuy! heheee.....
Mengenai cerita tentang Taman Laut Bunaken, Bunaken merupakan salah satu dari sejumlah kawasan konservasi alam atau taman nasional di Indonesia yang berada di Sulawesi Utara. Secara keseluruhan Taman Laut Bunaken meliputi area 75.265 hektar dengan lima pulau di dalam nya yaitu Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage dan Pulau Naen. Pulau Bunaken adalah salah satu dari 5 pulau yang tersebar beberapa kilometer dari pesisir pantai Kota Manado. Taman Nasional Bunaken didirikan 1991 dan merupakan Taman Laut Pertama di Dunia dan pada 2005 menjadi situs warisan dunia setelah di daftarkan Indonesia ke UNESCO.
Total penyelaman yang kami lakukan ada 7 kali, 1 check dive di hari pertama, 3 kali dive per hari di hari kedua dan hari ketiga. Hari ke empat kami habiskan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota Manado.
flying in the ocean make me feel happy ;-) |
Check Dive : Sedona Reef House
Hari pertama: Setibanya di kota Manado kami meminta pak supir yang menjemput kami untuk mengantarkan ke tempat makan bubur Manado, memang blom saatnya makan siang tapi sudah lewat jauh untuk waktunya sarapan. Setelah kenyang kami dibawa ke pos Minanga sekitar pukul 12 siang. Setelah beberes, sekitar jam tiga sore kita check dive dulu. Secara udah lama banget gak diving, saya agak kesusahan menyeimbangkan bouyancy. Sore itu airnya agak keruh dan lumayan banyak ikan-ikan hias yang baru pertama kali saya lihat. sempat ketemu blue ribbon eel, Seru! Bikin gak sabar untuk enam diving berikutnya!
Taman laut Bunaken. |
Me and Elly start to journey |
Diving hari ke-2 : Fukui, Muka Kampung, Bulo
Hari kedua dimulai sekitar pukul delapan. Kelompok kami hari total 6 orang diantaranya: sepasang turis dari China dan sepasang lagi dari Perancis Setelah selesai sarapan, langsung deh kita go go... Spot pertama tempat kita turun namanya Fukui. Airnya jernih sehingga visibilitynya juga bagus. Banyak banget ikan ikannya. Ada 2 kima raksasa, dan sempat bermain dengan puffer fish yang lagi ngaso diantara coral, yang paling seru adalah waktu saya melihat ikan-ikan kuning kecil banyak sekali seperti hujan turun mengikuti kontur sepanjang wall.
underwater great walls Bunaken |
ada 2 Kima raksasa loh di Fukui, Bunaken |
Spot kedua adalah Muka Kampung. Namanya Muka Kampung karena spot ini terletak di depan perkampungan. Nah disini adalah wall diving. Keindahan underwater great walls yang di sebut "hanging walls" atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas.... sampe-sampe dasar lautnya pun tak terlihat. Keren! Jadi kita menyusuri wall dan bertemu dua penyu! Satu penyu besaaaaaaar banget, kayaknya lebih besar daripada rentangan tangan saya. Dia lagi diem gitu diperaduannya dengan ikan ikan berenang di atasnya. Di sini juga akhirnya ngeliat Napoleon fish dengan cukup jelas :) Maklum, mata silindris, kalo airnya ga jernih jernih amat semuanya jadi berbayang. Hahaha.
Spot yang ketiga namanya Bulo. Nah Bulo ini agak berlumpur. Banyak coralnya yang uda bleaching. Tapi di sini ketemu banyak banget nude, binatang-binatang kecil yang kerap nyaru dengan lumpur. Ada penyu juga di sini, tapi ga sebanyak di Muka Kampung.
underwater great walls, Bunaken |
Napoleon fish dari Bunaken |
waktunya sarapan pagi, buddy!! |
Diving hari ke-3 : Manadotua, Siladen
Setelah makan pagi di hotel, dijemput oleh local guide untuk diving. Diving hari ketiga ini menuju Manadotua. Bareng-bareng bersama kami adalah 3 orang diver Jepang yang, seorang turis dari China jadi kami berenam dan + 3 orang guide.
Yang paling berkesan di sini itu adalah ikannya banyak sekali dan bertemu beberapa turle. Sempet ketemu nudibrance juga dan ada kuda laut itu ternyata ukurannya macem-macem. Nah yang di sini ukurannya itu cuma berapa senti gitu, kecil banget. Butuh kesabaran untuk akhirnya bisa melihat dengan baik dan benar. Di sini juga ketemu si ikan Napoleon. Dia asik terbang melayang diatas coral.
Dan Manadotua menjadi tempat terakhir diving kali ini. Seru! Walaupun banyak yang bilang Taman Nasional Bunaken sudah rusak, ga terawat, tetep saja bagus kalo menurut saya.
Berbeda dengan pulau Bunaken dan Manadotua, pulau Siladen dikelilingi oleh Pantai pasir putih yang dipenuhi dengan hamparan pohon kelapa.
Sebenarnya dua hari untuk diving di sini agak kurang karena kita cuma punya satu hari saja untuk di sekitaran Bunaken-nya. Kalau mau puas banget, kayaknya harus 4 hari deh. Kata dive masternya, kita ini belum ke best spot nya juga. Masih banyak tempat-tempat lain dengan ikan yang lebih bervariasi. Ga kebayang deh, yang ini aja saya sudah seneng banget. Hehehe.
