Petualangan kami ke Labengki akhirnya terwujud setelah hampir
setahun hanya menjadi angan-angan. Terkumpulah 7 orang petualang yang
akan ikut dalam petualangan ini dan kami bergabung dengan open trip Hepitrip
untuk meringankan biaya sewa kapal yang harganya cukup mahal jika
ditanggung hanya 7 orang saja dan kami digabungkan dengan yang lain
akhirnya menjadi 17 orang. Sesuai rencana, petualangan ini akan
dilaksanakan selama tiga hari berangkat Jumat tengah malam tanggal 21
dan kembali Senin malam, pada tanggal 24 April 2017. Lokasi yang akan dikunjungi Labengki Kecil, Labengki dan Sambori dengan island hopping.
Pulau Labengki adalah surga baru tujuan wisata alam di Provinsi Sulawesi Tenggara-Indonesia, yang terletak di Konawe Utara, di Teluk Lasolo, Kecamatan Lasolo, Sulawesi Tenggara. Tidak ada sarana transportasi umum ke Labengki, dari Kendari dengan kapal sewaan ukuran 1,8x11m dan lamanya perjalanan dari Kendari menuju Pulau Labengki, sekitar 3 - 4 jam tergantung cuaca dengan melintasi perairan Banda Basin Utara.
Menurut sejarahnya, kata Labengki diambil dari bahasa "Tolaki" (suku setempat) "Laabenggi", yang berarti "ewer" atau sejenisnya, sejak dulu masyarakat setempat biasanya menggunakan ewer sebagai wadah untuk menyimpan air dan Pulau Labengki jika terlihat dari tempat-tempat yang jauh, maka akan terlihat seperti "ewer", so thats mengapa orang menamakannya "Laabenggi" dalam bahasa Indonesia menjadi Labengki.
Pulau Labengki menawarkan panorama yang eksotis, sepi dan alami, dikelilingi perbukitan berbatu hijau dan memiliki keanekaragaman hayati laut bawah laut yang sangat indah, di satu sudut gunung batu ada beberapa jenis anggrek yang tumbuh alami sehingga dapat dikatakan kawasan Pulau Labengki adalah Sangat ideal dan cocok dijadikan tujuan wisata bahari di Indonesia terutama di Sulawesi Tenggara.
Hari Pertama
Kami mengawali perjalanan
dari Kota Jakarta, tiba di Bandar Udara Haluoleo jam 7.15 pagi dan langsung dijemput mobil Avanza yang dikemudikan bang Akbar yang telah kami sewa dari Jakarta menuju pelabuhan penyebrangan. Seusai mendapatkan briefing dari tim, kami bersiap untuk menaiki kapal kayu yang
akan mengantarkan kami ke Labengki. Setelah dua jam mengarungi lautan, dalam perjalanan kami mampir di Desa Laimo, untuk makan siang terlebih dahulu dan sempat berfoto di dermaga kayu, setelah itu baru melanjutkan perjalanan laut ke
Pulau Labengki Kecil yang dapat ditempuh selama 1 jam 30 menit. Selama perjalanan, kami disuguhi pemandangan dan suasana laut yang
tenang. Walaupun matahari bersinar terik kami tidak merasa terlalu
kepanasan karena terbantu oleh hembusan angin laut yang kuat cukup.
Pulau Lebengki terdiri dari beberapa pulau besar dan pulau-pulau kecil, 5 nama pulau besar itu Labengki Besar, Labengki Kecil (kecil), Pulau Namira, Pulau Tukoh Kulay dan Mauang, sedangkan pulau-pulau kecilnya terdiri dari 20 pulau yang belum memiliki nama. Pulau yang memiliki populasi adalah Pulau Labengki Kecil.
Tidak heran orang menyebut Pulau Labengki sebagai miniatur Raja Ampat. Pesona keindahan alamnya begitu mengharukan hati, terutama pulau-pulau yang berserakan tersebut masih jarang dijamah oleh travelers. Sepanjang perjalanan ke sana mata tak putus dimanjakan dengan keindahan pulau-pulau yang masih 'virgin' dan cantik.
memancing ikan |
Perkampungan Suku Bajo |
Untuk menginap ada homestay, cottage sampai resort tetapi kami menginap di Balai Desa di pulau Labengki Kecil dengan beralaskan matras dan jangan lupa membawa bantal kecil atau bantal traveling karena tidak tersedia dan juga sarung yaa untuk teman tidur. Disini kita mesti menghemat penggunaan air tawar untuk mandi atau berbilas, karna disini kita harus membeli air dengan harga yang mahal dimana satu jerigen kecil dihargai Rp 5.000 sedangkan 1 galon air berharga Rp15.000, so hemat yaa... ^_^
Untuk resort bisa kontak langsung websitenya Kimaboe Lagoon Cottage & Villa (Labengki Nirwana Resort Group) dan tentu saja harga sangat berbeda dengan menginap di rumah penduduk yaa...
Hari Kedua
Perjalanan rute kami hari ini explore pantai dan bebatuan karts menuju Sombori di Sulawesi Tengah, dan berpetualang ke Pulau Koko, Pulau Mbokita, Goa Allo, Rumah Nenek karena rumah tersebut dihuni oleh seorang nenek, dan sore hari kami kembali ke Labengki.