Moray eel lagi ngintip ^_^ |
Hari ke-empat, jalan-jalan ke Pasar Ekstrem Tommotou, Bukit Kasih dan Danau Tondano
Hari terakhir ke Manado tentu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Waktunya menikmati keindahan alam kota Manado dari ketinggian 500 meter (Tinoor), kota sejuk Tommohon. Ada
tiga objek wisata yang kami jadikan tujuan plesir hari itu : Tommohon, Bukit Kasih dan Danau Tondano. Rencana hari ini adalah checkout,
jalan jalan, lalu langsung ke bandara pulang ke Jakarta dengan pesawat malam.
Kami menyewa mobil bang Reinhard Minanga dengan sekalian supirnya. Jarak dari satu tempat ke tempat yang lain cukup jauh, sekitar 1-2 jam lah. Di perjalanan menuju Danau Tomohon dan mampir ke pasar extrim yang menjual daging dari hewan-hewan yang gak umum untuk dimakan seperti kucing, ular, tikus, kalelawar, anak-anak anjing, sempat mampir untuk melihat Monumen Yesus Memberkati.
Bukit Kasih. Ini adalah objek wisata yang cukup menarik. Sesuai namanya, ini adalah bukit dengan pemandangan yang cukup indah. Di puncak bukit itu ada lima buah rumah ibadah, mewakili lima agama. Lalu di badan bukit itu terdapat ukiran wajah Adam dan Hawa
Untuk mencapai puncak bukit itu, lumayan juga jalurnya. Menanjak dan
cukup terjal. Walaupun sudah di beton, tetap saja ngos-ngosan begitu
sampai ke puncak. Butuh waktu mungkin sekitar 30 menitan. Tapi capeknya
langsung terbayar begitu melihat pemandangan dari puncak bukit.
Pasar Ekstrem Tommotou
Pasar ini sedikit surealis. Tempatnya agak kedalam dan sedikit berbau anyir, mengingatkan saya akan pasar induk tetapi dagangannya lebih ekstrem. Tidak banyak yang bisa
dilakukan di situ karena ketika kami datang sudah kesiangan, barang dagangan sudah tidak banyak, tapi kami sempat melihat potongan daging kucing ada juga yang masih utuh, ada juga tikus, kalelawar, anjing berbagai ukuran, ular sanca, dan juga babi. Tidak lama saya disitu karna bikin mules perut setelah melihat kucing-kucing yang sudah gosong siap dipotong itu.
Danau Tondano
Makan siang di lokal restoran di tepi Danau Tondano. Ini dia tujuan wisata terakhir. Jaraknya cukup jauh dari Bukit Kasih.
Hmmm, jadi ini adalah danau yang cukup besar. Kami cuma melihat-lihat
saja karena tidak ada spot tertentu juga yang bisa disinggahi. Plus kami
juga kelaparan karena belum makan siang, jadi setelah foto-foto
sebentar, segera deh cari tempat makan. Kami singgah di sebuah rumah
makan pinggir sawah dengan pemandangan yang hijau.
Goa Jepang Kawangkoan, Manado |
ada 2 wajah terukir di Bukit Kasih, Manado |
tangga menaiki Bukit Kasih, Manado |
Pisang goreng dengan sambal Roa |
Kuliner di Manado menyenangkan walaupun di sana ga ada makanan yang
rasanya manis. Hahaha. Saya agak kurang tekun mencatat tempat makannya,
tapi yang paling saya ingat tentu saja es kacang dan bubur manadonya.
Kayaknya itu makan di mana aja rasanya sama, saya benar-benar lupa
tempat makannya di mana. Maaf ya. Hehehe. Mesti cobain Pisang Goreng dengan sambal ala Manado yaitu sambel Roa. Satu lagi Nasi Kuning Saroja terletak di Jalan Diponegoro ini adalah nasi kuning biasa
dengan tambahan telur rebus dan bumbu ikan asap, khas Manado...hmm... tapi ternyata: maknyuus deh!
Pulau Manadotua, Bunaken |
Ada pesan dari orang Manado:
"Jalan-jalan ke Manado... Jangan lupa mampir Tondano, kalo so di Manado nyanda afdhol kalo gak ke Bunaken,
tapi... kalo ngoni so di Bunaken trus nda nyelam …sungguh! Kenikmatan alam yang terlewatkan!"
hehehe... ternyata benar juga loh! ^_^
Bandara Sam Ratulangi, Manado |
Sekian cerita jalan-jalannya. Walaupun banyak yang bilang sudah tidak bagus lagi, bagi saya Taman Nasional Bunaken tetap menjadi tempat berkesan untuk diving, terutama untuk wall divingnya. Ayo ayo masukan ke bucket listnya! Pesan yaaa.... keindahan Pulau Bunaken memang sangat memukau, tapi ingat kawan, disini tidak diizinkan untuk membuang sampah sembarangan, baik di darat ataupun di laut.
menikmati suasana sunset di tepi pantai |
Bunaken Map
ternyata di dalam laut banyak keindahan yang saya tidak tau
BalasHapus