Perjalanan rute kami hari ini explore pantai dan bebatuan karts menuju Sombori di Sulawesi Tengah, dan berpetualang ke Pulau Koko, Pulau Mbokita, Goa Allo, Rumah Nenek karena rumah tersebut dihuni oleh seorang nenek, dan sore hari kami kembali ke Labengki.
Jam 05:00 Wita usahakan untuk bangun dan nikmati matahari terbit dari Pulau Labengki Kecil sambil menikmati suasana kampung nelayan sudah sibuk dengan aktifitas pagi-nya. Setelah sarapan kami langsung melanjutkan petualangan yaitu mengexplore pulau Labengki treking keatas bukit kars dan dari puncaknya kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah mirip dengan pemandangan Raja Ampat namun dengan versi mini dan setelah itu kami snorkeling. Setelah makan siang treking ke bukit untuk melihat view raja ampatnya Sulawesi Tengah.
Setelah
snorkeling kita akan mengunjungi Pulau Kusino juga dikenal sebagai
"Labengki Kecil", disini anda mungkin sudah berubah untuk melihat
kehidupan sehari-hari Suku Bajo (gipsi laut) dan kemudian dengan
berjalan terus mengunjungi Goa Allo dan didalamnya terdapat kolam kecil di dalam gua yang berair sangat dingin dan banyak kalelawar.
Puluhan pantai berpasir putih bertebaran di setiap sudut pulau dikombinasikan dengan air yang jernih dan hamparan karang berwarna-warni dan berbagai pulau kecil yang mengelilingi kawasan pulau, menjadikan Labengki sebagai surga bagi pencinta laut, nelayan, climbers dan Pecinta Anggrek.
Selain memiliki pesona alam yang menakjubkan, daerah pulau Labengki juga merupakan rumah dari spesies kerang raksasa asli yang bernama Kimaboe, salah satu spesies kerang raksasa terbesar di dunia yang ditemukan oleh Tim Tolitoli - Labengki Giant Clam Conservation.
Berendam di Goa Allo, Labengki |
Pulau Labengki adalah surga bagi pecinta laut, dimana kami
ber-snorkeling menjelajahi keindahan bawah lautnya tapi sayang sebagian
karang sudah rusak akibat pukat harimau yang telah dilakukan pihak yang
tidak bertanggungjawab, selain itu kita
juga bisa menjelajahi hutan Labengki dengan dihiasi danau berair
kristal saking jernihnya. Tak lupa kita juga bisa
berinteraksi dengan Suku Bajo dan melihat kehidupan sehari-hari mereka,
yang dikenal sebagai nelayan tangguh di dunia.
Hari ketiga
Seusai sarapan pagi kami melanjutkan perjalanan ke wisata Labengki yang dilanjutkan dengan mengunjungi blue lagoon atau danau Wolo Wolo. Keindahannya di sana bukan main lagi, dan akan membawa kita ke surga yang tersembunyi.
Seusai sarapan pagi kami melanjutkan perjalanan ke wisata Labengki yang dilanjutkan dengan mengunjungi blue lagoon atau danau Wolo Wolo. Keindahannya di sana bukan main lagi, dan akan membawa kita ke surga yang tersembunyi.
Lalu kami menuju Puncak Kayangan dengan mendaki ke laguna Kimaboe yang terletak di puncak gunung untuk melihat panorama pemandangan Pulau Mauang dan lain-lain pulau berbatu kecil di sekitarnya, termasuk Pulau
Alnamira, dan pemandangan terumbu karang yang tersebar di sekitar
pondok Kimaboe Resort disini anda bisa melihat beberapa pulau kecil di sekitar Labengki Island Besar juga dari sini juga bisa melihat Love Bay View.
Love Bay View, Labengki |
Sebelum meninggalan Labengki, kami sempat mampir ke Goa Berlian, dan sensasi pertualangannya begitu indah. Menikmati keindahan pantai berpasir putih. Setelah makan siang, check out dan perjalanan menuju Kendari. Singgah beli oleh-oleh dan dilanjutkan ke Bandara.
Goa Berlian, Labengki |
Goa Berlian, Labengki |
Singkatnya, jika Anda mencari tempat alami untuk liburan di pulau kosong
yang indah yang terasa seperti pulau sendiri dengan tempat-tempat yang
damai dan pemandangan kepulauan yang indah, Pulau
Labengki adalah pilihan tepat. Pulau Labengki adalah
tempat yang cukup dimana kita dapat menikmati sentuhan alam, dengan
banyak pulau berbatu dan juga disebut sebagai The New World for Diving,
Research and Travelling.
Tips Traveling ke Pulau Labengki :
· Waktu yang baik bulan Mei – September
· Hindari awal bulan Agustus, gelombang cukup besar
· Waktu yang baik bulan Mei – September
· Hindari awal bulan Agustus, gelombang cukup besar
Jangan lupa menggunakan:
. topi dan sun glass
. sarung tangan untuk mendaki dibukit kars
. alas kaki yang nyaman dan aman untuk mendaki
Happy Traveling ^_^ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar